06

102 12 0
                                    

Gimana kabar???

Happy Reading


Sepasang kaki yang salah satunya terluka itu tetap dipaksa untuk mempertahankan kecepatan larinya meski sedikit tertatih.

Lihatlah rok putihnya, itu terlihat sedikit kotor. Ya, Lee Yoon Eun terlalu terburu-buru untuk kembali merapikan penampilannya yang menjadi berantakan dikarenakan kecerobohannya sendiri. Dia terjatuh ketika turun dari taksi beberapa menit lalu dan sekarang lututnya memar.

Dengan rasa perih yang tak ia pedulikan,  ia tetap melangkah cepat menaiki beberapa anak tangga di area pelataran kantor. Hh, akhirnya sampai juga.

Dalam hati Yoon Eun berharap Jeno masih seperti tadi. Disibukkan oleh pekerjaannya. Yah, semoga saja Lee Jeno tidak sadar bahwa di luar hari sudah semakin gelap.

Jujur saja Yoon Eun, itu konyol.

Karena bagaimana pun wanita itu tahu sendiri bahwa ketika bekerja, jendela ruangan pria itu selalu terbuka. Jadi, mana mungkin pria Lee itu tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap?

Sudah, terima saja nasibmu. Lagi pula Lee Jeno hanya akan sedikit bicara bukan? Ya... Walaupun tidak enak di dengar.

Oh Tuhan, Yoon Eun memohon dalam hati agar suasana hatinya akan tetap membaik meski nanti ia akan mendapatkan nasehat ekstra cabai.

Kecepatan langkahnya tidak berkurang meski kakinya kini sudah menapak tepat di atas ubin lobi.

Di sana Lee Yoon Eun melihat Hwang Yeji yang sudah siap untuk pulang dengan tas yang menggantung di bahunya. Hhh, melihat pemandangan itu membuat Yoon Eun semakin tidak karuan. Baiklah, dia bahkan belum sampai di hadapan Lee Jeno, tapi hawa-hawa tidak mengenakan itu mulai terasa.

Oh sial! Yoon Eun yakin bahwa kini kakinya yang tadinya hanya memar, sekarang mengeluarkan darah. Rasanya mulai berbeda, lukanya terasa semakin perih. Lee Yoon Eun bukan tipikal perempuan manja jika ia sedang berurusan dengan dirinya sendiri, Yoon Eun tetap paksa kakinya untuk terus berjalan.

"Bu Yoon Eun! Ibu kenapa?! " Rupanya Yeji menyadari bahwa yang sedari tadi berlari-lari memasuki kantor adalah sekretaris Lee Jeno yang baru saja kembali dari luar. Melihat penampilan Yoon Eun yang sedikit berantakan, Yeji lantas menghampiri wanita itu dengan sedikit rasa penasaran dan khawatir yang terselip di hatinya.

Langkah Yeji yang mendekat ke arahnya, membuat Yoon Eun menghentikan langkahnya dengan terpaksa, "ibu kenapa bu? Kok lari-lari? Ada yang ngeja— ya ampun kakinya kenapa, bu?! "

Meski sudah menghentikan larinya, kaki Yoon Eun tetap tidak bisa diam dan terus bergerak saking paniknya, "aduh Yeji nanti aja nanyanya, ya? Saya buru-buru nih takut diomelin Pak Jeno, udah ya, tiati! " Lee Yoon Eun tahu bahwa sekarang ini dia sedang bersikap kurang sopan, tapi mau bagaimana lagi dia harus cepat jika ingin selamat dari omelan atasannya itu. Tanpa memedulikan Yeji yang masih memandang ke arahnya dengan khawatir, istri dari Lee Jeno itu hendak berlalu dari hadapan sang resepsionis tapi langkahnya kembali tertahan oleh perkataan Hwang Yeji,
"tapi bu, kayaknya Pak Jeno udah pulang duluan, deh..." Karena rasa penasarannya sudah terpuaskan tanpa diminta, gadis Hwang itu jadi teringat sesuatu.

"Hah?"  Wajah yang awalnya menampilkan raut wajah cemas itu, kini berubah menjadi raut wajah tidak percaya. Bersamaan dengan itu, embusan napas pasrahnya menguar, "yang bener kamu Yeji! masa sih?" Lantas Yeji mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Till The End | Lee JenoWhere stories live. Discover now