Part 23 : Ancaman Bahaya

771 48 12
                                    

Hai👋
Assalamualaikum semua✨
Jangan lupa vote dulu sebelum baca, ya.
Sayang banget sama kalian😘
💕💕
💕
💕💕
______________________________________

~Dear Zulaikha~

Aku kehilangan arah
Tak tahu ke mana harus datang
Tuk menemukan kembali cintaku yang telah hilang
Aku terlambat..
Aku menyesal..
Aku telah gagal
Aku laki-laki paling bodoh didunia ini
Karena telah menyia-nyiakan bidadari sepertimu
Kembalilah...
Kali ini takkan kubiarkan kamu pergi walau sedetik
Istriku..
Aku berjanji, akan kutebus semua air matamu dengan beribu-ribu kebahagiaan

Muhammad Ali Fikri

"Maaf, maafkan aku, Zulaikha."

Ali menyobek lembaran kertas tempatnya menulis, kemudian melipatnya membentuk perahu. Ia meletakkan perahu kertas itu diatas sungai.

"Argh!"

Ali mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia merutuki kebodohannya sendiri. Laki-laki itu menerawang kembali ingatannya belasan tahun silam. Saat itu langit tamaram. Rintik hujan turun perlahan membasahi dedaunan. Hawa dingin yang menyeruak tidak mengindahkan Ali kecil untuk pergi. Sekalipun sang ibu berteriak memintanya untuk masuk.

"Nak, ayo masuk, dingin," teriak Bu Fitri diambang pintu.

"Ibu, ayo sini!"

"Kenapa, Nak? Ayo masuk, nanti masuk angin."

"Tidak, Bu. Sini duduk!"

Ali menepuk-nepuk lantai samping ia duduk. Sang ibu pun menurut. Wanita paruh baya itu memandang ke arah pandangan Ali. Bocah itu memandang ke atas langit.

"Ibu, apa langit bisa menangis?" tanya Ali tiba-tiba.

"Lihatlah ibu, saat Ali menangis hujannya juga turun. Apa itu tandanya langit sedang sedih sama seperti Ali?"

Ali kembali bertanya dengan wajah polosnya.

"Emangnya putra ibu sedih kenapa?"

"Ali sedih kalau liat ibu sedih karena ayah. Ayah kenapa tega ninggalin kita, Bu?" tanya Ali dengan air mata yang menderai membanjiri pipi.

"Eh, putra ibu nggak boleh sedih."

Bu Fitri mengusap lembut mata Ali yang basah.

"Kelak kalau Ali sudah besar. Jadilah anak yang baik, ya. Jangan seperti ayah. Kalau Ali sudah menikah kelak dan punya istri. Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab."

Ali menganggukkan kepalanya seolah paham apa yang ibunya katakan.

"Ibu!"

Seorang bocah dengan ingus yang mengalir muncul dari balik pintu. Wajahnya lucu dan menggemaskan dengan setelan baju tidur bergambar Pororo.

"Putra ibu sudah bangun?"

Hanif menghampiri ibunya dan duduk disampingnya.

"Hanif juga rindu sama ayah," ucap bocah itu sambil menarik ingusnya.

"Sabar ya, Nak. Kan, kalian masih punya ibu. Ibu akan selalu bersama kalian selamanya."

Bu Fitri menahan buliran matanya agar tidak jatuh. Wanita berhijab itu merengkuh tubuh kedua putranya ke dalam dekapannya. Memeluk mereka dengan erat dan hangat

ZULAIKHA "Istri yang Tak Dianggap" (On Going)Where stories live. Discover now