SW - 23

29.7K 3K 253
                                    

Mark baru saja keluar dari ruangan dokter dan tak sengaja melihat Jeno berjalan menyusuri lobi menuju taman dengan pakaian santai. Alisnya kemudian bertaut, apa yang dilakukan sahabatnya disini?

Seorang perawat perpipi tembam kebetulan lewat didepannya dan dia menghadang pria itu.

“Permisi” Sapa Mark

“Iya, ada yang bisa Saya bantu?” Tawar Haechan dengan senyum.

“Apa seseorang dari kerabatnya sedang sakit?” Tanya Mark menunjuk Jeno yang berjalan keluar.

Haechan melongok kearah telunjuk Mark dan melihat Jeno, dia kemudian kembali menatap Mark.

“Ah, Anaknya sedang sakit” Jawab Haechan

“Anaknya?” Mark bertanya-tanya.

“Boleh aku tahu dimana ruang rawatnya?” Tanya Mark membuat Haechan mengerutkan alisnya bingung.

Dia nampak berfikir sejenak membuat wajahnya nampak lucu.

“Tidak!” Jawabnya kemudian membuat Mark tersentak.

“Kenapa?” Mark melempar tanya lagi.

“Anda siapanya?” Tanya Haechan

“Aku sahabatnya”

“Anda bohong. Jika Anda sahabatnya, kenapa Anda tidak tahu jika anak teman Anda masuk rumah sakit? Dan lagi, kenapa Anda tidak menghampiri saja tadi?” Oceh Haechan panjang lebar  membuat Mark tercekat, karena ucapan Haechan semuanya benar.

“Lihatkan? Anda tidak bisa menjawab. Berarti Anda bohong. Anda bisa membahayakan pasien dan keluarganya nanti. Maaf Tuan” Ucap Haechan membungkuk.

“Aish, perawat ini. Apa dia kira aku penjahat” Gumam Mark mengalihkan pandangannya.

“Sudah, Ahjussi? Kalau begitu saya permisi” Pamit Haechan, dia membungkuk hormat pada Mark lalu melenggang pergi membuat Mark tercekat.

Dia berbalik melihat tubuh Haechan, hendak mengomel tapi kalimatnya tersangkut ditenggorokan melihat Haechan sudah menjauh.

“Ahjussi dia bilang? Aku masih sangat gagah seperti ini dan bahkan aku belum menikah. Ahjussi apa yang setampan aku?” Gerutu Mark sebal.

Dia merapikan setelannya kemudian terdiam beberapa saat. Dia putuskan untuk melangkah menuju keluar, menyusuri taman rumah sakit dan melihat Jeno duduk pada sebuah kursi taman sendiri.

Tampak tenang melihat burung-burung mencari makan didepannya. Dengan rasa canggung, Mark putuskan untuk duduk disamping Jeno membuat Jeno sedikit tersentak.

Raut wajah keduanya nampak dingin, sejak kejadian di klub hari itu. Mereka benar-benar menjadi orang asing, tentu canggung bagi mereka di hadapkan situasi seperti ini.

“Ku dengar anakmu sakit” Mark membuka pembicaraan.

“Wah, tahu dari mana? Jaemin? Kalian sudah bertukar nomor ponsel? Atau jangan-jangan kalian sudah selingkuh dibelakangku” Jeno berdecak dengan seringai.

“Aku tidak gila sepertimu, Jeno. Dan lagi, Jaemin tidak serendah yang kau fikirkan” Oceh Mark.

“Kurasa kalian hampir setahun menikah, mungkin hanya Jaemin yang tau sifatmu, tapi kau tak tahu bahwa suamimu memang memiliki sikap penyayang dan hangat pada semua orang” Jelas Mark membuat Jeno membuang pandangannya, enggan mendengar omong kosong Mark.

“Bagaimana perasaanmu terhadap Karina saat ini?” Mark melontarkan tanya yang membuat Jeno menatapnya dengan alis bertaut.

“Apakah itu benar cinta?”

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now