-J: penat.

27 7 7
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y  R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

Penanya begitu indah menari diatas hamparan kertas putih, suara lantang seorang pria yang berdiri di depan kelas tampak memenuhi gendang telinga.

Pertanyaan terakhir terjawab, pria paruh baya itu akhirnya memilih pamit pergi setelah waktu untuk kelasnya telah habis.

Hembusan nafas berat Jin keluarkan, memandang catatan materi yang tersusun rapi di buku miliknya.

Ia ingin menetap, menghentikan waktu yang terus memberontak untuk berjalan sebagaimana mestinya. Tubuhnya ia sandarkan, menikmati riuh suara beberapa temannya yang memilih terburu-buru untuk keluar dari kelas.

“Aku pergi dulu, Bae!” sapa salah seorang temannya.

“Kau tak pulang, Bae?” tanya yang lain.

Jin hanya tersenyum atau menggeleng. Bae. Tidak ada seorangpun yang memanggilnya Jin,
atau bahkan Hyojoon.

Lagipula, kemunculannya sebagai anak kandung keluarga Bae cukup menjadi perbincangan hingga beberapa bulan semenjak berita itu dirilis oleh media milik tuan Bae sendiri.

Uang dan uang. Bisnis dan bisnis.

Kesimpulan yang Jin pahami setelah masuk kedalam lingkup keluarga Bae tersebut.

Tak lama permainan pulpennya terhenti tatkala dering telfon disaku bajunya berbunyi menampilkan seutas nama yang kehadirannya selalu mengisi hari seorang Seokjin.

“Ya, Noona?”

“Kau dimana? Kelasmu sudah selesai bukan sejak tadi?”

Jin mengangguk melukiskan seutas senyum tanpa bisa Joohyun lihat. “Ya, ada apa? Supir pribadimu menjemputku?  Katakan aku masih ada urusan.”

“Dia bukan supir pribadiku!”

“Baiklah pacarmu,” kesal Jin.

“Jangan membuatku menarik otot Hyojoon!”

“Aku benci mendengar nama itu.”

Disebrang sana Joohyun berdecak menahan kesal. “Baiklah, lagipula kau yang memulai lebih dulu! Dan asal kau tau Kim itu bukan supir atau pacarku.”

“Syukurlah, kesempatan untukku masih ada.”

“Sudah berandainya?”

“Tidak! Dia masih selalu berada di dekatmu, aku tidak menyukainya.”

“Dia wakilku. Jadi kumohon hentikan omong kosongmu. Cepat keluar, aku menunggumu sejak tadi!”

Sambungan terputus begitu saja, dengan langkah gontai Jin berjalan keluar dari kelas menuruni setiap lantai gedung Universitas lalu menemui Joohyun yang bersandar pada pintu mobil.

K I M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang