19 | Lo cinderella atau pelacur, Ge?

197 44 950
                                    

CHAPTER 19 | Lo cinderella atau pelacur?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 19 | Lo cinderella atau pelacur?

🩹🩹🩹

"Gue masih gak sangka lo jadi Cinderella, Ge." Zuni tersenyum dengan sangat bahagia. "Ini pertama kalinya lo jadi pemeran utama. Selamat ya, Ge. Semoga besok lo bisa kasih penampilan terbaik."

Gea mengangguk senang. "Thanks, Zi," balasnya mencoba tenang karena sejujurnya ia sangat gugup saat ini.

Ia sendiri masih tidak bisa menyangka akan ada pada posisi ini. Dan pertama kalinya menjadi pemeran utama sangat membuat Gea tidak sabar sekaligus menjadi berdebar seperti sekarang.

Besok, ya pentas teater akan berlangsung besok. Semua dekorasi panggung sudah hampir siap dan tinggal pemasangan saja. Semua tim bekerja dengan baik seperti biasanya. Gea juga berlatih lebih banyak dengan Leion, meskipun terakhir kali ia sakit dan ditolong cowok itu.

Semua tim sudah berkumpul di dalam studio seni peran seperti biasanya. Mereka tampak menunggu sambil mengobrol dengan teman masing-masing. Gea sendiri duduk di samping Zuni, tangannya masih memegang naskah karena sesekali mencoba menghafal kembali dialognya.

Mata Gea memperhatikan keadaan sekitar lalu ke teman-teman sekelasnya dan pandangannya terhenti ketika ia menatap mata Leion. Cowok itu sedang berdiri di pojok ruangan seorang diri tanpa ekspresi dan Gea menyadari kalau Leion memperhatikannya sejak tadi.

Leion memang sangat sempurna untuk menjadi sang pangeran. Paras tampan dan tubuh ideal cowok itu sudah masuk kriteria tanpa perlu seleksi tambahan. Kemampuan berperan cowok itu juga tidak perlu diragukan, dia selalu menjadi pemeran utama dan menunjukkan penampilan sangat baik di atas panggung. Hanya dalam sehari-hari, Leion lebih sering memilih memisahkan diri dari semua orang.

Cowok itu sebenarnya memiliki banyak teman tapi dia memilih untuk asyik sendirian. Gea belum menyadarinya dulu sampai kedekatan mereka yang membuat Gea tahu kebiasaan Leion seperti apa. Bahkan sekarang cowok itu belum juga mengalihkan pandangan saat Gea balas melihatnya.

Gea memutuskan mengalihkan pandangannya, ia tidak ingin menatap Leion lagi. Setelah pentas teater selesai, ia memutuskan untuk menjauh dari apa pun yang berhubungan dengan cowok itu. Gea merasa tidak begitu nyaman saat berada di dekat Leion apalagi ketika dia selalu berhasil membuat Gea berdebar.

Sejak pertama kali bertemu di auditorium, Leion selalu saja mampu membuat Gea tidak bisa bergerak. Mengikuti setiap penawaran yang cowok itu berikan. Sialnya, Gea sendiri menyadari Leion memberikan segala hal yang dirinya inginkan. Cowok itu selalu tahu apa yang Gea mau.

Leion berperan dengan baik di atas panggung, tapi entah kenapa bagi Gea, cowok itu sangat misterius. Dan Gea masih merasakan tatapan itu terus mengarah kepadanya. Ia masih merasa diperhatikan oleh Leion.

Gea yang sedang berkecamuk dengan isi pikirannya kemudian tersadar saat notifikasi pesan masuk terdengar berbunyi bersamaan dari ponsel semua orang di studio. Gea memperhatikan semua orang terkejut saat melihat ponsel mereka masing-masing.

Jika Hidup Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang