Chapter 36 [S²]

192 16 41
                                    

[Kesalah pahaman]

[Kanglim × Leon]

Warning : Typo, Dll!

~•••~

“Kanglim!!”
.
.
.
.
.
.
.
Leon bangkit dia ingin mengejar kanglim,sepertinya ada salahpaham disini. Riven yang melihat leon lari pun bingung

“Kanglim Tunggu!!” leon masih mengejar kanglim,sampai,sebentar lagi tangannya sampai menggapai tangan kanglim.

“Tunggu!” leon berhasil membuat kanglim terhenti karna dia berhasil memegang tangan kanglim,walaupun kanglim masih belum melihatnya.

“Kau salah paham” leon mencoba menjelaskan,tapi tiba tiba saja kanglim menepis tangan leon

“K—kanglim..” leon kaget atas perilaku kasar oleh kanglim

Diam,masih diam. Kanglim tidak menjawab apapun ucapan leon,dia tidak merespon sedikitpun.

“K—kau salah..kau salah paham..” lirih leon,bisa dilihat matanya yang sudah berkaca kaca.

Namun tiba tiba perut leon terasa sakit,mungkin sepertinya karna berlari itu membuat perutnya sakit.

Leon mencoba menahan rasa sakit diperutnya,dia memegang perutnya. Sambil menggigit bibir bawahnya.

Kanglim yang merasa kalau leon tidak berbicara lagi, kanglim pun melirik leon. Dia melihat leon yang sedang menahan sakitnya. Kanglim menghadap ke leon,dia kaget saat melihat leon kesakitan.

“Apa yang sakit?!” kanglim memeluk leon,mencoba untuk menenangkannya.

“P—perutku sakit..” lirih leon

Tanpa basa basi,kanglim menggendong leon,dia membawa leon kemobilnya yang terpakir didepam resto karna tadi dia mampir ke resto dan ingin ke supermart namun kanglim melihat kejadian yang tidak mau dia lihat.

Kanglim membawa leon kerumah sakit terdekat,walau dia marah kepada leon. Namun dia juga tidak bisa membiarkan kekasihnya kesakitan begitu.

Mereka sudah tiba dirumah sakit,leon langsung diperiksa oleh dokter. Sesudah diperiksa kanglim pun dibolehkan masuk.

“Bagaimana keadaannya dok?” tanya kanglim,walau begitu matanya begitu dingin.

“Sepertinya, istri anda terlalu bergerak, saya sarankan jangan terlalu cape atau banyak beraktivitas. Apalagi berlari,karna dia sedang hamil” jelas dokter tersebut

“Baik dok terima kasih” kanglim bangkit saat sudah selesai bicara kepada dokter.

~•••~

Mereka berdua sudah pulang,leon duduk sedangkan kanglim berdiri. Seakan leon sedang disidang.

Kanglim menatap leon tajam,wajahnya datar,kanglim melipat tanganya didepan dada.

“K—kanglim...” lirih leon,walaupun wajahnya masih menunduk.

“Hm” hanya gumaman yang dilontarkan kanglim, namun bagi leon suara nada itu bukan nada suara yang biasa dia dengar.

“Kau salah paham..” mata leon sudah berair,butiran air mengalir dipipinya

“Kenapa kau keluar hah?!” ucap dingin kanglim

“Hiks—Aku..aku hanya kesupermart..u–untuk membeli makanan” jelas leon walau terdengar isakan

“K—kau lihat itu kan..aku hanya beli itu,hiks” leon menunjuk plastik supermart yang tadi di beli dimeja tersebut

“Lalu knpa kau bersama org lain?!” kanglim masih menatap tajam leon,sedangkan leon mencoba untuk menatap kanglim

“I—itu..aku tidak sengaja bertemu dengannya,hiks–dia hanya Sahabat lamaku” lirih leon

“Cih! Sahabat?! Sampai kau tertawa bahagia?!” kanglim memukul meja didepannya yang mambuat leon tersentak

“Sahabat atau selingkuhanmu hah?!!!” sepertinya kanglim sudah tidak bisa menahan emosinya.

“Dia cuma s—sahabatku saja..hiks! Aku tidak b–boong! Hiks..” leon memegang erat celananya dipaha,untuk menahan rasa takutnya.

“Heh? Kau terlihat bahagia dengannya?” kanglim tersenyum,namun senyuman itu ada artinya tersendiri. Ya itu bukan senyuman tulus namun lebih ke smrik.

“K—kau salahpaham! Hiks..kau benar benar s—salahpaham hiks hiks!” leon sudah tidak bisa membendung lagi airmatanya.

“Dia Siapa?!” kanglim memegang dagu leon,untuk membuat leon menatapnya

Namun leon tidak menjawab kanglim,dia hanya diam.

“Jawab aku leon?!!!” kanglim membentak leon,rasanya baru kali ini kanglim membentak leon. Jujur leon sangat takut sekarang.

“D—dia..river” lirih leon
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc.

☆Aku Akan Selalu Menjagamu!☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang