Believe in You - Extra Part 3

829 80 1
                                    

JEALOUSY

Hari pernikahan Nadifa dan Tian akhirnya tiba. Segala persiapan sudah selesai dan tadi pagi akad nikah sudah terlaksana di halaman belakang rumah kedua orang tua Nadifa. Resepsi yang sudah Nadifa impikan akan dimulai sebentar lagi. Malam ini Nadifa dan Tian benar-benar akan menjadi pusat perhatian semua orang. Tian mewujudkan impian sang kekasih untuk melakukan resepsi layaknya putri kerajaan.

Gaun putih tampak indah membalut tubuh Nadifa dengan Tian berdiri di sampingnya mengenakan tuxedo hitam menambah ketampanannya. Wajah bahagia keduanya terlihat jelas sejak akad dimulai dan semakin terpancar ketika acara resepsi malam ini.

Abel, Tiara, dan yang lainnya tengah duduk di sisi VIP bersama keluarga Nadifa dan Tian. Keluarga Nadifa sudah menganggap Abel dan Tiara sebagai bagian dari keluarga karena Nadifa yang memang anak tunggal.

Ketika Abel sedang berbicara dengan salah satu rekan designer-nya, Andre datang menghampiri.

"Hai Bel, udah lama nggak ketemu kita." sapa Andre dengan memberikan kedipan mata pada Abel.

Abel hanya memutar bola matanya melihat kelakuan Andre. "Hai Ndre."

"Masih aja ngegodain Abel. Udah taken dia, hush sana cari yang lain." kata Reya rekan Abel yang juga mengenal Andre.

"Jadi gosip yang beredar bener Bel?" tanya Andre mengacuhkan Reya.

"Gosip apaan sih?"

"Gue udah bener- bener nggak ada kesempatan gitu?"

Abel menghela napas bosan dengan pertanyaan Andre. Ketika ia akan menjawab pertanyaan Andre, sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ia menoleh ke sebelah kanan dan mendapati wajah Dimas yang tampak mengeras.

Tangan Abel terulur untuk menyentuh wajah Dimas, berharap akan mengurangi rasa marah sang kekasih. Ia tahu jika Dimas tidak suka melihat Andre di dekatnya.

"Re, Ndre, kenalin ini Dimas tunangan gue. Ai kenalin ini Reya rekan designer aku dan ini Andre EO yang biasanya kerjasama sama acara fashion." Abel memilih mengenalkan mereka pada Dimas untuk mengurangi suasana yang mendadak tegang.

Dimas pun mulai menjabat tangan rekan kerja tunangannya dan mencoba menunjukkan senyum meski terpaksa.

"Ai diajakin Bunda foto sama Nadifa dan Tian." bisik Dimas menyampaikan pesan Bunda usai perkenalan singkat itu.

Dimas juga tidak ingin Abel lebih lama lagi berdekatan dengan Andre. Ia sudah mengawasi sejak tadi dan ketika laki-laki itu melihat Andre menggoda bahkan mengerling mata pada Abel, ia semakin marah. Ia sudah tidak bisa menahan rasa cemburunya untuk tidak terlihat di permukaan.

Mendengar bisikan Dimas, Abel segera pamit pada Reya dan Andre. Ia kemudian segera membawa Dimas untuk menghampiri keluarga mereka yang sudah menunggu di dekat pelaminan.

Abel menoleh dan mendapati wajah Dimas yang masih ditekuk. Kembali ia mengulurkan tangannya dan mengusap wajah sang kekasih.

"Jangan cemberut dong, kan mau foto. Lagian udah nggak ada Andre juga."

Dimas hanya menoleh sebentar kemudian kembali menghadap depan menghindari tatapan Abel. Ia tahu jika Abel tidak akan menggubris Andre selain tentang pekerjaan, namun ia tetap saja cemburu ketika melihat laki-laki itu berada di sekitar tunangannya dan terang-terangan menggoda dan genit pada Abel.

"Sayangku gantengku, lihat sini dong. Udahan ya cemburunya sama Andre?" bujuk Abel.

Mendengar panggilan manis itu membuat Dimas luluh dan menatap Abel. Ia lemah jika Abel sudah memanggilnya seperti itu.

Believe in YouWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu