40. Hari Libur III

42 11 1
                                    

"Aku pulang, Selena," ucapku memasuki kamar setelah mengetuk pintu.

Selena segera datang mendekat menyambut kepulanganku, "Selamat datang kembali, tuan."

Oh, inikah rasanya disambut seseorang saat kembali ke rumah? Aku belum pernah mendapat sambutan seperti ini semenjak ayah meninggal. Ini cukup menentramkan hati.

Omong-omong, bukannya dia masih mau tidur delapan jam lagi? Ini bahkan belum ada tiga jam semenjak aku pergi keluar.

Aku meletakkan kantong dimensi di atas kasur dan memandang pedang besar serta pelindung logam Selena yang berada di atas meja—pedang besar hanya bersandar di pinggir meja—bersama semangkok kecil minyak dan seutas kain, "Ah, kau sedang merawat perlengkapanmu?"

Selena mengangguk pelan sebelum kembali duduk dan mengelap bilah besar pedangnya, "Aku tidak tahu apa yang harus kukerjakan di waktu luang seperti ini, jadi mumpung sempat aku memutuskan untuk merawat pedang dan pelindung pemberian tuan."

"Apa perlengkapan tuan juga sekalian ingin kurawat?" Selena melirik ke arahku—tidak, tepatnya pedang serta belati sihirku di pinggang.

Kalau dipikir lagi sejak dibeli aku belum pernah merawat pedangku sekalipun dan untuk belatiku sendiri, senjata sihir ini belum kurawat lagi semenjak malam sebelum pertempuran Dungeon Break pecah.

Dan lagi, aku tidak terlalu pandai merawat benda seperti ini.

Aku kemudian menerima tawaran Selena dan menyerahkan pedang serta belatiku untuk dirawat, sementara aku duduk di kasur dan mengeluarkan berbagai persediaan yang tersimpan di dalam kantong dimensi.

Ketika aku sibuk mengeluarkan barang satu per satu dari kantong dimensi, salah satu benda yang menculat mengeluarkan bau busuk tipis nan lengket di tangan, "Sial, aku melupakan ini...."

Di tanganku terdapat sebuah benda yang nampak kering kelontang tetapi sebenarnya begitu basah oleh lendir busuk yang tak sengaja kulupakan, empat buah apel—aps—yang pernah kubeli pada hari aku pergi dari istana.

Kalau diingat lagi sudah berapa hari sejak hari itu? Seminggu lebih? Tidak, mungkin mencapai dua atau tiga minggu jika menghitung empat hari aku pingsan sesudah pertempuran Dungeon Break dan tiga hari terakhir yang kuhabiskan bersama Selena.

"Hebat juga aps ini tidak benar-benar kering setelah kutinggal selama itu di dalam kantong dimensi." Aku berdecak kagum sebelum memandang kantong dimensi di pangkuanku, "Mungkinkah kantong ini mempunyai kemampuan untuk memperlambat waktu benda di dalamnya?"

Alestio tidak menjelaskan kemampuan kantong dimensi selain dapat menyimpan banyak barang tanpa memakan banyak tempat sebelum aku pergi tetapi mengingat aku juga menyimpan bekal di kantong ini, aku sedikit banyak menyadari kemampuan ini meski merasa cukup ragu.

Menurut analisis pengalaman sejauh ini, kantong dimensi memang mampu melambatkan aliran waktu pada benda-benda yang masuk ke dalamnya namun perbedaan waktu ini tidak begitu signifikan.

Mungkin hanya sedikit lebih lambat dari waktu normal sehingga makanan basah seperti bekal untuk makan siang juga dapat membusuk jika aku biarkan di dalam kantong dimensi sampai esok hari.

Yah, mengabaikan apel—aps yang benar-benar kulupakan, persediaan lain yang kusimpan di kantong dimensi tidak mengalami masalah.

Sebagian besar juga merupakan makanan kering yang tahan lama dan peralatan darurat seperti tali, paku panjat, dan beberapa perlengkapan kecil lain.

Kurasa aku tak perlu terlalu mengkhawatirkan kondisi persediaan di dalam kantong dimensi kecuali makanan basah yang mudah busuk.

"Selanjutnya...." Aku menoleh ke arah lembaran kertas jimat serta pil-pil yang baru kubeli tadi.

Rais der MisfortunasWhere stories live. Discover now