HOC 06

960 130 95
                                    

Happy reading
* * * * *
* * *
*

🖤❤️🖤❤️🖤❤️🖤❤️
TRIGON
🐅🐉

Rumah dalam keadaan tidak sama lagi. Kini Saint yang setahun terakhir jarang terlihat di rumah, kini pemuda tampan yang cenderung manis tersebut sekarang sedang bersantai di rumah. Menemani sang istri yang baru saja keluar dari rumah sakit. Dua hari Fah menginap di rumah yang bau obat-obatan tersebut. Seharusnya masih menginap lebih lama lagi karena kondisinya belumlah terlalu sehat. Tapi Fah memaksa untuk pulang, alasannya karena katanya rumah sakit membuat dirinya semakin sakit dan juga pernikahan antara suaminya dengan pemuda tampan itu tinggal dua hari lagi. Dan Fah tidak boleh melewatkan momen tersebut, ia harus menyiapkan segalanya. Padahal keluarga itu sudah mengatakan bahwa Fah harus duduk diam saja dan mereka yang akan menyiapkan segalanya. Namun Fah tidak ingin berpangku tangan, ia ingin ikut andil turut serta dalam kebahagiaan suaminya kelak. Ia tidak ingin melewatkan momen-momen seperti itu.

"Fah, kita masuk kedalam, biarkan para maid yang bekerja. Mereka juga di bantu oleh para bodyguard bukan?" ajak Saint masuk kedalam rumah. Matahari semakin terik dan Saint tidak ingin istrinya itu sakit akibat hawa panas yang menyengat tersebut.

"Tidak Saint, aku ingin melihat mereka bekerja. Aku tidak ingin ada kesalahan saat mereka menghias seluruh taman ini. Aku ingin taman ini dibuat seindah mungkin. Acara pernikahanmu harus berkesan bagi para tamu undangan yang datang," tolak Fah yang tidak memandang Saint saat berkata. Ia fokus pada para maid dan para bodyguard yang ikut membantu untuk menghias taman rumah tersebut. Taman yang akan dijadikan acara sakral bagi Perth dan Saint. Juga akan diadakan pesta sekaligus di taman tersebut setelah acara sakral itu selesai.

"Fah, sayang~ , haruskah pesta itu dibuat? menurutku..."

"Suamiku sayang~ jangan membantah, okey. Kau tinggal menikmatinya saja. Aku juga sudah mempersiapkan kamar untuk kalian," sela Fah pada ucapan Saint, yang kemudian mendorong kursi rodanya sendiri menghampiri salah satu staf yang di sewa untuk mendekor taman tersebut.

Saint menggigil saat mendengar satu kalimat yang terlontar dari bibir istrinya. Dan belum juga dirinya protes, Fah sudah berbicara dengan orang-orang dari wedding organizer tersebut.

"Istrimu terlihat sangat semangat tuan Saint."

"Kau! sejak kapan kau ada disini bocah?" tatapan intimidasi berusaha Saint layangkan, namun sayang Perth tidak terpengaruh akan hal itu.

"Sejak kau terpaku di tempat, atau terbengong dengan wajah bodoh seperti itu," nada sedikit mengejek di keluarkan oleh Perth.

"Bocah sialan! kau pikir siapa dirimu! berani sekali kau mengataiku!" entah kenapa saat bicara dengan Perth, emosinya tidak terkendali. Bawaannya ingin selalu marah-marah.

Perth mengerutkan keningnya, mencondongkan wajahnya ke arah Saint, "apa kepalamu terbentur sesuatu sampai kau lupa siapa diriku? jika kau lupa, aku akan mengingatkanmu. Aku adalah calon suamimu. Ingat itu!"

Saint yang tidak terima akan ucapan Perth terlihat mengeraskan wajahnya, ia juga refleks mencondongkan wajahnya lebih ke arah Perth. Kini kedua wajah itu saling berhadapan, "calon suami! Kaulah yang..."

Pyar

Buk

Bunyi sesuatu yang pecah juga bunyi jatuh seseorang mengalihkan perhatian keduanya. Dilihatnya satu maid terjatuh dan nampan yang berisi gelas-gelas minuman sudah pecah terjatuh di tanah.

Fah yang berada tidak jauh dari maid yang terjatuh itu seketika langsung tertawa.

"Ma-maaf," ketakutan sudah merayap di tubuh maid tersebut.

Husband of Choice ✔️ EndingWhere stories live. Discover now