Kryuukk..

"Ah, lapar pulak, aku nak ke dapur ya, Lahap."

"Pergilah, Kapten pun nampaknya ada kat sana." Ucap Lahap membuat [Name] ngeri.

"..Lahap... betul ke tu?" Tanya [Name] tak percaya.

"Mungkin, cuba tengok lah sendiri."

"Ah.. oke." Ucap [Name] pasrah. Ia masih perlu menjauh, sangat teramat perlu.

[Name] berjalan dengan lemas menuju dapur lalu ia melihat tidak ada siapa-siapa disana, ia bernapas lega.

"Huh.. selamat, hari ini aku mengidam 2 bungkus mie. Ada tak ya?" [Name] melihat lemari makanan diatas lalu mengambil kursi untuk membuka pintu.

[Name] cukup lama ngobrak-abrik lemari makanan dan tidak ia sadari, Kaizo mendatanginya karena mendengar suara tersebut dari dapur.

"Apa yang tengah kau cari?"

"Cari mie 2 bungkus, saya nak mukbang." Jawab [Name] santai tanpa mengetahui siapa yang bicara dengannya.

"Kenapa kau tanya-" Belum sempat [Name] bicara, ia kaget dengan sosok yang ada dibelakangnya.

Saking paniknya [Name], ia akan jatuh jika Kaizo tidak menahan kursi. Surprised in silence.

"Kau yang jatuh, aku yang susah."

'Ugh, dingin-dingin pedes euy..' Batin [Name] terohok mendengar ucapan Kaizo.

[Name] menoleh untuk melihat-lihat dan ia kembali menatap Kaizo dengan raut wajah sedih, "Takde mie ke, Kapten.." Tanyanya.

"Tak, aku tak berniat nak bawak bekal mie."

"Habis tu, Kapten bawak apa? Kita nak makan apa?"

"Kau.." Kaizo bergumam, [Name] yang tidak mendengar lantas menyuruhnya mengulangi perkataannya.

"Kau.. buatkan sup lobak merah je.." Ucap Kaizo mengecilkan kalimatnya.

[Name] ngelag sejenak, lalu tersadar akan kemauan Kaizo.

"Kapten nak aku buatkan sup lobak merah? Boleh je, tapi aku tak rasa Lahap nak makan makanan macam tu.." Ucap [Name] memandang Kaizo.

"Lahap makan dan minum yang beracun, dia dah bawak sendiri." Jelas Kaizo.

"Ooohh, Kapten nak minum apa?"

"Teh." Jawab Kaizo singkat.

"Aye aye, Sir. Kapten duduk dulu, biar [Name] buatkan."

Dengan sat set, [Name] menyiapkan alat dan bahan untuk membuat sup wortel versi [Name], tak lupa mengenakan celemek biru tua yang ia dapatkan di lemari.

Pembukaan dimulai dengan menanak nasi.

.

Sup wortel versi [Name] selesai! Saatnya sesi mencicipi.

"Hmm..? Udah enak ini." Gumam [Name] tak didengar oleh Kaizo.

Menu utama wortel dengan brokoli, bakso, dan potongan daun bawang sangat menggugah selera Kaizo saat sup wortel dihidangkan.

Menu utama wortel dengan brokoli, bakso, dan potongan daun bawang sangat menggugah selera Kaizo saat sup wortel dihidangkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

..Apa aku salah mendeskripsikan? Tolong beri tahu di kolom komentar!

"Nah, Kapten, sup lobak merah buatan saya! Sila cuba." [Name] menunggu respon Kaizo saat dia mulai mencicipi sup wortel miliknya.

Rasa gugup menjalar ke seluruh tubuh, jari-jari [Name] menggenggam erat celana panjangnya.

Kaizo akui sup wortel buatan [Name] sangat enak, tapi dia pandai menyembunyikan raut wajahnya sehingga di mata [Name], Kaizo terlihat biasa saja.

"..Macam mana, Kapten Kaizo?" Akhirnya [Name] memberanikan diri untuk bertanya.

"Enak."

Sejujurnya [Name] mengharapkan respon Kaizo lebih dari itu, tapi ia sadar, apa yang ia harapkan terhadap Kaizo yang selalu cuek dan serius?

Namun [Name] juga lega, sup wortel nya berhasil mengeluarkan kata enak dari mulut Kaizo.

[Name] tersenyum pada Kaizo sebelum ia bergumam membaca doa makan.

Mereka berdua makan dalam diam, tak ada yang memulai percakapan karena [Name] tidak tahu topik, sedangkan Kaizo hanya cuek.

Hanya suara gesekan antara piring dan sendok yang terdengar.

10 menit selesai makan, [Name] memberi tahu Kaizo bahwa ia yang akan mencuci piring dan alat masaknya, namun Kaizo menolak tawarannya dan malah mencuci semuanya.

"Tak payah, aku sahaja yang mencuci." Kata Kaizo tegas.

"Oke.. terima kasih, Kapten, saya tinggal ya?"

"Hm." Jawabnya singkat menatap [Name], yang ditatap hanya menunjukkan senyum lalu meninggalkan Kaizo disana.

[Name] berjalan agak cepat menuju kamar sementaranya, telinganya terasa panas.

'Gila, cakep banget abangnya Fang..' Batin [Name].

Sistem baru keluar kamar dari mode tidurnya melihat [Name] menerobos masuk tanpa menyapanya.

"Eh? Kau kenapa, [Name]? Langsung terobos masuk kamar, biasanya tidak seperti ini." Sistem langsung menutup pintu kamar agar tidak ada yang melihat atau mendengar.

Mendengar hal itu, [Name] tidur telungkup menyembunyikan wajahnya di bantal.

"Oh.. gapapa aku, Sistem, cuma rada gila saja." Jawaban [Name] membuat Sistem makin bingung.

"Oke.. aku pergi ke ruang kemudi dulu ya, dada!" Namun Sistem singkirkan rasa penasarannya karena ia tak sabar ingin mengunjungi Stasiun TAPOPS.

Hening..

Benar-benar sepi, ini yang [Name] inginkan, ia merasa lebih baik jika sendiri.

Ia mengubah posisinya menjadi tidur terlentang, menatap langit-langit lalu dia bergumam, "Hari ini.. temanya salting.." Sebelum kembali malu sambil menutup mukanya dengan bantal.

[Name] berguling-guling ke kanan ke kiri tak pasti, kembali dengan posisi telungkup sambil mengangkat kakinya membentuk segitiga lancip.

Ia mulai kelelahan dan mengambil guling nya lalu memejamkan mata, pergi ke dunia mimpi.

.

.

.

Bersambung..

Alhamdulillah, bawa pulang piala juara 1!!🤩

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alhamdulillah, bawa pulang piala juara 1!!🤩

Ga sabar dapet sertifikat, mamahku pasti bangga ayahku juga😎😎

Suka dengan ceritaku? Jangan lupa tinggalkan vote dibawah ini dan komentar positif!

Paramita | Kaizo x ReaderWhere stories live. Discover now