04 | Kita tidak akan pernah berhasil, Le.

327 62 269
                                    

CHAPTER 4 | Kita tidak akan pernah berhasil, Le

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 4 | Kita tidak akan pernah berhasil, Le.

🩹 🩹 🩹

Draft

From : serafine.roe@gmail.com

To : kaleel.jivananta@gmail.com

Subject : Bukan Siapa-Siapa

Kal.

Semenjak belajar tentang akting, gue jadi suka perhatiin semua orang yang ada di sekitar gue, Kal. Bagaimana ekspresi mereka, apa yang mereka suka lakukan, bahkan cara jalan pun selalu gue lihat. Karena setiap peran sama seperti manusia, gak semua sama, dan mereka punya keunikan sendiri-sendiri. Terutama setiap gue perhatiin lo. Hal-hal kecil yang lo lakukan selalu berhasil menarik perhatian gue.

Gue selalu catat semua halnya, Kal. Makanan yang lo suka. Barang yang lo mau. Ketakutan lo. Cita-cita lo jadi musisi terkenal itu. Cara lo bermain alat musik, pas main gitar, gue melihat lo seakan menjelma jadi pemeran utama di sebuah film yang lagi gue tonton.

Lo terlalu sempurna, Kal. Sangat-sangat sempurna untuk mencintai gue.

Gue senang kok, Kal. Tapi kadang ada saatnya gue berpikir, harusnya lo gak pernah jatuh cinta sama cewek miskin kayak gue. Harusnya lo bisa dapatkan yang sebanding sama lo.

Gue memang selalu jadi pemeran utama di setiap pentas teater yang gue mainkan. Tapi di kehidupan nyata, gue bukan siapa-siapa.

🩹 🩹 🩹

"Gue gak pernah tidur sama cowok mana pun."

Gea menatap Leion yang sedang membelakanginya. Sore ini, mereka kembali bertemu di auditorium, yang seharusnya sudah tidak ada lagi orang di dalamnya. Namun, mereka datang ke tempat ini lagi.

"Lo tau itu, Leion."

Leion, cowok itu membalikkan tubuh dan menatap Gea berdiri cukup jauh darinya. Di panggung ini mereka kembali saling berhadapan. Mereka kembali menatap satu sama lain. Namun kali ini, pembahasan mereka berbeda dan Leion tahu kalau Gea sedang menanyakan janjinya ke cewek itu.

"Tapi gue bisa lihat dari mata lo ... lo ragu sama janji lo sendiri." Gea berjalan mendekat. Kali ini ia tidak gugup seperti biasanya di dekat cowok itu. "Asal lo tau, gue gak ragu kasih diri gue ke lo. Gue sama sekali gak takut kasih apa yang harusnya gue jaga. Karena gue percaya sama lo. Karena gue pikir, lo gak akan ingkar janji."

Gea sudah berdiri di depan cowok itu. Menatap mata Leion dari jarak dekat lagi. Meski masih terasa asing, Gea mulai membiasakan dirinya untuk mengenal cowok itu.

"Lo gak bisa buat gue jadi Cinderella, kan? Lo cuma jebak gue-"

Leion dengan mudah meraih Gea ke dalam pelukannya hingga mereka berdua bisa saling mencium wangi tubuh masing-masing. Perlakuan lembut seperti biasanya Gea rasakan dari cowok itu. Leion mengusap pipi Gea perlahan dan menatap cewek itu dengan senyuman.

Jika Hidup Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang