sepuluh

3.5K 383 144
                                    




* untuk dsvvty dan LesiDatuok yang gak rela Damon dapet sama London & @aamaraa yang hitung mundur bak malam tahun baru *


SEBASTIAN

Sebastian melepaskan kepalan tangannya dan menarik napas dalam-dalam. Ia merasa seperti manusia gua. Belum pernah ia bersikap posesif terhadap seorang wanita, tak peduli wanita mana pun. Adrenalin terpompa dalam pembuluh darahnya dan yang ingin pria itu lakukan hanyalah merenggut Andin dari Damon dan membawa gadis itu pergi - kemungkinan besar ke kamar tidurnya, di tempat tidurnya. Otaknya terus menjerit mengingatkan bahwa ia akan terlihat seperti orang bodoh jika ia mencoba merayu Andin. Namun ia kini memiliki hard-on (ereksi) akibat berdansa dengan Andin. Andin Williams itu adalah sekretarisnya, ya ampun! Gadis itu bekerja untuknya tapi entah kenapa yang terpikir di otak Sebastian saat ini tidak ada kaitannya apa pun dengan pekerjaan!

London melingkarkan lengannya di pinggan Sebastian. Wanita itu baru saja kembali dari berdansa dengan Damon. "Aku sangat lelah sekarang." London menghela napas dalam-dalam seolah-olah wanita itu baru saja berlari satu mil. "Bisakah kita pergi ke kamarmu sebentar?"

Niat wanita itu sudah jelas. London ingin seks. Sudah tiga kali malam ini kekasihnya itu meminta hal yang sama dan jika Sebastian pintar, sudah seharusnya ia menerima tawaran London. Bagaimanapun juga melakukan seks untuk mengatasi hard-on-nya akan jauh lebih nikmat dibandingkan mandi air dingin dan bermain sabun. Namun Sebastian tidak menginginkan London. Pria itu menginginkan Andin dan tidak ada orang lain selain Andin untuknya.

"Sayang?" London memanggil namanya lagi ketika Sebastian tidak segera menjawab pertanyaannya. Tampaknya tidak terpikir oleh wanita itu bahwa Sebastian sudah tidak lagi tertarik padanya.

"Tidak," akhirnya pria itu menjawab dengan sangat singkat.

Di belakang mereka, sang DJ memainkan lagu bertempo cepat.

"Kalau gitu, gimana kalau menari saja?" London mengerucutkan bibirnya yang indah, mengedipkan matanya dengan nakal sembari mengeratkan pelukannya pada tubuh Sebastian.

Sekali lagi, pria itu menjawab dengan satu kata sederhana. "Tidak."

"Kenapa tidak?"

"Cari orang lain saja, London. Aku akan tinggal di sini sebentar."

London hendak memprotes namun sorot mata pria itu membuatnya terdiam. Alih-alih wanita itu justru tersenyum kemudian mendaratkan ciuman ringan di bibir Sebastian. "Take your time, Babe."

Sebastian memejamkan mata dan membiarkan alunan musik menenangkan pikirannya. Pria itu ingin Andin kembali ke pelukannya, menempel di tubuhnya, cukup dekat sehingga dia bisa merasakan setiap lekuk tubuh dan kehangatan tubuh gadis itu. Pikirannya mulai memainkan serangkaian adegan erotis, memberinya ide tentang hal-hal yang dapat ia lakukan pada Andin. Hal-hal yang gadis itu dapat lakukan pada tubuh Sebastian. Hal-hal yang dapat mereka lakukan bersama.

Pria itu mendesis tatkala tubuh bagian bawahnya kembali menegang. Tubuh ini jelas-jelas menginginkan Andin Williams dan semakin dirinya menolak, semakin ia dibuat gila. Hal ini perlu berhenti. Keinginannya perlu dipuaskan dan Sebastian tahu persis apa yang harus ia lakukan.

* * * * * * *

Sebastian telah mengawasi Andin sepanjang malam. Dilihatnya gadis itu berbaur dengan tamu-tamu yang lain. Andin kenal sebagian besar tamu di sini karena gadis itu setidaknya pernah mengatur meeting dengan mereka sekali atau dua kali selama lima tahun terakhir gadis itu bekerja untuk Sebastian. Dan tentu saja, Damon, kekasih Andin yang sangat berdedikasi itu senantiasa berada di samping gadis itu dan menemaninya. Sebastian kesal bukan main melihat kedekatan tubuh Andin dan Damon. Kian ditunggunya sampai gadis itu benar-benar sendirian.

Akhirnya, kesempatan itu tiba tatkala ia melihat Andin membisikkan sesuatu kepada Damon dan kemudian berbicara dengan tamu-tamu lain yang ia ajak bicara sebelum pergi menjauhkan diri dari mereka dan berjalan menuju lorong. Seringai nikmat menyebar di wajah pria itu.

Untung saja pesta ini diadakan di rumahnya. Sebastian tahu cara tercepat untuk mencapai gadis itu. Meskipun ini bukan pertama kalinya Andin datang ke sini, gadis itu tidak pernah berkelana di dalam rumah Sebastian dan lagipula mansion Sebastian ini amat besar, cukup besar untuk menampung setidaknya lima keluarga dan sepuluh kucing.

Akhirnya gadis itu berhenti di persimpangan, tampak tidak yakin ke arah mana ia harus pergi.

Sebastian berjalan ke arah Andin dan ketika ia sudah cukup dekat dengan gadis itu, pria itu berkata perlahan dengan harapan ia tidak akan membuat Andin takut atau menjerit. "Apakah kau tersesat?"

Andin melompat sedikit sebelum ia membalikkan badan. Raut wajahnya tampak lega ketika gadis itu menyadari bahwa orang yang baru saja menyapanya adalah Sebastian. "Tidak juga. Saya sedang mencari kamar kecil."

Sebastian menjulurkan tangannya. "Kemari, ikutlah denganku."

Andin tampak sedikit bimbang pada awalnya namun akhirnya gadis itu meletakkan tangannya di tangan Sebastian dan pria itu memegang tangannya dengan erat saat mereka berjalan berdampingan melewati beberapa kamar dan kemudian tangga. Pria itu membawanya ke lantai dua dan bergerak ke arah utara. Akhirnya, mereka tiba di sebuah pintu kayu besar dan laki-laki itu membuka pintu untuk Andin.

Gadis itu mengikutinya masuk ke dalam kamar tidur utama yang besar dengan perabotan mahal, lantai marmer, dan balkon besar di depan dengan pemandangan yang indah. Tempat tidurnya tertata rapi, cahaya bulan dari balkon terbuka menyinari seprai abu-abu gelap.

"Kita ada dimana?" Andin bertanya, suaranya terdengar tegang.

Sebastian memiringkan kepalanya ke satu sisi, senyum miring terbentuk di wajahnya saat matanya berkilat nakal. Pria itu berjalan perlahan namun pasti sampai dirinya berdiri tepat di depan Andin. Tubuh mereka sangat dekat sampai-sampai Andin dapat mencium wangi aftershave pria itu. "Kamar tidurku, of course."

Akhirnya, gadis itu benar-benar berada di tempat yang diinginkan Sebastian. Kalau saja pria itu bisa meyakinkan Andin untuk berbagi tempat tidur dengannya maka malam ini akan sempurna. Sebuah birthday wish yang terkabul dan menjadi kenyataan.

* * * * * * *


A/N: nah lhoh, penasaran gak? jangan lupa vote dan comment ya. setiap bab akan didedikasikan untuk pembaca yang komennya menarik perhatian author :DD

bab 12 & 11 up malming 17/12

dear mister summersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang