Track 14: Fact Check

10.8K 2K 184
                                    

PS: Fact Check dari PoV Elkie sudah diupload kemarin di KaryaKarsa

Wulan

"Sabar, Lan. This too shall pass."

Sejak semalam, kalimat itu menjadi mantraku. Malam ini resepsi pernikahan Elsie berlangsung. Begitu acara ini selesai, aku bisa angkat kaki dari hadapan Elkie. Untung saja sepanjang hari ini Elsie mengajakku spa bareng, sehingga enggak perlu khawatir bertemu Elkie.

Kejadian di kolam membuatku enggak bisa tidur. Walaupun kisah cintaku menyedihkan, bukan berarti aku enggak bisa membaca situasi. Aku yakin banget Elkie mau menciumku. Dia bahkan hampir menciumku, tapi mengalihkan wajah di detik terakhir.

Bukan itu yang membuatku langsung kabur dari hadapan Elkie. Melainkan tanggapanku. Bukannya menghindar, aku malah menunggu bibir Elkie mendarat di bibirku dengan penuh harap. Rasanya seperti ada yang mengambil alih diriku, karena aku enggak mungkin berharap Elkie menciumku.

Not in million years.

But that happened. Fix, aku sedang diguna-guna atau akal sehatku lagi absen sehingga bisa-bisanya menunggu Elkie menciumku dengan penuh harap.

Kalau saja bisa, aku sudah balik badan dan pulang ke Jakarta. Bodo amat dengan pesta pernikahan Elsie. Aku belum punya nyali untuk bertemu Elkie. Namun aku enggak sempat menjalankan ide itu karena Elsie enggak melepaskanku dari pandangannya barang sedetik pun.

"Nanti pas nikahan Teteh, aku bantuin ya. WO aku recommended nih."

Ucapan Elsie membuat perutku melilit.

Enggak salah orang tua mengingatkan untuk jujur. Jangan pernah berbohong. Buktinya sekarang aku harus membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Kebohongan demi kebohongan ini membuatku enggak nyaman, apalagi orang yang dibohongi sangat baik, membuatku merasa berdosa setiap kali bertemu keluarga Elkie.

Elsie masih berceloteh tentang pernikahanku dan Elkie, which is enggak bakalan mungkin terjadi. Aku tidak bisa membayangkan kecewanya Elsie kalau tahu hubungan ini cuma pura-pura. Setidaknya, saat kebohongan terkuak, aku sudah berada jauh dari hidup Elsie sehingga enggak perlu merasa bersalah lebih banyak.

"How do I look?" tanya Elsie.

Aku menatapnya tanpa berkedip. Elsie memiliki wajah cantik khas Indonesia. Dia bisa menjadi bintang film, aku yakin banyak produser berlomba-lomba menawari peran untuknya. Malam ini dia begitu stunning dalam balutan kebaya modern berpadu tenun Sumba berwarna broken white. Elsie terlihat mewah sekaligus anggun. Dia memiliki tubuh tinggi yang langsing, dan kebaya dengan potongan lebar menyapu lantai membuatnya seperti finalis Miss Universe.

Aku merasa seperti upik abu berhadapan dengan Cinderella.

"Stunning, as always."

Elsie tersenyum. "Teteh juga cantik."

Aku menatap pantulan bayanganku di cermin. Sama seperti saat akad nikah, Elsie juga menyediakan gaun untukku. Aku enggak tahu bagaimana cara dia menghasilkan dua gaun dalam waktu singkat hanya bermodal baju yang kutitipkan kepada Elkie. Malam ini, aku mengenakan kebaya peach lembut dengan potongan off shoulder yang sangat pas di tubuhku. Aku baru sadar kalau dengan pakaian dalam yang tepat, juga pakaian yang pas, tubuhku memiliki lekuk yang selama ini tersembunyi.

Di hadapan Elsie, aku memaksakan diri untuk tersenyum. Bukannya enggak bersyukur dengan gaun ini, tapi semua yang diberikan kepadaku menambah perasaan bersalah di hatiku.

"Dek..."

Aku dan Elsie menoleh ke arah pintu. Napasku tercekat saat melihat Elkie memasuki kamar Elsie. Dia melirikku sekilas sebelum menghampiri Elsie. Aku putuskan untuk keluar dari kamar. Selain ingin memberi waktu kepada Elkie untuk bicara dengan Elsie, nyaliku tiba-tiba ciut saat melihatnya.

The Bachelor's ScandalWhere stories live. Discover now