Believe in You - Extra Part 1

1K 86 3
                                    


Hai, apa kabar? Semoga Sabtu malam kalian menyenangkan ya 😊
Aku udah siapin beberapa extra part yang akan aku publish tidak sesuai jadwal sepertinya. Nah sehubungan dengan chapter kali ini, ada bagian yang aku revisi sedikit di chapter 25 ya, enggak revisi besar kok.. semoga kalian suka chapter kali ini 🥰🥰
Selamat membaca..

FIRST TIME WE MEET

Akhir pekan kali ini dihabiskan Dimas dan Abel hanya berdua saja tanpa Abil mengekori kencan mereka. Anak itu sedang ikut ke rumah sepupunya -Adam- untuk bermain disana. Awalnya Dimas merencanakan untuk menonton ke bioskop dengan Abil karena sedang ada film Disney baru yang sedang diputar di bioskop. Namun, sepertinya ia harus memundurkan jadwal ke bioskop dengan Abil di lain hari.

"Jadi mau nonton apa?" tanya Dimas begitu memasuki antrian tiket.

"Romance aja, aku lagi nggak mau mikir waktu nonton." jawab Abel yang berdiri di sebelahnya.

Dimas sudah mendapatkan tiket nonton hari ini, juga popcorn dan minuman di tangannya. Abel berjalan di depan Dimas mencari kursi untuk mereka berdua. Laki-laki itu memilih kursi di bagian tengah empat baris dari atas.

"Abil nanti minta dijemput jam berapa di rumah Adam?" tanya Dimas sembari memainkan jemari tangan Abel.

"Malam katanya tadi. Kenapa?"

"Habis nonton nanti mau kemana?"

"Em, makan udon terus pulang."

Dimas mendengus mendengar jawaban Abel. "Kamu nggak mau lama-lama sama aku apa? Nggak kangen tiga hari nggak ketemu?"

Gadis itu memutar bola matanya mendengar Dimas merajuk. "Lebaynya kumat deh. Kamu maunya kemana lagi?"

"Ke supermarket aja deh, buah, susu, sama camilan buat Abil di apartemenku udah mau abis." Abel pun menganggukkan kepala. " Terus pulang ke apartemen aku sekalian nunggu waktu buat jemput Abil, ya?"

"Itu kamu udah ada rencana, ngapain nanya?"

"Kali aja kamu ada pengen pergi kemana gitu."

Fokus mereka sudah kembali ke layar besar di depan sana, film sudah mulai diputar. Sepanjang menonton film,tangan Dimas tidak pernah lepas dari menggenggam tangan kiri Abel. Ia memang bukan penggemar popcorn, sehingga jika Abel tidak menyuapkan popcorn padanya, maka ia hanya akan menikmati iced lemon tea-nya.

Kurang lebih dua jam berlalu dan akhirnya lampu bioskop kembali menyala yang menandakan film telah usai. Abel dan Dimas masih duduk di tempat mereka, menunggu pengunjung lain lebih dulu keluar. Mereka tidak ingin ikut berdesakan untuk keluar. Keluar dari bioskop, sepasang kekasih itu melangkah ke restoran jepang yang menyediakan udon. Dimas mengekor di belakang Abel membawa nampan berisi dua mangkok berisi udon, sepiring ebi furai juga aneka gorengan ala jepang dan dua botol air mineral.

"Oiya Dim, waktu kita camping kenapa bisa Shafa ikut sama Wira?" tanya Abel setelah menelan makanannya.

"Awalnya aku cuma minta tolong sama Wira, tapi terus kepikiran itu anak bakalan kerepotan sendirian. Terus waktu Shafa pulang ke rumah Kak Disa, aku minta tolong dia ikut."

Kerutan di kening Abel tercetak jelas. "Shafa kenapa pulang ke rumah Kak Disa?"

Sepengetahuan Abel, Shafa hanyalah sekretaris Bang Damar yang memang dekat dengan keluarga Bang Damar dan Adisa.

"Aku belum pernah cerita tentang Shafa ya?" Gelengan kepala Abel menjadi jawaban. "Shafa itu adik angkat aku sama Kak Disa. Tapi dia nggak mau orang-orang tahu tentang itu. Awalnya Kak Disa yang pengen adopsi, tapi waktu itu dia masih SMA waktu pertama kali ketemu Shafa yang umurnya sembilan atau sepuluh tahun lupa. Jadi belum bisa untuk jadi orang tua asuh apalagi orang tua angkat."

Believe in YouWhere stories live. Discover now