"Lo cewek tergajelass yang pernah gue temuin."-Agra Mahardika.
"Asal lo tau, lo juga cowok terkejam yang pernah gue temuin."-Adiba Maheswari dengan ekspresi datar nya.
《----------------》
Agra Mahardika, laki-laki berparas...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pagi hari nya, dikelas 11 Ipa 2 nampaknya mereka sedang berkumpul bersama untuk membicarai latihan bermain basket. Terutama untuk Alan.
Ya, Adiba,Rachel,Nayla,Reno,Gibran dan juga Alan tengah berkumpul bersama dalam satu meja. Mereka sedang membuat strategi supaya Agra bisa dikalahkan. Karena jika mereka menang, maka Agra akan mendapat hukuman dari mereka, kesempatan juga bagi mereka supaya Agra tidak bisa bersikap semena mena lagi terhadap orang lain.
"Gimana nih? Besok udah hari minggu, gue cuman punya waktu beberapa hari doang untuk latihan main basket."ucap Alan yang membuka topik pembicaraan.
"Udah lan lo tenang aja, kita bakal temenin lo untuk latihan main basket."sahut Rachel.
"Eh tapi tau nggak sih, katanya si cowok kejam itu jago main basket nya, jadi kita harus bener bener bersiap untuk lawan dia, terutama untuk lo lan."ujar Nayla sambil menyilangkan kedua tangan nya diatas meja.
Alan yang mendengar itu pun langsung terlihat panik, pasalnya memang benar kalau Agra pandai dalam bermain basket. Jadi Alan berpikir apa bisa dirinya menang dalam melawan Agra. Alan sebenarnya tidak ingin menerima tantangan yang diberikan Agra untuknya, tapi demi harga diri dan demi teman teman nya Alan berani untuk menerima nya. Alan tau resiko nya jika ia kalah, maka teman teman nya juga akan dapat hukuman dari Agra.
"Udah lan. Lo jangan panik, kalau lo panik malah buat diri lo nggak tenang dan terus terusan kepikiran, kalau lo banyak pikiran nanti lo malah nggak fokus untuk latihan main basket nya."ucap Adiba yang menenangkan Alan untuk tidak terlihat panik.
Alan yang mendengar ucapan dari Adiba pun merasa senang, karena selain semangat dari teman teman nya yang lain, Alan juga membutuhkan semangat dari Adiba, ntah mengapa kali ini Alan benar benar tidak bisa untuk membohongin perasaan nya sendiri.
"Andai kalau Adiba tau kalau gue bisa bahagia karena dirinya, ntah mengapa gue nggak bisa bohongin perasaan gue sendiri ke lo ba."batin Alan sambil memandang wajah cantik Adiba.
"Gini aja dehh. Nanti sehabis pulang sekolah lo latihan lan, latihan nya disekolah aja biar kita bisa ikut semua buat dukung dan semangatin lo."saran Reno yang kini sedang bertopang dagu.
"Nahh benerr tuh kata Reno, pulang sekolah kita ngumpul dilapangan basket, nanti kita izin dulu ke pak Slamet satpam yang jaga sekolah kita."balas Gibran yang sedang melihat wajah Alan.
"Oke deh. Eh tapi emang kalian gapapa nemenin gue latihan main basket?"tanya Alan ke teman teman nya yang lagi berkumpul.
"Yaelah lan, kita mah gapapa kali, lo jangan khawatir, kita bakal temenin lo latihan main basket."jawab Gibran antusias.
