09

70 8 0
                                    

Selamat datang di sinetronnya dunia oren🧡

Happy reading^^

Waktu makan malam kini telah tiba, wanita itu mengukir senyum tipis penuh arti begitu makanannya telah siap santap.

Mari memanggil putranya untuk segera datang ke dapur dan makan. Benar, meja makannya sengaja di letakan di dapur agar tidak memakan banyak tempat. Rumah mereka ini hanya satu lantai dan tidak terlalu besar. Maka dari itu, mereka memanfaatkan ruang yang ada.

Hhh, harumnya begitu menggoda, putranya pasti akan suka.

"Dong Hyuk, ayo makan, nak... " Panggil nya selagi melepas celemek yang sedari tadi ia gunakan.

"Iya, ma.... " Anak bernama lengkap Ma Dong Hyuk itu menjawab sang ibu dari dalam kamarnya yang kebetulan tidak jauh. "Wanginya enak banget, mama masak apa? " Mendengar itu, senyum Tiffany semakin merekah. Ia merasakan sedikit hangat di hatinya.

Anak laki-laki itu terlihat mengembangkan senyumnya ketika melihat beberapa tumis-tumisan dan juga sup beserta kimchi yang tertata rapi di atas meja makan.

"Udah laper, kan? Ayo cepet duduk, mama masak banyak. " Katanya pada sang anak yang kemudian menurut dan duduk. Hati Dong Hyuk merasa gembira.

Tanpa membuat perutnya keroncongan lebih lama lagi, Dong Hyuk segera mencicipi sup buatan sang bunda. Yeoksi, rasanya tidak pernah gagal. Apapun yang dimasak oleh ibu, selalu terasa lezat meski itu hanya oseng sayuran yang ditambah garam. Mereka seperti punya sentuhan ajaib.

Melihat Ma Dong Hyuk makan dengan lahap seperti ini, hati Tiffany semakin menghangat. Senyuman putranya itu tak kunjung memudar meski tengah sibuk mengunyah. Wajah manis lelaki itu sesekali menengok wajah sang bunda yang masih setia memandanginya.

Wanita itu mengambil suapan pertamanya. Tiffany tersenyum haru.

Tidak, bukan karena terharu sebab makanannya enak. Tapi karena otaknya yang tiba-tiba saja memunculkan bayangan sosok anak perempuan di samping Dong Hyuk. Sama-sama menikmati masakannya dengan lahap sebagaimana yang Dong Hyuk lakukan.

Jika saja hal itu di takdirkan terjadi, wanita itu pasti akan sangat bahagia.

Anak perempuannya, Tiffany tidak tahu dimana anak itu berada sekarang. Bagaimana keadaannya?

Menurut informasi yang ia dapat dari ayah angkat anak itu, putrinya baik-baik saja. Hanya saja pria itu menutupi keberadaan putrinya.

Katanya dia sudah menikah. Tak bisa Tiffany pungkiri bahwa hatinya ikut bahagia saat mendengar itu. Namun, wanita itu juga sedikit was-was di karenakan ketidak tahunnya mengenai siapa dan bagaimana pria yang menikahi putrinya.

Hhh, dimana pun darah dagingnya itu berada dan dengan siapapun dia hidup, sang bunda hanya mengharapkan segala yang terbaik bagi putrinya. Hatinya tak berhenti melangitkan rentetan doa untuk sang putri.

"Ma? "

Sontak Tiffany membuyarkan lamunannya, "i-iya, sayang? "

"Mama nangis lagi? Papa pasti mukulin mama lagi, kan? " Tebakanmu memang tidak salah Dong Hyuk, tapi tidak sepenuhnya benar juga. Bukan luka di wajah Tiffany ini yang membuat wanita itu menitikkan air mata, melainkan kerinduan.

Till The End | Lee JenoWhere stories live. Discover now