10

72 8 1
                                    

Selamat pagi menjelang siang, temen-temen!
Makasih banyak karena sudah mau meluangkan waktu untuk baca cerita sederhana ini, enjoy 🧡

Happy reading

"Kenapa kamu bisa seceroboh ini?! "

"Saya sudah bilang berkali-kali tolong berhati-hati jika ingin menyimpan berkas kantor! Jangan sampai bocor! Tapi kamu—" Lee Jeno mengerang frustasi setelah memijat pangkal hidungnya.

"Maafkan saya, pak. " Karyawati yang menjadi sasaran kekesalan Jeno pagi ini berkali-kali mengungkapkan permintaan maafnya. Dia merasa bersalah, sungguh.

"Sekarang mau bagaimana? Apa yang harus saya katakan pada mereka yang sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan kita? Mau diteruskan pun percuma! " Pagi ini Lee Jeno benar-benar di buat jengkel oleh kecerobohan sekertaris nya.

Iya, Yoon Eun. Sesuai kesepakatan, jika sudah di kantor mulai dari masuk hingga selesai jam kerja, tidak ada hubungan khusus di antara mereka. Hanya sebatas karyawan dan atasan.

Jadi mau tidak mau, Lee Yoon Eun harus tetap menerima semua omelan Lee Jeno ketika dirinya melakukan kesalahan seperti sekarang ini.

Di balik sorot mata yang tak berani menatap sang atasan itu, tergurat rasa bersalah yang begitu besar di hatinya. Lee Yoon Eun merutuki kecerobohannya.

Dia sadar bahwa dirinya sudah membuat kerja sama yang di jalin perusahaannya dengan perusahaan besar dari negeri tetangga di ambang kegagalan. Dia merasa wajar saja jika Jeno memarahinya sampai seperti ini.

Dan jika sudah seperti itu, maka perusahaan tempatnya bekerja akan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

"Kamu tahu sendiri bagaimana sulitnya menciptakan produk, sekarang kamu malah berbuat ceroboh dengan membiarkan rancangan kita bocor dan di jiplak oleh perusahaan lain! " Semakin banyak kalimat yang melompat jadi mulutnya, malah membuat pria itu merasa kian frustasi. "Mau tetap di produksi pun akan percuma asal kamu tahu! "

Itu benar. Apa yang di katakan Jeno dengan nada tegasnya adalah benar. Perusahaan sebelah pasti langsung memodifikasi rancangan mereka menjadi lebih baik bahkan dari rancangan aslinya.

Jadi jika di luncurkan pun, malah mereka yang akan terkesan menjiplak. Dan kalaupun tidak terkesan menjiplak, masa kejayaan produknya tidak akan lama karena tergantikan oleh produk baru yang di ciptakan perusahaan sebelah. Iya, jiplakannya.

Yoon Eun semakin menundukkan kepalanya ketika helaan napas kasar terdengar dari arah sang atasan. Wanita itu meremat rok hitam yang ia kenakan.

"Kita nggak punya pilihan lain selain menggunakan rancangan untuk tahun depan—" Pria berjas hitam itu menghentikan kalimatnya sesaat setelah sang sekertaris mulai menatapnya. Raut wajah wanita itu membuat Jeno menduga hal buruk.

"Kenapa lagi, Lee Yoon Eun? " Terdengar jelas nada jengkel dari ucapan Jeno barusan.

Aura yang Jeno pancarkan kali ini benar-benar membuat Yoon Eun langsung urung untuk menatap matanya. Wanita itu kembali menunduk sembari bersuara pelan, "anu, itu.... Flashdisk nya nggak ada sama saya... "

"Maksudnya? " Tamatlah Yoon Eun, aura Jeno kali ini sangat mengintimidasi. Tolong siapa yang mencuri oksigen dari ruangan ini? Yoon Eun merasa sesak.

Till The End | Lee JenoWhere stories live. Discover now