HOC 07

999 131 44
                                    

Happy reading
* * * * *
* * *
*

🖤❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️
TRIGON
🐅🐉

Semakin sibuk saja orang-orang di kediaman Suppapong. Pagi yang begitu cerah, semua orang sudah mondar-mandir kesana-kemari untuk menyiapkan pesta pernikahan. Pemberkatan pernikahan pun juga akan terlaksana di tempat tersebut. Fah hanya perlu memanggil sang biksu beserta pengikutnya untuk datang. Tidak terlalu repot buatnya.

Semua terlihat bahagia, meskipun pesta itu akan terlaksana dengan pasangan sesama gender sebagai bintang pesta. Tapi toh mereka semua menerima jenis pasangan seperti itu.
Dan dari sekian banyak orang yang terlihat bahagia. Satu diantaranya sedang dilanda ketakutan, kecemasan juga kekhawatiran yang mendalam.

"Phi Fah, aku harus pergi!"

"Tidak, ini adalah hari pernikahanmu. Tiga jam lagi semua para tamu undangan akan datang. Dan bahkan kau tahu sendiri, salah satu dari acara televisi sudah hadir disini," tolak Fah dengan tegas.

"Tapi phi Fah, ini sangat mendesak.
Aku baru saja mendapatkan telepon dari orang yang tinggal di sebelah rumahku. Ayahku saat ini masuk rumah sakit. Dia tertabrak mobil."

"Aku tidak pernah mengizinkanmu untuk pergi Perth. Kembali ke kamarmu!"

"Phi Fah!"

Seruan Perth mendapatkan banyak perhatian dari para maid yang berlalu lalang. Beruntunglah reporter televisi sedang berada di taman. Jadi tidak akan ada yang tahu tentang kejadian ini.

"Kenapa kau berteriak Perth?" tanya Kao yang langsung datang ke ruang tamu.

"Maaf, aku hanya ingin minta izin pada phi Fah untuk melihat keadaan ayahku. Dia sekarang ada di rumah sakit phi Kao. Aku hanya ingin melihat keadaannya." Pandangan melas ditunjukkan pada Kao, berharap pria tampan itu membantunya.

"Fah, bagaimana..."

"Tidak phi Kao.
Perth tidak akan pergi kemana-mana.
Lagipula aku sudah mengurus semuanya di rumah sakit. Anak buahku sudah menjaganya."

"Phi Fah aku mohon, ayahku adalah satu-satunya keluargaku. Aku hanya ingin menemuinya, ingin melihat bagaimana kondisinya. Aku tidak akan kabur dari pernikahan ini. Aku mohon phi Fah, izinkan aku pergi melihat keadaan ayahku."

"Tidak.
Aku mengizinkanmu pergi setelah acara pernikahan ini selesai. Sudah cukup pembicaraan ini.
Dan ingat Perth, jangan berbuat macam-macam atau tanggung sendiri akibatnya. Karena sekarang ayahmu itu ada di rumah sakit. Segala kebutuhan rumah sakit aku yang menanggungnya. Jika kau berbuat ulah. Aku menghentikan semuanya. Dan kau pasti tahu akibatnya jika pengobatan itu dihentikan bukan. Ayahmu dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ingat itu Perth." Setelahnya Fah mendorong kursi rodanya berlalu dari sana.

Meninggalkan Perth yang penuh akan emosi di wajahnya. Keduanya tangannya pun sudah terkepal erat.
Ia hanya ingin melihat kondisi ayahnya. Hanya itu saja, ia tidak akan lari.
Berkendara ke rumah sakit juga tidak butuh waktu lama. Jika mau beberapa bodyguard bisa menemaninya. Tapi kenapa ia tidak diizinkan untuk pergi.

"Mau kemana tuan?"

Perth berhenti melangkah. Melihat sekelilingnya. Tentu ada para maid yang berlalu lalang. Juga para staf wedding organizer. Dan Perth dibuat berdecak melihat samping kiri kanan dan belakangnya. Dilihatnya ada enam bodyguard mengelilinginya.

"Aku akan kembali ke kamar."

Berjalan menaiki tangga rumah. Keenam bodyguard itu pun juga mengikuti langkah lebar Perth.
Masuk segera kedalam kamar setelah sampai. Berpikir sejenak agar dirinya bisa kabur.
Enam bodyguard berada di depan pintu kamarnya. Sekarang dirinya berjalan ke balkon kamar.
Perth dibuat tertawa kecil. Ternyata di bawah, tepatnya di depan rumah yang sejajar langsung dengan kamarnya sudah ada sembilan bodyguard di sana.

Husband of Choice ✔️ EndingWhere stories live. Discover now