28 | Kamu gak perlu takut lagi, Ge.

188 45 158
                                    

CHAPTER 28 | Kamu gak perlu takut lagi, Ge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 28 | Kamu gak perlu takut lagi, Ge.

🩹🩹🩹

Gea merasakan usapan lembut pada kepalanya, ia juga bisa menghirup udara cukup lancar dengan bantuan alat pernapasan yang terpasang di hidungnya. Namun ia terkejut ketika membuka matanya detik ini.

Ia melihat papanya yang tadi sedang mengusap kepalanya. Gea mencoba untuk memastikan sekali lagi, tapi semuanya benar. Yang ada di hadapannya kali ini memang papanya.

Erathan masih duduk di kursi roda, namun bukannya mementingkan kesehatan pria itu yang belum sepenuhnya pulih, tapi dia lebih memilih untuk ada di sebelah putrinya dan menantikan keadaan Gea memulih.

"Papa?" panggil Gea sangat pelan.

Gea terdiam ketika melihat papanya membalas dengan senyuman. Baru kali ini Gea melihat itu. Baru kali ini Gea tahu papanya bisa tersenyum ke arahnya.

"Papa senang kamu sudah sadar, Ge." Bahkan detik ini Erathan berbicara kepada Gea. Membuat cewek itu makin tidak percaya dengan yang dilihatnya. Apa ia sedang bermimpi sekarang?

"Papa udah baik-baik aja?" tanya Gea pelan. Ia mencoba melepaskan alat bantu pernapasan yang cukup mengganggu itu. Ia menghirup udara perlahan tanpa bantuan alat itu.

Erathan membantu. "Kamu lihat sendiri. Papa ada di sini. Di samping kamu."

Kerutan di wajah pria itu makin terbentuk ketika dia sedang tersenyum. Gea mencoba untuk menahan senyuman karena ia tidak ingin begitu terlihat bahagia saat papanya sendiri mau bicara dengannya.

"Ada yang sakit, Ge? Kalau masih ada yang sakit, Papa panggil dokter ya."

Gea menggeleng pelan. Masih menatap wajah papanya lama. Papanya memang masih terlihat pucat tapi entah kenapa begitu terlihat tenang bahkan saat bicara dengan Gea.

Dulu Gea selalu bertanya-tanya, kenapa mamanya jatuh cinta dengan papa? Gea belum menemukan jawaban itu, tapi sekarang, ia sadar kalau memperhatikan wajah papanya berhasil membuat Gea ingin tersenyum. Melihat papanya berbicara dengannya berhasil membuat Gea merasa bahagia.

Erathan memang terkenal sebagai orang yang tidak peduli dengan apa pun kecuali diri pria itu sendiri. Dia bahkan selalu tak acuh dengan istri dan putrinya. Namun ketika Gea melihat papanya, ia seperti menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia tahu, ia melihat kasih sayang terpancar dari sorot mata Erathan ketika menanyakan keadaan Gea.

Alasannya menjadi sangat sederhana. Gea senang papanya mengajak ia berbicara.

"Kenapa Papa ada di sini? Papa harus istirahat!"

"Papa lebih senang ada di sini, bisa lihat putri Papa yang cantik ini," puji Erathan sambil mengusap kepala Gea lagi. "Sekarang, kamu yang harus istirahat. Gak perlu pikirkan apa pun mulai sekarang. Dan, masalah kamu akan Papa urus semua. Kamu gak perlu takut lagi, Ge."

Jika Hidup Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang