SW - 17

27.1K 2.9K 450
                                    

Jaemin lantas keluar dari kamarnya saat mendengar suara tangisan Woobin, dia berjalan menuju ruang tamu dan melihat suaminya tengah kewalahan menggendong Woobin yang terus memberontak.

“Ada apa Ahjussi?” Tanya Jaemin

“Woobin-ah, itu Papa” Ucap Jeno pada sang putra.

Mendengar itu, tangis Woobin perlahan mereda, dia menoleh kearah Jaemin di belakangnya. Mata dan hidungnya nampak memerah karena menangis. Di detik berikutnya, Woobin tersenyum saat melihat Jaemin merentangkan tangannya hendak menggendongnya.

Dia dengan cepat melompat dalam gendongan sang Daddy. Jeno pun langsung menyerahkan Woobin dan bayi itu langsung mendekap Jaemin posesif.

“Apa acaranya sudah selesai Ahjussi?” Tanya Jaemin melihat Jeno berdiri didepannya.

“Belum, tapi aku pulang karena Woobin terus menangis” Dengus Jeno dengan wajah datarnya.

“Ayo pulang” Ajak Jeno seraya berjalan keluar dari rumahnya.

Mata Jaemin mengerjap bingung mendengar ajakan sang suami, dia dengan cepat menyusul Jeno keluar dari rumahnya lalu masuk ke dalam mobil tanpa sempat berpamitan pada Yoona.

Selama dalam perjalanan, keduanya hanya diam. Sementara Woobin asik menyusu karena dia menangis membuatnya kehausan.

“Hari ini...” Jeno membuka pembicaraan.

“Tepat setahun kau menghilangkan nyawa istriku” Ucap Jeno membuat Jaemin tertunduk dengan wajah memerah padam

Tanpa ia ingatkan pun, Jaemin akan selalu ingat. Hari dimana dia paling hancur karena kecerobohan yang ia lakukan. Dia sudah merasa bersalah, bahkan di ungkapkan dengan kalimat pun tak akan cukup menggambarkan betapa ia menyesal.

“Aku minta maaf Ahjussi. Sungguh, entah bagaimana caranya agar Ahjussi tahu bahwa aku pun sangat menyesal...”

“Akupun tak ingin ini semua terjadi” Tambahnya pilu membuat Jeno mendecih lalu membuang pandangannya, menatap jalanan diluar.

“Kami masih begitu berbahagia di tahun pertama pernikahan kami dan akan segera menyambut kelahiran Woobin pada saat itu, kau menghancurkan mimpiku tentang sebuah keluarga kecil impianku”

Tak tahu kah Jeno bahwa Jaemin sudah setengah mati menahan perasaan sakitnya? Selama hampir setengah tahun menikah, Jeno masih tak juga melihat Jaemin sebagai suaminya.

Dia selalu memandang pria malang itu sebagai sosok yang membunuh istrinya, bahkan tanpa menjaga perasaannya, Jeno terus menceritakan tentang mendiang istrinya. Butuh berapa lama bagi Jaemin untuk meluluhkan Jeno?

Mobil milik Jeno akhirnya tiba di kediamannya, Jaemin turun lebih dulu, dia dengan cepat masuk ke dalam rumah untuk membaringkan Woobin yang sudah terlelap.

Setelahnya Jaemin turun ke lantai bawah, dia melihat suaminya sudah mengganti baju dan nampak santai mengenakan kaos abu-abu dibalut celana putih selutut tengah menonton tv. Jaemin putuskan untuk beranjak ke dapur.

Ia ingat kemarin ia membuat cookies untuk cemilan Woobin, tak ada salahnya jika dia menyajikan itu juga untuk suaminya.

Jeno menoleh saat melihat Jaemin datang membawa nampan, pria itu berdiri didepannya dengan takut-takut.

“A-aku membuat kopi dan cookies untuk Ahjussi, apa Ahjussi mau mencicipinya?” Tanya Jaemin

“Tak masalah, letakkan saja” Tutur Jeno membuat Jaemin mengulum senyum cerah.

Dengan perasaan berbunga-bunga, dia sajikan kopi dan cookies coklat buatannya di hadapan sang suami, setelahnya dia beranjak untuk membersihkan rumah dan membiarkan suaminya menikmati hari liburnya.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now