lima

3.4K 423 42
                                    


ANDIN

Andin merasa sekujur tubuhnya gemetaran tidak karuan tatkala gadis itu menunggu aba-aba dari EO yang bertugas untuk masuk ke ruangan dimana para tamu dan sang bos berada. Mungkin ia seharusnya tidak membiarkan Damon dan Jackie meyakinkannya untuk melakukan ini. Namun demikian, ia sudah berada tepat di luar pintu besar yang menuju ke ruang makan. Seseorang di dalam sedang berpidato dan setelah pidato itu selesai, Andin akan masuk untuk menyanyi. Sorak-sorai diikuti dengan tepuk tangan, menunjukkan bahwa waktu telah tiba.

Jackie memeluk temannya sebentar sementara Damon membisikkan kata-kata penyemangat ke telinga Andin.

Oke. Yang harus ia lakukan hanyalah pergi ke sana dan kemudian bernyanyi untuk Sebastian.

Tidak sulit, bukan?


SEBASTIAN

Sebastian melihat kiri dan kanan, matanya berkelana ke sekeliling ruangan mencari sekretaris mungilnya. Andin tidak ada di sini. Pria itu tergoda untuk menelepon ponsel Andin lagi tetapi itu hanya akan menambah jumlah panggilan tak terjawab yang nantinya akan dilihat Andin di teleponnya.

"Sialan," Sebastian mengutuk pelan, tidak menghiraukan apa yang dikatakan kakaknya, Thornton, di podium. Pikirannya terlalu teralihkan oleh sekretarisnya yang tak kunjung datang. Kemudian sebuah pikiran berbahaya muncul di benaknya. Mungkin saja Andin terlalu sibuk dengan kekasihnya, pria bernama Damon Matthews ini, sehingga gadis itu tidak sempat memberitahu Sebastian bahwa ia batal menghadiri pesta ulang tahunnya. Rasa penasaran bercampur cemburu mulai memakan Sebastian secara perlahan namun pasti.

Band mulai memainkan pembuka dari lagu Happy Birthday dalam tempo lambat. Sebastian menghela napas putus asa, ia tidak peduli dengan lagu itu. Ia bahkan tidak peduli dengan pesta ulang tahunnya. Yang ia inginkan hanyalah Miss Andin Kemala Williams untuk berada di sini sehingga pikirannya yang sudah berkelana ke mana-mana akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Namun seruan dan desahan yang mengejutkan dari para tamu di sekitarnya menggelitik rasa ingin tahu pria itu. Ketika keingintahuannya sudah tak tertahankan, Sebastian bersandar di kursinya dan melirik ke arah pintu masuk untuk melihat apa yang menyebabkan kehebohan itu. Seketika tenggorokannya tercekat dan matanya melebar ketika melihat seseorang dalam gaun merah mencolok dengan belahan tinggi yang memperlihatkan paha mulusnya tidak lain adalah sekretaris profesionalnya yang kolotnya bukan main itu.


ANDIN

Sejauh ini semuanya baik-baik saja. Napas Andin mulai rileks ketika gadis itu berjalan melewati pintu ganda dan menuju ke lantai dansa. Ia berhasil melewati lorong di antara meja-meja dari pintu masuk sampai ke sini tanpa goyah maupun tersandung. Gadis itu bersyukur bahwa tanggapan tamu terhadap kedatangannya sejauh ini positif, penuh dengan keheranan, dan apresiatif.

Andin dapat melihat bosnya begitu gadis itu menginjakkan kaki di lantai dansa. Bagaimanapun, ialah yang mengatur acara ini. Andin tahu persis di mana Sebastian duduk dan dengan siapa. Pria itu duduk tepat di seberang tempat band itu sedang bermain, di sebelah wanita terbarunya, London Star. Seperti biasa, laki-laki itu terlihat sangat tampan dan berbahaya dalam balutan kemeja biru tua yang mempertegas warna biru laut di matanya. Bedanya malam ini Sebastian terlihat kaget. Mulut pria itu menganga dan matanya melebar. Sebastian jelas tidak menyangka sekretarisnya yang kolot dapat berpakaian begitu menggoda dan memegang mikrofon, siap bernyanyi untuknya.

Tatapan Andin beralih sebentar ke wanita yang duduk di sebelahnya. Rambut pirang bergelombang, bibir merah seksi, dan gaun hitam berkilauan. London tampak begitu memukau seolah-olah wanita itu baru saja keluar dari majalah fashion terbaru atau catwalk di Paris, namun mata Sebastian sepenuhnya tetap terpaku pada Andin. Entah kenapa, ada rasa kepuasan yang manis menyapu diri Andin. Gadis itu memberi Sebastian senyuman hangat yang belum pernah ia berikan untuk pria itu sebelumnya. Kemudian ia berjalan ke podium. Andin sengaja mengayunkan pinggulnya dengan menggoda untuk membantu Sebastian memusatkan perhatiannya ke tempat yang gadis itu inginkan.

Tidak ada ruginya. Toh Andin akan menyerahkan surat pengunduran dirinya besok pagi dan kemudian bekerja di tempat lain, tempat di mana gadis itu tidak harus menyaksikan perilaku liar sang bos yang playboy.

Malam ini ia akan membuat pria itu gila! Balas dendan tidak pernah terasa semanis ini!

Salah satu pemain band tersenyum pada Andin dan mengacungkan jempolnya. Andin mengambil mikrofon dan menelan ludahnya beberapa kali untuk membasahi tenggorokannya sebelum ia mulai bernyanyi. Yang ia nyanyikan bukanlah jenis ucapan selamat ulang tahun yang akan dinyanyikan orang-orang di pesta anak-anak; kali ini Andin menyanyikan lagu Happy Birthday yang menggoda dan penuh desahan yang hanya berani dinyanyikan oleh Marilyn Monroe untuk presiden John F. Kennedy.

Penonton tenang dan ruangan pun hening ketika band mulai bermain dengan tempo yang diinginkan Andin.

"Ha... ppy birth... day..." dia menarik napas lagi. "Dear... Seb..."

Riak tepuk tangan terdengar di sekitar ruang makan dan Andin menyaksikan bosnya memiringkan kepalanya ke belakang dengan gembira, tawa rendah muncul dari tenggorokannya. Sepertinya pria itu telah pulih dari keterkejutannya dan sekarang menikmati penampilan Andin seperti para tamu lainnya.

Andin pun tidak tanggung-tanggung. Gadis itu menyanyikan lagu itu dengan sangat sempurna, memberikan sentuhan nada seraknya yang menambah rayuan dan desahan yang pas.

Ada ekspresi terpesona bercampur dengan bingung di wajah Sebastian seolah-olah laki-laki itu benar-benar berada di bawah mantra Andin. Gadis itu menarik baris terakhir dengan isyarat sensual saat dia bernyanyi, "to...you...."

Bibirnya membulat membentuk huruf 'o' yang sugestif seolah-olah ia tengah memberikan ciuman panjang untuk sang bos.

Kerumunan meledak dalam sorak-sorai dan peluit. Semua orang bersorak tetapi Sebastian tetap terdiam. Pria itu bahkan tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Andin. Tatapannya yang panas membara itu ditujukan hanya untuk sekretaris mungilnya seorang.

Kemudian band memainkan lagu itu sekali lagi dalam tempo yang ceria dan bahagia, lagu yang biasanya dinyanyikan oleh semua orang di pertemuan keluarga. Semua tamu bernyanyi saat kue ulang tahun yang besar digiring oleh pelayan ke tempat dimana Sebastian berada.

Andin turun dari podium dan mengikuti kerumunan hingga berdiri di samping kue dark forest dengan icing bertuliskan 'Happy Birthday, Sebastian' di atasnya.

Gadis itu menoleh ke arah bosnya, bibirnya melengkung menjadi senyum tulus saat dia mengucapkan selamat ulang tahun. "Happy Birthday, Mister Summers."

* * * * * * *

A/N: halooo, apabila suka dengan cerita ini, tolong bantu vote yaa. 300 votes untuk cerita ini & 10 komen pada bab ini maka 2 bab lagi akan meluncur~! terima kasih banyak untuk dukungannya ya. stay safe and stay happy!

dear mister summersWhere stories live. Discover now