04

118 9 0
                                    

Happy Reading^^

Bulir-bulir air yang berjatuhan dari langit itu layaknya berlian yang sengaja dihamburkan untuk membasuh seluruh benda dibawahnya.

Bersamaan dengan air yang turun dari langit dengan bebasnya, udara dingin yang tak ingin kalah pun ikut berembus menyelimuti kota itu.

Di tengah suasana serba kelabu itu, aroma harum bunga yang terdapat nyaris di seluruh penjuru ruangan menyeruak, masuk ke indra penciuman dengan sopan nya.

Tempat ini sepi sekarang. Tidak ramai seperti biasanya, di tempat itu hanya ada tiga perempuan yang mana ketiga perempuan itu memiliki keterikatan satu sama lain. Ya, bisa di bilang mereka bersahabat.

Suara setiap bulir air hujan yang menghantam atap, tak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap saling bertukar topik pembicaraan.

Shin Yuna dengan kehamilan pertamanya, Jeon Somi dengan rasa jengah nya akibat terlalu lama menganggur, dan Lee Yoon Eun dengan segala keluh kesahnya selama ia berada di Paris. Dan ada juga topik yang mereka bahas bersama tanpa adanya perbedaan. Yap, oleh-oleh yang Yoon Eun bawa untuk kedua sahabatnya.

"Emang ya Yoon, lo nggak sayang duit, " sang pemilik toko bunga itu bersuara sembari mengamati benda mahal di tangannya.

"Dih, duitnya aja nggak sayang gue. Kalo mau apa-apa, gue harus nyari dia dulu sampe mau resign dari kehidupan aja gue rasanya. " Lee Yoon Eun membalas celetukan Yuna dengan gaya bicara andalannya. Ya, sederhana, apa adanya, dan sedikit bercandaan.

Shin Yuna mendelik ke arah Yoon Eun, "ya, lo tau sendiri nyari duit tuh susahnya setengah mati, terus ngapain lo pakek beli barang mahal kayak gini?"  Rasa heran menghampiri Yuna.

Yoon Eun melirik ke arah Yuna tanpa melepaskan setangkai mawar yang ia ambil dari vas bunga milik sahabatnya itu, "ya, itu bukan duit gue. Lagian juga bukan gue yang milih, " Lee Yoon Eun kembali mengalihkan fokusnya pada setangkai bunga cantik itu.

Mendengar penjelasan singkat Yoon Eun itu membuat Yuna perlahan mengerti, "maksud lo, Jeno yang pilihin? " Yoon Eun mengangguk sembari mengangkat alisnya.

Sebenarnya ketika ia mengetahui isi dari paper bag yang Yoon Eun bawa untuknya, Shin Yuna tercengang. Ia tak menyangka bahwa siang ini dia akan di beri barang yang di bandrol dengan harga fantastis yang mana ia pun tak akan mampu membelinya. Eh, bukan tidak mampu untuk membeli, tapi tidak mampu mengumpulkan tekad untuk membelinya. Ia tahu bagaimana sulitnya mencari uang.

Apalagi ia hanyalah seorang florist yang memiliki toko bunga kecil di tengah kota. Dan suaminya hanya seorang pemilik kedai kimbab kecil-kecilan. Berbeda dengan Yoon Eun yang dinikahi oleh seorang pengusaha besar, yang tentunya sangat berpengaruh bagi perekonomiannya.

Lihat Yoon Eun sekarang, wanita itu terlihat semakin menawan dengan wajah cantiknya yang kian terawat. Belum lagi pakaian mahal yang sering kali melekat di tubuh istri dari Lee Jeno itu.

Melihat itu, Shin Yuna jadi merasa sangat lega. Wanita yang sudah bertahun-tahun menjalin persahabatan dengannya itu, kini telah menemukan kebahagiaan yang memang sudah seharusnya ia dapatkan.

Yuna harap, semua rasa sakit yang Yoon Eun rasakan di separuh sejarah kehidupannya terbayar lunas tanpa menyisakan utang, sehingga sahabatnya itu takkan kembali pada kehidupan pahitnya.

Till The End | Lee Jenoजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें