10 | Siapa Dia?

445 12 0
                                    

Di usahakan bakalan update seminggu sekali per bab:)

Syukur-syukur bisa dua bab langsung.

Kasih semangat buat shaw dong🥺

••••••
.
.
.

Enjoy epribadehh

••••••
.
.
.

BRAK!!!

"ANCALA RESTU LANGIT, COWOK TERGANTENG SETELAH GUE. GUE NYONTEK PR KIMIA DONG!"

Dengan ciri khasnya, Javas masuk kelas dengan heboh yang membuat seisi kelas tertuju kepadanya. Tentu saja cowok beralis tebal itu tidak peduli bahkan dengan tanpa dosanya ia merebut roti yang tengah di pegang oleh Ando, sang ketua kelas.

"Jav, itu sarapan gue! Balikin, nggak! Lo miskin banget roti dua ribuan aja nggak mampu beli." Omel Ando.

Javas berdecak. Ia membuka bungkus roti itu dan mengigitnya hingga setengah, "Bukan miskin, cuma malas aja gue beli. Lagian gue bisa ko beli sama pabrik-pabriknya. Lo jadi orang jangan pelit! Nanti pantat lo rapet, nggak ada anus mau?"

"Masih pagi omongan lo udah anus-anus aja!"

"KENAPA? NGGAK SUKA? NIH GUE BALIKIN ROTI DUA RIBUAN LO."

"APAAN BALIKIN! INI UDAH ABIS, LO BALIKIN CUMA PLASTIKNYA DOANGAN." Balas Ando tak mau kalah, bahkan ia berdiri untuk menghadap Javas.

"GUE UDAH BERBAIK HATI BALIKIN MAKANAN LO, NJIR!"

"Ini lo kasih sampah ke gue, Jav!" Sentak Ando seraya meremas plastik bening itu, "Tuh, makan tuh roti!" Setelahnya Ando melempar sampah plastik itu ke arah Javas lalu berlari kecil keluar kelas.

Javas yang belum sempat membalas sontak kaget dengan perlakuan Ando, "ANDO SIALAN! AWAS AJA LO ANDO MARONDO!"

"LO BAKAL GUE BIKIN ALPA DI ABSEN, MAMPUS LO!" Balas Ando yang sempat berhenti sesaat di ambang pintu kelas.

"ARRGH, ANDO SIA----"

"BABI, UDAH JANGAN RIBUT PAGI-PAGI!" Dengan gemas Ancala menarik kerah baju Javas agar ia duduk.

Javas menoleh kesal ke arah Ancala, "Dari awal gue sekelas sama Ando nggak ada ramah-tamahnya dia sama gue."

"Lo pikir lo siapa? Anak dari ketua yayasan?"

Javas mendelik, "BOKAP GUE PENGACARA!"

"TERUS? LO MAU NUNTUT PERKARA PEREBUTAN ROTI DUA RIBUAN SAMA ANDO KE BOKAP LO?!"

Javas reflek menjauhkan wajahnya ketika suara keras Ancala terdengar tepat di depan wajahnya, "Bau banget congor lo, abis makan curut, ya?"

"IYA! KENAPA? MAU LO?"

"Lo kenapa sih ngegas gitu? Santai aja kali ngobrol sama gue." Jawab Javas tanpa dosa seraya mengusap wajahnya.

"Padahal jelas-jelas dia yang ngegas setiap ngomong." Dumal Ancala.

"Mana buku kimia lo, gue lihat."

Ancala merotasikan kedua matanya, ia melepar buku kimia tersebut ke arah Javas yang sekarang sudah full senyum lantaran tidak akan kena hukuman lari 10 kali memutar lapangan. Untung saja pelajaran kimia ada di jam kedua, membuat Javas santai untuk menyalin tugas Ancala.

Di selah menyalin, Ancala teringat sesuatu dan ingin rasanya ia berbagi hal itu kepada Javas.

"Jav," panggil Ancala seraya mengguncang pelan bahu teman sebangkunya itu.

STEP [LOVE] BROTHER-END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang