Bagian 01

9.9K 305 6
                                    

Siapa Yang mengerjakan kebaikan sebesar
Biji dzarrah sekalipun,Niscaya ia
Akan mendapatkan balasannya
(Q.S aAz-Zalzalah :7)

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum! Selamat bergabung di cerita pertama ku 'Gus Agam My Husband' Mohon maaf jika alur tidak bagus dan masih ada kesalahan

Jangan lupa follow akun ini!

°
🌹Happy Reading🌹

Pagi Hari, Haura bersiap untuk pergi
Mengunjungi salah satu pesantren, Tempat
dimana adiknya mondok. Ia sudah siap
Dengan gamisnya yang berwarna hitam,
Beserta cadar dan hijabnya dengan warna yang sama. Haura juga akan mondok di pesantren itu, Walaupun selama ini ia
Belajar ilmu agama di rumah dan lewat
Akun-akun dakwah, Tapi Haura ingin memperdalam lagi ilmu agamanya.

Barang-barang yang ia butuhkan selama
Mondok sudah di siapkan, sekarang
Barang-barangnya sudah dimasukkan
Kedalam bagasi mobil.

"Nak, tidak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Bunda Kania, Haura menggeleng sebagai jawaban

"Sekarang kita berangkat, sebelum malam"
Ujar Ayah Husain.

Mereka Lalu masuk kedalam mobil, Memang jarak pesantren yang ingin. Mereka datangi agak jauh membutuhkan waktu sekitar 3 jam lah, Itulah mengapa ayah Husain menyuruh untuk cepat berangkat agar sampai nanti tidak kemalaman.

Selama perjalanan Haura hanya diam
Sambil menatap keluar jendela.Yang
Basah akibat terkena air hujan,sekitar
Beberapa menit yang lalu hujan turun
Cukup deras. Namun sekarang sudah
Mereda.

"Haura."panggil bunda Kania.

Haura mengalihkan pandangannya
Kearah bundanya."Iya, bunda. Ada apa?"

Bunda Kania hanya diam dan beralih menggenggam tangan putrinya
"Enggak apa-apa, bunda enggak nyangka
Kalau kedua anak perempuan. bunda
Udah besar, dan sebentar lagi kamu
Dan adik mu Hira pasti akan menjalani
Kehidupan masing-masing, terutama
Kamu Haura," Ujar Bunda Kania panjang lebar kepada anak perempuan sulungnya.

Ayah Husain hanya menyimak
Percakapan keduanya, Ia lebih memilih
Fokus menyetir agar selama perjalanan
Tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Apa lagi jalanan agak licin Karena
Hujan, Jadi. harus ekstra hati-hati.

~🌹🌹🌹~

Akhirnya, setelah perjalanan yang begitu
Melelahkan mereka telah sampai, ke
Tempat tujuan yaitu PESANTREN AL-HAFIZH. Pesantren yang cukup terkenal, Di daerah medan.

Haura, Bundanya, dan Ayahnya keluar
Dari mobil. Sambil menunggu Ayahnya
Mengeluarkan barang-barangnya, Mata
Haura dengan fokusnya menatap
Pesantren yang tidak terlalu mewah. Haura dapat melihat santriwan- Santriwati
sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Ayo masuk, ayah udah beresin barang-barang kamu." Ujar ayah Husain,
Mereka pun menuju ke ndalem.

"Assalamu'alaikum, sahabatku." Salam
Ayah Husain.

"Waalaikumsalam, Husain!" Jawab kyai
Fahri, yang sedikit terkejut karena
Sahabatnya tiba-tiba datang.

"Silahkan duduk, wahai saudariku."Kyai Fahri mempersilahkan mereka untuk duduk.

Ayah Husain Dan Haura duduk di sofa.
Sementara nyai Maryam Pergi ke dapur untuk membuat minuman hangat, dan bundanya meminta izin dan menyusul Nyai Maryam di dapur.

"Apa yang membuatmu kesini, wahai saudariku?" Tanya kyai Fahri.

Ayah Husain tersenyum."Aku kesini untuk
Melihat keadaan putriku Hira." Jelas ayah
Husain.

"Putri mu Hira baik-baik saja, ia juga sangat mematuhi peraturan disini." Beritahu Kyai Fahri. Memang sebelum Hira
Dikirim kesini ia sudah menolak kalau ia tidak mau mondok di pesantren.

"Apakah ini putrimu Haura, yang pernah kau Beritahukan kepada ku?"

Ayah Husain mengangguk."Iya, ini adalah putri sulungku Haura."

"MasyaAllah, ternyata Putri Mu sudah besar."

Ayah Husain terkekeh dan mengangguk "Apakah putra mu akan kesini Fahri."

"Iya, Putraku akan kesini Ia bahkan sudah memberitahukan kepada ku bahwa ia sedang dalam perjalanan, kesini."

"Aku ingin bertanya Fahri, apakah sudah
Waktunya kita untuk menjodohkan mereka?"

Kyai Fahri mengangguk."Iya, ini adalah waktu yang tepat, lagi pula kita sudah
Menunggu lama. Apakah akan ditunda lagi? Soal putraku aku akan memberitahukan masalah ini kepada
Dirinya, dan aku yakin dia akan menerimanya." Jelas kyai Fahri.

"Bagaimana dengan putrimu, saudariku?"

"Aku akan membicarakan masalah ini
Kepada istriku dan putriku."

Haura sedari tadi menyimak percakapan
Antara ayahnya dan kyai Fahri ia bingung
Siapakah yang akan dijodohkan dengan
Putra kyai Fahri, Sementara itu Nyai
Maryam dan bundanya sudah datang dari
Dapur. Dengan nyai Maryam membawa
Tampan berisi teh hangat, Bundanya dan
Nyai Maryam berjalan menghampiri mereka diruang tamu, Setelah sampai nyai
Maryam menaruh tampan itu di atas meja,
Dan duduk di samping suaminya sedangkan bunda Kania duduk di samping putrinya Haura.

"Aku ingin menyampaikan sesuatu, bahwa
Putriku Haura ingin Mondok disini."ucap ayah Husain memberitahukan tujuan lainnya kesini.

"Benarkah, Alhamdulillah kalau begitu
Putrimu Haura diterima disini, benarkan
Mas?" Nyai Maryam melirik suaminya.

Kyai Fahri tersenyum dan mengangguk." Iya Husain putri mu diterima disini, istriku
Akan mengantarkan Haura ke kamarnya."

"Terimakasih Fahri, karena kau telah mengizinkan Putri ku untuk menuntut ilmu disini."

"Bukan masalah Husain."

Mereka semua berbincang-bincang, dan bercerita tentang masalah yang tidak terlalu penting. Saat asik berbincang
Tiba-tiba sebuah suara salam mengalihkan pandangan mereka.

"Assalamualaikum...."

📿📿📿

Assalamualaikum! Semuanya Aku cuman mau bilang terima kasih karena telah mampir di cerita pertama aku.

Maaf banget kalau ceritanya kurang bagus, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya

See you semuanya assalamu'alaikum 🧡

GUS AGAM MY HUSBAND Where stories live. Discover now