11

71 10 0
                                    

Hai, temen-temen!
Semoga kalian nggak bosen dapet notif updatean lapak ini🧡

Happy reading




Malam ini ada acara makan malam keluarga yang diadakan secara mendadak oleh ibu mertuanya. Iya, Bunda Jessica.

Saat Yoon Eun sampai di kediamannya bersama Jeno tadi sore, ibu dan ayah mertuanya sudah duduk manis di sofa ruang tengah. Dan jangan lupakan kedua kakak iparnya, Kim Gyuri dan juga Kim Mingyu suaminya.

Jelas hal itu membuat Yoon Eun merasa terkejut dan senang secara bersamaan.

Ah, jika kalian menanyakan keadaan hati Lee Yoon Eun setelah kejadian di kantor tadi, wanita itu tidak mempermasalahkannya. Dia menerima keputusan Lee Jeno untuk memecatnya dengan lapang dada. Tapi ada satu hal yang masih belum berhenti Yoon Eun pikirkan. Tentu ini ada kaitannya dengan kesalahannya.

Kebocoran data rancangan itu. Itu murni kesalahannya. Lee Yoon Eun masih sangat merasa bersalah untuk itu.

"Yoon? "

"A– iya bun? " Yoon Eun tersadar dari lamunannya.

"Jeno udah kamu kabarin kan kalau kita di rumah? " Bunda Jessica menatap wajah cantik menantunya itu.

"Iya bunda. Tadi juga udah Yoon kabarin, kok... " Wajah cantik itu terpaksa harus mengukir senyum meski sebenarnya ia tak ingin. Bukan karena marah, namun dia mendadak tidak enak hati. Apalagi saat mendengar nama suaminya di sebut barusan.

Ini sudah lewat dua jam dari waktu yang di sepakati tadi. Jeno berjanji untuk tiba di rumah pukul tujuh, dan sekarang sudah pukul sembilan. Namun, pria itu masih belum menampakkan batang hidungnya.

Apa ada sesuatu yang terjadi? Apa dia terjebak macet? Atau memutuskan untuk lembur? Tidak-tidak, Lee Jeno bukan tipikal pria yang mengingkari janji, apalagi ini berhubungan dengan keluarganya. Pria itu hanya tidak romantis saja.

Dalam hati Lee Yoon Eun terus berdo'a semoga semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi pada suaminya.

"Tapi kok belum pulang juga, Yoon? Jangan-jangan belum Jeno buka lagi pesannya. Cek lagi coba, Yoon. " Kata Bunda Jessica. Raut kekhawatiran perlahan muncul ketika Yoon Eun menunjukkan raut wajah yang sama. Di susul juga dengan yang lainnya. Atensi semua orang di sana tertuju pada Yoon Eun.

"Jeno belum buka pesannya, bun... "

"Ya ampun, Jenooo! Bisa-bisanya bikin khawatir sekeluarga gini. " Terdengar jelas kekhawatiran dari ucapan Jessica.

Dengan sigap Donghae meraih bahu istrinya kemudian mengelus nya pelan, "mungkin dia kejebak macet, bun..., udah jangan mikir aneh-aneh... " Ucapnya sembari menatap sang istri. Menyalurkan ketenangan.

Dari raut wajah yang di tampilkan nya, Gyuri nampaknya merasakan hal yang sama. Sama seperti yang bunda dan dirinya rasakan. Wanita itu mengelus perutnya yang kini sudah membuncit. Sama seperti yang Donghae lakukan, Mingyu menenangkan istrinya.

Yoon Eun mengatur napasnya, berusaha meredam rasa khawatirnya dan berpikir jernih. Jemari wanita itu kemudian kembali mengetik beberapa pesan untuk suaminya. Berharap Lee Jeno akan segera membaca kemudian membalasnya, dan mereka pun akan mendapat kejelasan sehingga merasa tenang.

Till The End | Lee JenoWhere stories live. Discover now