HOC 019

955 110 41
                                    

Happy reading
* * * * *
* * *
*

🖤❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️
TRIGON
🐅🐉

Hari berlalu seperti biasa. Masalah yang sempat terjadi pada perusahaan Elle Corp sudah terpecahkan. Kini perusahaan juga sudah mulai stabil lagi dengan Saint yang memimpin. Untuk Tay masih menjadi tangan kanan dari pemilik perusahaan tersebut.

Braakk

Pyarrr

Bunyi khas barang pecah terdengar jelas sampai keluar ruangan. Dan Tay yang berada di luar sekarang hanya bisa menghela nafas berat. Ini entah sudah vas yang ke berapa kali dipecahkan oleh Saint.

"Dasar brengsek! bajingan!"

Makian Saint pun sampai terdengar sampai keluar ruangan. Para pegawai kantor pun tidak ada yang berani mendekat untuk meminta tanda tangannya.
Dan mau tidak mau, Tay yang harus melakukannya. Membujuk kelinci manis yang sedang marah dan merajuk itu.

"Saint...." panggil Tay dengan hati-hati. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan teman atau atasannya itu. Tadi pagi baru tiba di kantor atasannya itu sudah marah-marah tidak jelas. Bahkan beberapa karyawan kantor jadi sasarannya setelah rapat dengan salah satu investor perusahaan selesai.

"Ada apa?" dengan ketus Saint menjawab. Ia kemudian mengambil handphone yang tergeletak di atas meja, memainkannya dan setelahnya meletakkannya dengan asal di atas meja.

"Apakah ada masalah?" masih hati-hati saat bertanya, Tay tidak mau membuat marah atasannya lebih dari ini.

"Si brengsek itu tidak bisa di hubungi. Bahkan Sammy pun juga tidak bisa. Dasar sialan!" maki Saint sekali lagi.

Tay berdehem, ia masih belum mengerti alur ceritanya, "si brengsek?"

"Perth sialan!"

Tay mengangguk patah, baru kali ini Saint mengatai suaminya sendiri. Tapi setelah beberapa detik ia sadar, dulu sebelum pernikahan dengan Perth, Saint juga sering memakinya seperti ini. Saint kembali ke sifatnya yang dulu. Sifat saat membenci Perth dulu.

Apa kepala Saint terbentur sesuatu? hingga pria manis itu sampai berubah sifatnya lagi.

"Mungkin hari ada kegiatan kampus yang tidak bisa ditinggal Saint, atau Perth lagi ada kuis di kelasnya."

Saint mengerutkan kening, "ah benar, semalam dia bilang kalau hari ini ada kuis. Tapi kenapa tidak bisa di hubungi. Dasar brengsek! pasti dia sedang bersenang-senang saat ini!"

Meski sudah sedikit tenang, tapi umpatan juga gerutuan tidak lepas dari bibir pink nya.
Tay yang melihatnya juga merasa sedikit lega.
Karena jika kemarahan berlangsung pada atasannya itu. Tidak menutup kemungkinan, ia juga menjadi korbannya.

Baru saja Tay akan duduk di sofa yang ada di ruangan itu, ketukan di pintu terdengar. Sebab Tay juga tidak bisa meninggalkan Saint yang masih sedikit kesal itu, takut-takut kalau semua barang yang ada dalam ruangan itu hancur tidak tersisa.

"Kao, ada perlu?" tanya Tay dengan segera setelah Kao masuk kedalam.

"Butuh tandatangannya." Segera menyerahkan map pada Saint yang masih sibuk menggerutu juga tangan tidak lepas dari handphone nya.

"Apa?" dengan enggan Saint melihat ke arah kakaknya.

"Cepat tanda tangan."

"Ck," meski begitu, Saint tetap melakukan apa yang di suruh oleh kakaknya itu. Dan Kao malah mengerutkan kening, pasalnya dilihatnya Saint langsung saja menandatanganinya. Biasanya adiknya itu akan membaca setiap berkas yang diberikan padanya.

Husband of Choice ✔️ EndingWhere stories live. Discover now