delapan

3.6K 383 81
                                    




* untuk aamaraa___ yang sudah siap baca cerita ini semalaman *


SEBASTIAN

Sebastian Summers tidak menikmati malam ini. Pria itu tidak menyukainya sedikit pun. Ia bahkan bisa menganggap hari ini sebagai ulang tahun terburuk yang pernah ia alami. Tidak, pria itu tidak bisa menyalahkan makanan yang disajikan. Hidangannya luar biasa enak, dimasak dan disiapkan oleh adiknya, Maxon Summers, yang juga merupakan salah satu koki terbaik di Amerika Serikat. Dirinya juga tidak bisa menyalahkan dekorasinya, mereka persis seperti yang ia inginkan: elegan dan berkelas. Band yang memainkan musik saat ini juga memberikan penampilan terbaik mereka, jadi lagi-lagi Sebastian juga tidak bisa mencela band tersebut.

Yang membuatnya kesal adalah kenyataan bahwa sekretaris mungilnya yang selalu menunjukkan kesopanan tiba-tiba memutuskan untuk bertingkah bebas malam ini dan gadis itu tidak hanya melakukan ini sendirian, Andin juga memiliki seorang pria tampan di sisinya - pria yang bersemangat untuk menyenangkan Andin dan tidak bisa menunggu malam yang penuh kenikmatan setelah pesta ini usai.

Sebastian perlu beberapa waktu untuk menenangkan diri kalau tidak ia khawatir ia akan menyeret Andin ke kamar terdekat yang tersedia dan mengguncang bahu gadis itu. Dan kemudian melakukan apa? Sebastian menyingkirkan semua pikiran nakal dan tidak pantas itu dari benaknya. Memikirkan bahwa dirinya tertarik pada sekretarisnya hampir membuat pria itu gila. Memang benar bahwa sejak pertama kali ia menatap Andin, Sebastian langsung merasakan ketertarikan. Tidak seperti sekretaris-sekretarisnya sebelumnya, gadis itu memiliki pembawaan yang dingin dan tenang. Lebih-lebih, dengan ketidakpedulian Andin terhadap Sebastian, pria itu harus menekan hasrat seksual apa pun yang ia miliki terhadap Andin dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa tidak ada gunanya kehilangan sekretaris yang sangat baik hanya karena hasrat seksual belaka.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya London sembari menyentuh lengan Sebastian. Wanita itu telah mengikutinya ke balkon, jelas-jelas tidak menyadari bahwa Sebastian sedang ingin sendirian.

"Aku baik-baik saja," balas pria itu tanpa menoleh.

"Kau tidak terdengar baik-baik saja. Apakah aku membuatmu marah?" tanya London cemas.

Sebastian hampir tertawa. Sungguh lucu bagaimana London berpikir bahwa dialah penyebab kemarahan Sebastian sementara satu-satunya orang yang membuat pria itu marah sedang menikmati dirinya sendiri dengan kekasihnya yang tampan di dalam ruang makan. "Aku tidak marah."

"Lalu kenapa kau tidak mau bercinta denganku?" London cemberut, tangannya membelai sisi wajah Sebastian. "Kau bahkan tidak menanggapi ciumanku. Apakah kau sudah mulai bosan denganku?"

Sejujurnya, Sebastian memang sudah cukup bosan dengan London Star. Permintaan London yang tak henti-hentinya untuk bertemu dan berhubungan seks lambat laun telah kehilangan daya tariknya. Awalnya pria itu berpikir ia akan berkencan dengan London setidaknya selama sebulan, namun sejak Jumat lalu, ia jarang bertemu dengan wanita seksi itu. Ini semua amat tidak masuk akal bagaimana Sebastian tiba-tiba memiliki fantasi seksual tentang sekretaris mungilnya yang kolot, Miss Andin Williams, ketika ia memiliki London Star, aktris cantik dan seksi, yang siap sedia dan lebih dari bersedia untuk memuaskan segala kebutuhan seksual pria itu. Namun Sebastian bahkan tidak ingin menyentuh London. Yang ia inginkan hanyalah menyentuh sekretarisnya. Secara tidak pantas. Ketika mereka hanya berdua. Ketika tidak ada apa-apa selain seprai di antara tubuh telanjang mereka.

"Sialan," geram Sebastian, kesal akan hasratnya yang menggebu-gebu untuk mencium dan melepaskan gairahnya pada Andin. Ingin sekali pria itu menjelajahi sekujur tubuh gadis itu dengan mulut dan tangannya, mencicipi setiap jengkal kulit kuning langsat sekretarisnya. Kalau saja gadis itu tidak memiliki Damon Matthews di sini! Andai gadis itu datang sendiri!

"M-Maafkan aku, Sebastian. Aku tidak tahu apa yang membuatku mengatakan itu," gumam London meminta maaf dan Sebastian hampir merasa tidak enak karena sudah mengumpat padahal wanita itu tidak melakukan apa-apa selain menggoda kekasih Andin.

"Tidak apa-apa," jawab Sebastian. Pria itu bersandar ke pagar logam yang dingin dan bertanya-tanya apakah dirinya mungkin perlu mandi air dingin sebentar untuk meredam hasratnya ini sebelum kembali ke ruang makan. Dan semua masalah ini, termasuk hasrat seksualnya yang tidak terpenuhi, tidak lain disebabkan oleh sekretaris mungilnya!


* * * * * * *

Sebastian yang tengah berjalan kembali ke ruang makan tiba-tiba terhentikan oleh pemandangan di hadapannya. Di tengah lantai dansa, sekretarisnya tengah berada dalam lengan kekasihnya, Damon. Gadis itu meleleh dalam dekapan Damon dan raut wajahnya benar-benar bahagia. Bibirnya yang ranum menganga seolah mereka berdua tak hanya menari tapi juga terlibat dalam aktivitas yang jauh lebih intim, jauh lebih bergairah. Melihat Andin seperti ini menggoda setiap saraf tubuh Sebastian terlebih karena gadis itu bersikap dingin kepada Sebastian sepanjang malam namun bersikap hangat dan sensual dengan pria lain.

Setiap kali Sebastian mengajukan pertanyaan atau mencoba terlibat dalam percakapan dengan Andin, gadis itu selalu bersikap dingin seperti mentimun dan memberikan jawaban singkat dan sopan. Mungkin kesalahannya sendiri karena telah memaksa gadis itu untuk duduk di sebelahnya dan kemudian mengatakan padanya bahwa ada diskusi yang sangat penting meskipun faktanya pria itu hanya ingin Andin berada di dekatnya. Tindakan Sebastian itu memberi indikasi bahwa pria itu mengundang Andin ke sini hanya untuk hiburannya.

Tetap saja, Andin tidak perlu memindahkan lengannya setiap kali lengan Sebastian tidak sengaja menyentuh lengan gadis itu seolah-olah Sebastian memiliki penyakit kulit yang menular. Lebih parahnya lagi, Andin selalu memberi Sebastian tatapan seolah mengatakan kepada lelaki itu bahwa teman laki-laki itu adalah London Star, bukan Andin, dan bahwa Sebastian harus lebih memperhatikan London dibanding dirinya.

Sebastian berjalan menghampiri salah satu EO yang bertugas dengan satu tekad. "Beri tahu band untuk memainkan slow song selanjutnya," Sebelum penyelenggara acara bisa pergi, Sebastian menjulurkan tangannya dan menambahkan, "Dan cari lagu yang panjangnya lebih lama dari empat menit."

Kemudian Sebastian mengalihkan perhatiannya ke London dan mulai memerintah, "Menarilah dengan pria itu."

London cemberut, sedikit kecewa. Wanita itu mengira bahwa Sebastian telah meminta lagu bertempo lambat untuk mereka berdua. "Pria mana?"

"Pacar Andin. Siapalah namanya." Suaranya tidak meninggalkan ruang untuk argumen dan London terlalu takut Sebastian akan memutuskannya meskipun wanita itu sendiri bertanya-tanya apa yang mungkin menjadi alasan di balik permintaan aneh Sebastian ini.

"Damon Matthews," ujar London.

"Ya. Dia."

Untuk sesaat, London memang dibuat bingung dan gundah namun mengingat wajah tampan dan betapa menakjubkan tubuh Damon Matthews, wanita itu lebih dari bersedia untuk menuruti permintaan Sebastian. Siapa tahu saja, mungkin Damon Matthews bisa dibujuk untuk menghabiskan malam bersamanya. Setelah malam-malam tanpa seks yang harus wanita itu hadapi dengan ketidakhadiran Sebastian, London tidak peduli dengan siapa ia akan melepaskan dahaga seksualnya.

* * * * * * *


A/N: terima kasih banyak untuk vote dan komennya, arek-arek sekalian. kalau ada yang rada bingung dengan keluarga Summers, ini urutan anaknya ya: Thornton (alias Tony/Thor), Inaros (alias Ros ; baca: once upon a lap dance), Sebastian (abang kita satu ini), si kembar Draven (yang ilang) dan Declan (yang dikawinkan express akibat janji perjodohan masa lampau), Maxon (baca: Sir I think the chef is cooking naked), Reed, dan yang paling bungsu sekaligus putri satu-satunya Clarabelle.

bab 9 & 10 akan up hari Jumat 16/12

dear mister summersDove le storie prendono vita. Scoprilo ora