Chapter 42 [S²]

167 19 1
                                    

Janji

[Kanglim × Leon]

Warning!! : Typo, Dll!!

~•••~

“Kau harus menjaga leon,kau tidak boleh menyakitinya, jangan membuatnya menangis. Dia seperti berlian dia berharga. Bunda harap kau bisa melakukan itu”
.
.
.
.
.
.
.
Kanglim tersenyum mendengar ucapan mama mertuanya itu “Aku janji bun, bakal selalu menjaga leon, dan tidak akan membuatnya menangis” yuka tersenyum memdengar ucapan kanglim

Namun leon malah memutar bola matanya, tidak membuat dirinya menangis? Apakah kanglim tidak ingat waktu itu membuatnya manangis? Huh.

“Baiklah kalian hati hati pulangnya ya” leon dan kanglim mengangguk saat mendengar ucapan yuka, mereka lantas pergi meninggalkan yuka yang melambai lambai kepada mereka.

Kanglim membukakan pintu mobil untuk leon “Hati hati,awas kepalamu terbentur” peringatan dari kanglim hanya dibalas anggukan oleh leon. Eh bukankah leon diantar supirnya? Supir pribadinya sudah disuruh kanglim pulang waktu kanglim datang kesini.

Setelah mereka berdua masuk, kanglim langsung melajukan mobilnya, diperjalannya hanya ada hening,sampai leon pun membuka suara diperjalanan mereka.

“Kanglim” leon menengok kearah kanglim yang masih fokus mengemudi

“Hm?”

“A─aku ingin bertanya” leon menundukan kepalanya,dia ragu. Apakah dia bilang saja kepada kanglim?

“tanyakan saja sayang,ada apa?” kanglim menengok sebentar kearah leon lalu terfokus kedepan karna dia sedang menyetir.

“Saat aku pulang dari kantor mu..a─aku bertemu..” leon menggantungkan kalimatnya,yang membuat kanglim bingung

“Bertemu siapa,hm?” tanya kanglim sembari menaiki satu alisnya.

“Aku b─bertemu..i─ian”  leon menunduk, kanglim yang mendengar itu menjadi kaget sampai sampai dia mengerem mobilnya dadakan,untung saja dibelakang sepi.

“Ahh! Kanglim kenapa berhenti mendadak. Aduh..” leon memegangi kepalanya pusing karna kanglim mengerem mendadak.

“Maafkan aku, apakah ada yang sakit?” kanglim memegang tangan leon sembari menatap leon.

“Aku tak apa, sudah ayo jalan lagi,jangan berhenti ditengah jalan” kanglim mengangguk,lalu menjalankan mobilnya lagi

Jujur perkataan leon tadi masih terngiang ngiang dikepala kanglim,dia menyebut nama ian kanglim benar benar tidak menyangka,bahkan tidak percaya kalau leon melihat ian.

~•••~

Mereka sudah pulang kerumah,namun tiba tiba kanglim menarik tangan leon, tidak secara kasar kok, melainkan secara halus dan hati hati takut melukai leon.

Kanglim menyuruh leon duduk disofa, leon yang disuruh hanya nurut,dia duduk disofa yang diikuti kanglim juga.

“Aku ingin bertanya sesuatu” kanglim menatap leon,sedangkan leon membuat wajah seolah olah menjawab tanya apa?

“tanya apa kanglim?” tanya leon dia ikut menatap mata kanglim

“tadi kamu bilang, kamu bertemu dengan, ian?” pertanyaan kanglim membuat leon berkeringat.

“i─iya” leon menundukan wajahnya.

“Dimana?”

“Parkiran kantor...”

Kanglim masih diambang percaya dan tidak percaya, karna bukannya ian dipenjara? Dia yang memasukinya sendiri.

“Aku juga ingin menanyakan sesuatu” leon mendongakan wajahnya menatap kanglim.

“Hm? Apa?”

“Apa kau mengeluarkan ian?” ucapan leon membuat kanglim menyerit,untuk apa dia mengeluarkan ian yang hampir melukai dan merebut leon.

“Untuk apa aku mengeluarkannya?” kanglim menatap leon, dia bisa liat, leon menggeleng pelan. Namun tiba tiba saja leon memeluk dirinya.

“Aku..jadi cemas” leon memeluk kanglim erat, sedangkan kanglim dia membalas pelukan leon.

“Tidak usah cemas baby, aku disini, aku akan melindungimu, jangan takut ya sayang” kanglim menangkap kedua pipi leon,dia mengangkat wajah leon,agar melihat kepadanya.

Seakan ada mantra yang ditaruh diucapan kanglim,seakan hati leon menjadi hangat,dia merasa percaya kalau kanglim akan menjaganya. Leon tersenyum,dan mengangguk.

Kanglim mendekatkan wajahnya dengan wajah leon, dia memperhatikan benda kenyal merah muda yang terdapat diwajah leon.

Cupp~

Satu kecupan mendarat dibibir leon, pipi leon memerah mendapatkan serangan dari kanglim. Tapi tenang lumutan yang kanglim berikan bukan karna nafsu melainkan untuk menenangkan leon. Leon yang sudah terbawa oleh lumutan kanglim pun membalas ciuman suaminya, kanglim meraih kepala leon,dia menekan kepala leon agar ciumannya semakin dalam

“eghhh..mmnhh..kwnglimhh” leon memukul mukul dada kanglim,memberitau kalau dia sudah kehabisan napas, disela sela ciuman mereka leon memanggil nama kanglim untuk berhenti.

Karna mendapati pukulan kecil didadanya,kanglim pun melepaskan ciumannya. Bisa dilihat benang saliva mereka yang keluar, menetes didagu leon. Ciuman sudah dilepas,leon langsung mengambil napas dalam dalam.

Kanglim memeluk leon,menyembunyikan wajahnya dileher leon lalu berbisik.

Kau hanya milikku.”

Ucapan kanglim sedikir membuat leon kaget,ada apa dengannya, tidak biasanya kanglim bersifat seperti ini.

Kanglim mengendus endus leher leon yang membuat sang empu kegelian “Eghh...kanglim itu geli..”

Bukannya berhenti, kanglim malah menjilat leher leon,dia mengecup,bahkan mengigit leher leon sampai membuat bercak merah disana

Aghh! Ahh..S─sakit..

Leon menatap kanglim,saat pria bersurai hitam itu sudah berhenti melakukan aksinya,kanglim melepaskan pelukannya dari leon, mengecup singkat kening kekasihnya, ah bukan lebih tepatnya Dunianya.

Leon memejamkan matanya,merasakan kecupan hangat yang diberikan kanglim untuknya.

“Mine”

Leon lagi lagi dibuat bingung oleh tingkah kanglim yang begini, apakah kanglim punya kepribadian ganda?

“Kanglim kamu kenapa?” leon bertanya sembari menatap kanglim

“Aku tidak tau. Aku takut kau pergi” kanglim menundukan wajahnya,leon melihat itu mengangkat wajah kanglim untuk melihat matanya, leon tersenyum

“Aku tidak akan pergi” senyuman hangat yang leon berikan untuk kanglim itu membuat sang suami ikut tersenyum

“Jangan pernah pergi dari sisiku” kanglim memeluk leon lagi, leon sedikit kaget kanglim memeluknya,tapi tak apa,dia membalas pelukan kanglim

“Aku tidak akan pergi dari disisimu,Choi kanglim”












































Tbc.

☆Aku Akan Selalu Menjagamu!☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang