HOC 02

1K 123 19
                                    

Happy reading
* * * * *
* * *
*

🖤❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️
TRIGON
🐅🐉



Berdiam diri didalam kamar merenungi nasibnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Air mata tanpa sadar lolos begitu saja dari sudut matanya. Dari kecil kebahagiaan sudah direnggut darinya. Dan sekarang kebahagiaan sudah jelas akan sangat jauh dari kehidupannya.

Perth adalah seorang remaja laki-laki kebanyakan, ia mempunyai fisik yang kuat, tapi tidak dengan hatinya. Ia akan terlihat baik-baik saja dari luar, tapi sangat rapuh di dalam. Sejak kecil ia berjuang sendiri lebih tepatnya sejak ibunya meninggalkannya untuk selamanya. Bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya dan juga ayahnya yang sering mabuk-mabukan setelah ibunya pergi.

"Ibu, kenapa semua ini terjadi padaku? aku merindukanmu ibu."

Katakanlah Perth adalah pemuda yang cengeng, itu benar. Meskipun terlihat dari luar sangat kuat, tapi jika menyangkut hati ia akan sangat lunak apalagi itu jika menyangkut tentang ayahnya.

Janji yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidupnya. Janji yang membuat dirinya mungkin akan menderita seumur hidupnya.




Flashback on

Berlari-lari kecil di pinggir jalan dengan wajah bahagianya. Anak kecil berusia 8 tahun terlewat semangat karena mendapat hadiah yang diinginkannya. Sebuah mobil mainan besar berada di tangannya.

"Perth, jangan berlarian di pinggir jalan. Cepat kemari!" ujar sekaligus perintah sang ibu.

Mereka saat ini berada di taman yang tidak terlalu jauh dari kompleks perumahannya.

"Perth, dengarkan ibumu nak. Jangan bermain di sana," sahut sang ayah.

Dengan muka kesal dan cemberut, Perth kembali ke tempat ayah dan ibunya.
Dan segera duduk di pangkuan sang ibu.

"Jangan bermain di jalan, itu bahaya sayang," petuah sang ibu. Tapi dasarnya Perth hanyalah anak kecil jadi ia tidak mendengarkan petuah dari ibunya tersebut.

"Tapi ibu, mobil Perth juga butuh jalan untuk di mainkan."

"Jangan membantah Perth, ibumu benar. Bermain di jalan itu sangat berbahaya. Kau bisa menjalankan mobil-mobilanmu disini kan. Taman ini luas, ada jalan setapak juga kan," ujar Jira.

"Iya-iya, Perth mengerti.
Ayah, Perth ingin eskrim," nada kesal dikeluarkan yang kemudian nada manis nan polos di keluarkan sambil memandang sang ayah karena menginginkan sesuatu.

"Baiklah, ayah belikan.
Ingat, tetap disini bersama ibu."

Perth mengangguk dan Tui hanya tersenyum.

Jira pergi meninggalkan keduanya ke stand terdekat untuk membeli eskrim. Saat sudah memesan dan mengantri, Jira melihat istri dan anaknya. Tapi ternyata istrinya hanya sendirian saja. Dan anaknya hilang entah kemana. Mungkin bermain di sekitar mereka.

Setelah mendapat eskrim yang diinginkan, Jira segera pergi agar bisa langsung memberikannya pada Perth.

Kejadian tidak terduga terjadi, dilihatnya Tui berlari dan berteriak ke arah jalan.
Dan dalam sekejap kejadian naas itu terjadi. Tui tertabrak mobil berkecepatan penuh. Dan dilihatnya juga Perth terdorong ke sisi jalan karena Tui. Dapat disimpulkan bahwa Tui mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Perth.

"Ibu, bangun ibu hiks..." tangis Perth berada di samping Tui. Banyak darah tergenang di sekelilingnya.

"Mae, bertahanlah, sebentar lagi ambulance datang. Aku mohon bertahanlah!" Jira pun tak kuasa untuk menahan tangisnya. Ia menaruh kepala Tui diatas pahanya. Tidak peduli darah yang mengalir dan mengotori bajunya.

Husband of Choice ✔️ EndingDär berättelser lever. Upptäck nu