Believe in You - Chapter 28 (END)

1.4K 93 11
                                    

Surprise!! 🥳🥳
Selamat membaca guys 🥰🤗

"Di hadapan Ayah Bunda, Mama Papa, Kak Disa Bang Damar, Tiara, Andra, Nadifa, Tian, yang melihat kita dari video call, Shafa, Wira, dan Abil yang udah tidur, aku meminta untuk kamu bisa naikin level aku lagi. Aku sayang sama kamu dan Abil. I love both of you. So, Annabella Wiratama, will you marry me?"

Air mata yang sejak tadi menggenang di peluk mata, sudah tidak bisa Abel tahan lagi. Ia menatap mata Dimas untuk melihat ketulusan dari semua perkataan dan tindakannya. Anggukkan kepala Abel mengawali jawaban Abel untuk permintaan Dimas.

"Yes, I will."

Dimas menghembuskan nafas lega kemudian segera memasangkan cincin itu di jari manis Abel. Ia segera merengkuh Abel dalam pelukannya dan berusaha agar Abil tidak tertekan tubuh mereka berdua.

Melihat sepasang kekasih itu yang saling berpelukan, sorak dan tepuk tangan dari orang-orang yang tengah berkemah di sisi lain ikut merayakan lamaran Dimas yang Abel terima. Bahkan semua orang yang terhubung melalui panggilan video itu sudah menyalakan audio mereka sehingga suara saling bersahutan terdengar.

Baik Dimas, maupun Abel saling menggumamkan kata terima kasih dalam pelukan masing-masing. Dimas mengurai pelukannya dan mengusap air mata di wajah Abel. Kemudian ia mengambil alih gendongan Abil dan memintanya untuk berdiri.

Shafa berjalan mendekati pasangan itu untuk menyerahkan ponselnya yang menampilkan keluarga dan sahabat mereka. Ia kemudian memeluk Abel dan mengucapkan selamat untuk keduanya. Ketika ponsel sudah ada di tangan Abel, semua saling bicara. Selain ucapan selamat, suara protes terdengar juga disana.

"Kok aku nggak diajak sih?" protes Adisa.

"Kan kalau bilang aku bisa ikutan bantuin jadi tim hore disana." kali ini protes dari Nadifa.

Dimas hanya tertawa menanggapi protes mereka. Setelah berbincang beberapa saat, Wira segera meminta mereka untuk berpose untuk bisa ia abadikan dengan kameranya. Wira dan Shafa lalu merapikan tripod dan kamera. Sedangkan kedua pasangan yang sedang berbahagia ini tengah menikmati foto-foto yang tercetak dan tergantung di lampu-lampu. Abel melepas satu per satu lembaran foto yang tergantung itu.

Foto terakhir yang lepas dari lampu adalah foto Dimas, Abel, dan Abil saat di kebun binatang, tepatnya di depan gajah.

Abel beralih menatap Dimas disampingnya. "Makasih untuk semuanya. Makasih udah mau bertahan dan selalu berusaha menyakinkan aku. I love you."

Senyum Dimas tercetak semakin lebar di wajahnya mendengar pernyataan cinta dari Abel.

"I love you too." Dimas pun mencium kening Abel dalam kemudian memelukanya kembali.

****

Abil yang sudah tidur sejak tadi dibaringkan di sleeping bag di dalam tenda. Para orang dewasa masih berada di depan tenda untuk mengobrol dan makan.

"Pantesan waktu aku bilang dagingnya kebanyakan, kamu bilang tenang bakal abis. Ternyata ada Shafa sama Wira juga." kata Abel yang duduk di depan tendanya bersebelahan dengan Dimas.

"Hehe aku juga bingung waktu kamu nanya terus sama bilang kalau bahan-bahannya kebanyakan. Wira mau bantuin juga karena aku bilang kamu bumbuin daging." sahut Dimas.

"Disuruh ndekem di mobil terus ngumpet dari tadi masa nggak ada imbalan setimpal." Wira membela diri.

"Perkara nunggu aja berisik banget. Heran deh." timpal Shafa yang tengah menghabiskan pop mie dan sosis panggang.

Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang