SW - 46

25.4K 2.7K 313
                                    

Jeno memacu mobilnya menuju rumah sakit, meski sesekali dia melongok ke kursi belakang di mana putranya terlelap. Dominan itu tampak sangat khawatir setelah Yoona menghubungi bahwa suaminya di larikan ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Jeno berlari masuk seraya menggendong Woobin, bayi itu perlahan terbangun karena guncangan di tubuhnya. Meski belum mendapatkan kesadarannya, dia tetap mengerjapkan matanya sesekali.

Kepalanya jatuh pada pundak sang Daddy dengan mata masih sayu. Matanya membulat saat melihat Yoona sendirian di lorong rumah sakit.

“Tu papa ana?” Gumam Woobin saat melihat Yoona.

“Jeno!” Pekik wanita itu saat melihat Jeno datang seraya menggendong putranya.

“Ada apa dengan Jaemin, Bu?” Tanya Jeno panik.

“Ibu juga tidak tahu, tadi malam Ibu coba membangunkan dia tapi tak ada jawaban, jadi Ibu coba membuka paksa kamarnya, dan... Dan kulihat dia sudah pingsan dengan wajah pucat” Isak Yoona

Jeno menghela nafas berat mendengar cerita Ibu mertuanya, alisnya bertaut panik menatap pintu dimana Jaemin berada didalam tengah dalam pemeriksaan dokter.

Jeno putuskan untuk duduk dan menunggu, sementara Woobin duduk disebelahnya. Tak lama, Dokter keluar membuat Jeno dan Yoona langsung berhambur mendekati sang dokter.

“Bagaimana suami saya, dokter?” Tanya Jeno.

“Tidak apa-apa, dia hanya dehidrasi” Jawab Eunha dengan senyum.

“Kandungannya, bagaimana?” Tanya Jeno lagi.

“Masih bisa diselamatkan meski sempat mengkhawatirkan. Dia sedang istirahat sekarang” Tukas dokter cantik itu lagi.

“Tapi, Tuan. Masalah ini bisa menjadi serius, mengingat usia kandungan Tuan Lee sudah memasuki trimester kedua, jika janin tidak berkembang, kami terpaksa mengambil langkah serius, karena kondisi janin dan Papanya mengkhawatirkan...”

“Padahal sebelumnya, janinnya tumbuh dan berkembang sangat baik” Tutur Eunha lirih.

“Kalau begitu, saya permisi” Ucap Eunha dengan senyum seraya berpamitan pada Yoona dan Jeno.

Keduanya tersenyum dengan bungkukkan kecil, Yoona langsung mendudukkan tubuhnya pada kursi tunggu, sementara Jeno langsung menggendong Woobin dan membawanya masuk.

Jaemin langsung memalingkan wajahnya begitu melihat suaminya masuk bersama Woobin.

“Kyaa papa tuu” Pekik Woobin riang seraya menepuk tangannya.

Jeno dudukkan sang putra di sebelah Jaemin berbaring lalu dia pun mengambil posisi duduk pada kursi jenguk. Dia tatap Jaemin yang tampak pucat dengan pergelangan tertusuk selang infus.

Dengan takut-takut, dia bawa tangannya menggenggam jemari Jaemin.

“Papa apa?” Tanya Woobin pada Jaemin, tapi pria itu tetap memalingkan wajahnya.

“Sayang...” Panggil Jeno.

“Ayaaa” Panggil Woobin mengikuti gaya Jeno memanggil papanya, dia tersenyum pada Jaemin dan Jeno.

“Ni papa” Ucap Woobin lagi seraya menunjuk Jaemin.

“Sayang...” Panggil Jeno lagi, tapi Jaemin tetap tak bereaksi.

“Berhenti menyakiti dirimu sendiri, Jaemin” Ucap Jeno dengan nada lirih, dia berusaha selembut mungkin bicara dengan Jaemin yang juga tengah rapuh.

“Tu papa ana taaan” Ucap Woobin menyela ucapan sang Daddy.

“Aku minta maaf, akulah penyebab kau menjadi seperti ini” Ucap Jeno.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن