3 | Sok Akrab

564 12 0
                                    

Adel tertawa terbahak-bahak setelah melihat Gallan keluar dari kamarnya dengan ekspresi kesal bercampur malu. Bagaimana tidak? Adel sendiri bahkan tidak tahu harus berekspresi apa ketika mengetahui si jerry menegang di bawah sana.

"DASAR GALLON, GITU AJA SANGE LO SAMA GUE!" teriak Adel sambil tertawa memegangi perutnya.

Adel menyeka air matanya yang keluar karena kebanyakan tertawa. Ia menghela napas dan tertekekeh mengingat kejadian beberapa menit sebelumnya. Perlahan, ia bangkit dari ranjangnya dan bergegas mandi, meski ia tidak mengeluarkan banyak keringat tetapi Adel tidak betah jika pulang sekolah tidak mandi.

Di lantai atas, terlihat Gallan yang sedang membasuh wajahnya berkali-kali di westafel, ia melihat pantulan dirinya di cermin. Menghela napas gusar sambil mengingat kejadian barusan.

Gallan menatap kebawahnya, si jerry masih menegang hingga membuat Gallan menepuk pelan kepunyaannya.

"Bego banget sih, Jer! Segala berdiri. Gue tau Adel cantiknya pake banget, sexy pula, tapi tau tempat dong kalau mau beraksi." Ocehnya.

Gallan menghela napas gusar, ia uring-uringan tak jelas lantaran merasakan desiran aneh yang menjalar di tubuhnya.

"Masa gue tiba-tiba suka sama, Adel? Cewek cebong itu kan adik gue! Anjir lah!"

Gallan meremas rambutnya frustasi. Dengan lirikan tajam ke arah sabun yang berada di sekitaran bath upnya, cowok itu mulai melakukan aksinya. Tahu kan Gallan mau ngapain?

Iya di mau mandi untuk menyegarkan badannya.

Setelah selesai mandi, rasa lapar mulai terasa oleh Adel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah selesai mandi, rasa lapar mulai terasa oleh Adel. Gadis itu baru menyadari jika kedua orang tuanya tidak berada di rumah, ia mendapat pesan dari Evi jika mereka pergi keluar kota sore tadi.

Adel menghela napas setelah melempar handuk ke sembarang arah. Merasa sedikit sedih lantaran sang Mama akan menjadi ikutan sibuk seperti Ayah tirinya.

"Makan apa, ya? Lapar!"

Adel mendumal tak jelas, sampai akhirnya ia teringat jika ada tukang nasi goreng di ujung komplek perumahannya. Tanpa babibu lagi Adel langsung bergegas keluar rumah, ia masa bodo dengan rambutnya yang masih basah dan berantakan karena belum tersisir.

Adel berjalan menyusuri jalanan komplek yang tidak terlalu ramai ataupun sepi. Jam menunjukkan pukul 9, sesekali ia mendengar siulan dari para anak cowo yang sedang berkumpul di seberang jalan. Jelas saja, saat ini Adel memakai kaos biru berukuran all size hingga selutut, dia juga memakai celana pendek tetapi tidak terlihat. Dengan postur pendeknya membuatnya terlihat sedang memakai daster.

"Bang nasi goreng pedes satu ya dibungkus!" Teriak Adel ketika sampai di tempatnya.

"Oke, neng. Duduk dulu aja, neng, masih ada empat pesanan lagi soalnya."

Adel mengangguk dan duduk di kursi panjang di samping gerobak nasi goreng itu.

Adel bersiul-siul asal selagi menunggu pesananya. Kedua mata Adel menangkap sosok yang tak asing baginya, ada tiga motor yang datang mendekati tempat nasi goreng tersebut. Satu per satu mereka membuka helm full face itu dan....

STEP [LOVE] BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang