07

80 10 0
                                    


Penulisannya masih belum sempurna. Jadi, kawal terus sampe sempurna kayak Demian, ya🤗

Happy reading

Bau alkohol yang berasal dari tubuh pria yang kini berdiri di depannya itu membuat kepalanya ikut pening saking menyengat nya.

Sudah sejak dua puluh menit yang lalu suasana rumah menjadi ribut. Berbagai macam makian dengan kata kasar sudah memenuhi telinganya. Tiffany yang saat ini memiliki luka di ujung bibir, masih tetap mengerahkan seluruh keberanian yang ia miliki untuk menghadapi suaminya.

Ia tahu bahwa kini Ma Dong Seok tidak memiliki kesadaran penuh karena pria itu sedang berada di bawah pengaruh alkohol, lelaki besar itu bisa melakukan apapun padanya. Termasuk membunuhnya tanpa sadar.

Namun meski begitu, ia akan terus berusaha melawan–ah, lebih tepatnya membela diri agar semua kebutuhan keluarga kecilnya itu terselamatkan.

Tiffany pikir pria ini tidak tahu diri. Dia nyaris tidak pernah pulang. Namun sekalinya ia kembali ke rumah, hampir semua kebutuhan keluarga tidak terpenuhi sebab semua uang yang dimiliki Tiffany Dong Seok ambil begitu saja.

Apakah selain dapat menghilangkan nyawa seseorang, menenggak terlalu banyak alkohol juga dapat merenggut rasa tanggung jawab dari diri seseorang?

"Aku udah bantu kamu untuk buka usaha loundry, dan sekarang dengan tidak tahu dirinya kamu nggak mau bantu aku?!" Suara bernada tinggi itu menggelegar, nyaris memenuhi seluruh ruangan yang berada di rumah sederhana itu, "bisnis aku ini buat kita! Kamu, aku, Dong Hyuk! "

"Bisnis kamu bilang?! Bisnis apa?! Udah satu tahun ini alasan kamu itu terus! "

Kini tangan Tiffany yang mengepal erat itu menjadi perantara munculnya keberanian dalam diri wanita itu.

"Jadi selama ini kamu anggap bisnis aku itu cuma alasan?! Beraninya kamu! " Sepasang mata itu menatap tepat pada netra Tiffany dengan penuh amarah. Pria itu melangkah maju.

Secercah rasa takut, tak membuat keberaniannya menciut begitu saja. Ia lebih mengeratkan kepalan tangannya.

"Kenapa kamu marah? Bukannya wajar kalau aku sebagai istri kamu pengen tau bisnis apa yang kamu maksud? "

Pertanyaan menuntut yang terlontar dari mulut Tiffany agaknya membuat Dong Seok tergelitik. Pria itu tertawa, "Tiffany, apa luka di wajah kamu itu kurang menyakitkan? "

"Kebohongan kamu masih jauh lebih menyakitkan—"

PRANG!

Dengan spontan Tiffany menutup telinganya, kedua matanya terkatup erat disebabkan keterkejutannya.

"KOBOHONGAN KAMU ITU YANG LEBIH NYAKITIN AKU! " Tiffany mengerahkan seluruh keberanian yang ia miliki untuk meneriaki sang suami yang baru saja membanting peralatan dapur yang ada.

"KAMU PIKIR KAMU SIAPA BERANI BENTAK AKU?!! " Ma Dong Seok tak ingin emosinya kehilangan kesempatan, ia segera mencengkram rahang istrinya tanpa berpikir tentang rasa sakit baru yang akan dirasakan Tiffany.

Rasa sakit di rahangnya seolah mendorong air mata wanita itu terjun bebas dengan isakan yang ikut lolos bersamanya.

Setelah ini, wanita itu yakin bahwa wajahnya akan kembali mendapat karya tangan yang baru.

Till The End | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang