14

87 12 0
                                    

Ketemu lagi kita^^
Mulai sekarang kita keju-kejuan, setuju nggak?
Enjoy🧡

  

Happy reading


Setelah berjuang menempuh perjalanan pulang dengan kakinya yang terluka hingga harus ia seret, wanita berambut sebahu itu kini sudah berhasil berada di rumah. Merebahkan tubuhnya di atas kasur yang biasa ia gunakan untuk melebur rasa lelahnya setelah bekerja.

Matanya memejam, merasakan sakit yang menggerayangi nyaris sekujur tubuhnya. Sakit yang berasal dari pergelangan kakinya yang terkilir, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan luka-lukanya yang lain. Luka pada bagian lengan, bahu, dan juga punggung. Rasanya tubuh Tiffany seperti remuk.

Tapi di banding rasa sakit pada fisiknya, rasa sakit di hatinya masih belum terkalahkan. Laki-laki yang dahulu menjual janji padanya, janji untuk menjaga, melindungi, bertanggung jawab atasnya dan keluarga kecilnya, kini pria itu sudah lebih dari sekadar ingkar janji. Apa yang Dong Seok lakukan adalah kebalikan dari apa yang ia janjikan.

Tiffany ingin mengakhiri semuanya, tapi dia tidak bisa. Bukan karena terlalu cinta, tapi karena ancaman yang pria itu layangkan kepadanya.

"Seharusnya orang itu bisa lebih hati-hati! " Dong Hyuk baru saja memasuki kamar sang ibu dengan kotak obat dan secangkir teh hangat.

Lelaki itu meletakan barang bawaannya pada meja kecil samping ranjang.

Tiffany hanya bisa tersenyum melihat wajah kesal anaknya, "udah nak, dia kan nggak sengaja... "

"Ya tapikan tetep aja, ma! Kalau lagi nyetir tuh fokus jangan meleng! Orang kaya emang suka seenaknya! " Tangan Tiffany tergerak untuk memegang bahu putranya, bermaksud untuk meredam kekesalan Dong Hyuk.

"Sttt, nggak boleh ngomong gitu..., nggak semua orang kaya seperti itu, kok..., " Senyuman teduh itu kembali nampak pada wajah Tiffany. "Contohnya orang yang mama ceritain tadi... " Maksud Tiffany adalah pria yang tidak sengaja menabraknya. Tiffany tahu orang itu pria dari suaranya.

"Baik apanya, ma? Dia nabrak mama, loh! "

"Iya, tapikan mama udah bilang kalau dia nggak sengaja..., lagi pula kalau dia nggak baik, kenapa dia repot-repot bawa mama ke rumah sakit? Dia bisa aja ninggalin mama di jalanan kalau dia mau. " Dong Hyuk seakan di bungkam oleh kebesaran hati sangat ibu. Wanita itu tersakiti kini, baik lahir maupun batin. Tapi bisa-bisanya senyum setulus itu masih terukir jelas?

"Oh iya nak, kamu bukannya harus masuk kerja? "

"I-iya, tapi aku khawatir sama mama karena nggak pulang semalaman. Jadi aku nungguin sampe mama pulang... " Dong Hyuk berujar tulus. Telapak tangan halus itu mengelus pipi manis sangat anak, dengan penuh kasih sayang tangan itu bergerak.

"Maaf ya nak... "

Dong Hyuk tersenyum kemudian menggeleng. "Seenggaknya sekarang aku lega karena mama udah pulang... "

Tiffany tidak tahu bagaimana wajah putri nya sekarang, tapi entahlah, melihat wajah putra bungsunya lebih dalam membuat ia kembali merasakan rindu pada putri nya.

.....

Sudah menjadi ketetapan bahwa setelah waktu siang selesai, malam akan datang mengisi kekosongan semesta. Ketika sebagian daerah bumi menggelap karena matahari telah berganti bulan, para manusia akan memanfaatkan itu sebagai waktu istirahat. Mengisi tenaga setelah lelah beraktivitas seharian. Tentu tidak sedikit juga orang yang baru memulai aktivitasnya pada waktu malam.

Till The End | Lee JenoWhere stories live. Discover now