Bagian Kedelapan - Bima POV

Start from the beginning
                                    

◆◆

Meskipun aku membenci oma, namun aku nggak bisa untuk membenci sepupuku Dave.
Dia begitu baik dan dia nggak pernah mempermasalahkan hubungan yang nggak sehat antara aku dan oma.

Hanya dia yang tahu dimana aku tinggal sekarang.
Aku pikir hanya dia yang aku punya setelah kepergian mama, ternyata Tuhan berbaik hati mempertemukan aku kembali dengan Gingga.

Dunia terlalu sempit karena aku baru tahu kalau Gingga adalah sekretaris pribadi Dave.
Cewek itu nggak banyak berubah. Dia tetap Gingga yang aku kenal enam tahun yang lalu.

Mungkin satu hal yang berbeda darinya sekarang yaitu dia pura-pura nggak mengenalku. Saat Dave memperkenalkannya pun, dia hanya diam dan tertunduk.
Apa dia masih menyimpan rasa kecewanya kah padaku?

Setiap ada kesempatan bertemu dengannya, aku selalu senang membuatnya marah karena itu adalah kejadian paling lucu yang pernah aku lakukan.

Aku memergokinya saat melihat-lihat sebuah gaun merah yang ada di toko butik saat mengantarkanku.
Apakah dia menyukai gaun itu?
Sepulang mengantarkannya, aku kembali ke butik itu dan membelinya untuk Gingga. Nggak masalah soal harga, yang penting dia bahagia. Itu saja.

Lalu aku meminta bantuan pada temanku yang memiliki usaha di bidang perngiriman barang untuk mengantarkan gaun ini ke rumah Gingga.
Di dalam mobil yang terparkir dekat rumah Gingga, aku memperhatikannya.

Sepertinya gadis manis itu agak sedikit bingung dengan kedatangan kurir. Setelah Gingga mau menerimanya, kurir itu pergi
dan langsung aku cegat.

"Dia ngomong apa saja?" tanyaku pada kurir.

"Awalnya dia bingung mas karena dia merasa nggak belanja online bulan ini tapi akhirnya dia mau menerima" jelas si kurir. Aku memberikannya dua lembar seratus ribuan pada si kurir.

Pasti Gingga nggak akan langsung membuka kado dariku. Baiklah aku akan mengiriminya pesan.

Sudah jangan hanya dilihatin pakai itu. Aku nggak mau darahku habis digigiti nyamuk.

Yup send to Gingga. Satu menit kemudian dia membuka lebar gorden di kamarnya. Aku yang sedang duduk di atas kap mobil hanya melambaikan tangan padanya.

Berhasil! Dia akhirnya mau ikut ke pesta meskipun harus aku paksa sebelumnya. Dia bagaikan bidadari yang dikirim Tuhan dari langit. Gingga sungguh menarik malam ini.

Walaupun sedikit percekcokan, akhirnya kami diam. Tapi aku bisa merasakan kalau dia sedang melirik ke arahku.
Atau dia mulai kembali menyukaiku seperti dulu?

Aku menggandeng mesra pinggang Gingga seakan dia memang milikku. Semua mata memandang ke arah kami. Mungkin karena kami adalah pasangan yang romantis.

"Ayo kita kesana. Kita temui big bos"

Aku merasakan tubuh Gingga menegang seketika aku mengajaknya menemui Dave.

"Selamat ulang tahun perusahaan anda Mr Dave. Senang sekali saya dapat undangan dari anda" kataku bangga.

Aku menatap Dave yang juga menatap ke arah Gingga. "Oh rupanya anda ada affair sekretaris saya" kata Dave.

Aku hanya tersenyum simpul. Ternyata Dave sibuk menerima tamu dari beberapa koleganya.
Aku dan Gingga lebih memilih menjauh dari keramaian.

Handphoneku bergetar dan saat aku rogoh saku celanaku, ada sebuah pesan dari Dave yang mengatakan kalau ada oma di dalam.
Rahangku mengeras. Aku nggak mau ketemu oma.

Aku berpamitan pada Gingga kalau tiba-tiba ada urusan mendadak. Semakin lama aku disini, oma akan melihatku.
Dan aku nggak mau itu terjadi sekarang.

♥♥♥♥♥

Aku mengajak Gingga liburan ke pulau Ayer. Disana aku memanjakannya dengan mempersiapkan segala sesuatunya untuk ratu di hatiku itu.

Kali ini aku harus bisa mengungkapkan perasaanku yang tertunda selama enam tahun yang lalu.
Saat kami berdua asyik menikmati udara pantai, aku menggenggam erat tangannya.

"Aku mencintai kamu Gingga. Sejak dulu. Sejak aku pertama kali lihat kamu di kampus" kataku. Wajah Gingga terlihat terkejut. "Aku dan Astrid nggak ada hubungan apa-apa. Yang dulu kamu lihat salah paham. Aku memang belum menjelaskan semua ke kamu karena aku harus ikut mamaku pindah ke Makassar"

Gingga menundukan wajahnya dan aku sentuh dagunya untuk mengangkat wajahnya. "Kamu mau nggak jadi yang spesial di hati aku? Aku mencintai kamu Ratu Gingga"

"Aku..aku.." ucapnya terbata-bata.

-----------------

POVnya Bima sudah aku buat. Hmm..sepertinya cerita ini makin complicated ya? Hahaha *sambil nari nari*

Ada cast Bima yaitu kakak Alex Pettyfer. Cocok nggak menurut kalian? Badboy banget kan?? Hehehe

Aku mau bilang makasih buat yang vomment dan yang lirik-lirik manja sama mereka. Please dong vommentnya yang silent reader.

Makasih..
Lophe,
221092♥

Segitiga Sama SisiWhere stories live. Discover now