|MSH 9| Perhatian Surya

Start from the beginning
                                    

"Assalamualaikum," ucap Mentari memasuki rumahnya.

"Walaikumsallam sayang," balas Dina yang muncul secara tiba-tiba membuat Mentari sedikit terkejut. "Gimana sekolah hari ini? Lebih baik dari yang kemarin?"

Mentari pun menganggukkan kepalanya. "Lebih baik bunda. Mentari sudah mulai belajar dari Yuda."

Dina yang mendengar itu pun hanya bisa tersenyum. "Kamu mandi dulu, ya. Setelah itu ke dapur dan kita makan malam bersama, ya."

"Iya, bunda."

Mentari pun pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Kurang lebih tiga dua puluh menit lamanya, keluarga Surya sudah berkumpul di meja makan rumah mereka. Tak ada hidangan yang spesial, hanya ada semur jengkol, ayam goreng, sambal, dan sayur sup serta air putih yang akan melancarkan makan mereka. Surya terdiam di tempatnya menikmati makan malam yang ada dengan penuh kenikmatan. Kalau sedang makan tidak ada yang boleh bicara, itu lah peraturan di rumah mereka. Surya yang sudah selesai lebih dahulu menunggu Mentari anaknya yang saat ini sedang melahap suapan terakhir di tempatnya.

"Mentari pulang telat, ya?" tanya Surya pada anaknya.

Mentari yang merasa ditanya menganggukkan kepalanya. "Maaf, yah. Tadi ada jam pelajaran tambahan. Sopir juga udah pulang jadi Mentari di antar oleh teman. Namanya Yuda dia ------"

"Ayah tidak tahu siapa Yuda, tapi yang ayah tahu, mulai saat ini kamu berhenti berteman dengan Yuda. Jaga jarak dengan dia," sahut Surya dengan wajah yang serius.

Dinda yang sedang makan pun terkejut. Apa ini? Ayahnya menyuruh sang kakak untuk menjauhi Yuda Kakak kelas paling tampan di sekolah kakaknya? Apa ayahnya itu tidak salah?

"Ayah, kak Yuda itu tampan. Kenapa kak ----"

"Dilarang bicara saat sedang makan," tegur Surya pada anak keduanya membuat Dinda terdiam dan tak meneruskan kata-katanya.

Dina yang memahami situasi yang ada memegang tangan suaminya. Surya yang sudah kecewa karena adiknya tiada karena seorang pria akhirnya begitu menjaga Mentari dengan sekuat tenaga dan otoriter. Padahal Yuda adalah pria yang baik menurut feeling-nya sebagai ibu.

"Yah," ucap Dina sembari menggelengkan kepalanya.

"Alasan ayah gak memperbolehkan Mentari buat dekat sama Yuda apa, yah? Yuda buat salah sama ayah?" tanya Mentari pada ayahnya.

"Karena dia seorang pria sayang."

"Ayah juga pria, kan? Tapi kenapa Mentari boleh dekat dengan ayah, tapi tidak dengan Yuda teman Mentari?" tanya Mentari bingung saat ini.

"Seorang ayah tidak akan pernah menyakiti anaknya sendiri," sahut Surya dengan mata yang berkaca-kaca.

Setiap kali ia melihat dan berdialog dengan Mentari dengan perasaannya maka air mata sudah bisa di pastikan akan terjatuh setelahnya. Wajahnya, sikap dan sifatnya tidak ada yang berbeda dari adiknya. Semuanya sama. Bahkan parasnya begitu cantik dan indah. Paras itu lah yang membuat Surya kerap kali teringat kehadiran Raina di tubuh anaknya Mentari.

"Yuda baik, yah. Dia mau bantu Mentari buat gak takut sama dunia luar. Mentari mau berteman dengan siapa pun, yah. Apa Mentari salah?" tanya Mentari yang seolah tak tahu apa-apa.

"Semuanya berawal dari baik. Kalau tidak bisa menjauhi dia, setidaknya jaga jarak demi ayah," ucap Surya menatap Mentari dalam.

Mentari yang mendengar itu seketika hanya bisa terdiam. Ia memikirkan kata-kata sang ayah. Sebenarnya ada apa dengan Yuda temannya? Ayahnya saja tak mengenalnya bagaimana bisa menilai Yuda adalah pria yang seolah buruk di matanya? Bahkan hal ini membuat ia kecewa.

"Mentari ke atas dulu," ucap Mentari kemudian berjalan meninggalkan meja makan dan ke kamarnya.

"Tuh, kan, kak Tari pasti sebel sama ayah karena di larang deketin cogan sekolah." Dinda berkata itu pada Surya. "Udah, lah. Dinda mau samperin kak Tari dulu."

Surya yang mendengar itu pun hanya menundukkan kepalanya.

#TBC

Gimana part kali ini guys? Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

Give me 50 komen 🌼

Sampai bertemu di part selanjutnya 🌼

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Where stories live. Discover now