29. Aku Ingin Mati

51 16 7
                                    

Pada pagi hari Selena bangun setelah tertidur pulas semalaman. Dia menguap dan merentangkan kedua lengannya ke atas sejauh mungkin kemudian mengalihkan perhatiannya kepadaku, "Selamat pagi, tuan Chandra. Apakah tidurmu nyeny—kelihatannya tidak!"

"Oh.... Selamat pagi, Selena." Aku melambaikan tanganku menanggapi salam Selena.

Selena segera bangkit dari kasur dan mendatangiku, "Tuan Chandra, apa yang terjadi? Mengapa kau terlihat begitu lelah? Apa jangan-jangan kau tidak tidur semalaman?"

"Yah... katakan saja begitu.... Aku tak apa-apa.... Jangan khawatir...."

Benar, aku tidak tidur semalaman dan ada dua alasan di balik ini.

Pertama, eksperimenku terhadap [Character Settings] untuk mengatur skill cukup memuaskan dan aku sangat bersemangat ingin segera mencoba hasilnya, lalu saking bersemangatnya jantungku berdebar-debar sehingga sangat berisik sampai aku tak bisa tidur—tidak, ini alasan kedua.

Alasan keduaku adalah jantungku yang seperti kujelaskan barusan terlalu berdebar-debar. Bukan karena tak sabar ingin mencoba hasil eksperimen semalam melainkan akibat perasaan gugup tidur berdua dengan seorang gadis!

Aku tahu kasur kami terpisah tapi tetap saja kami tidur di satu ruangan yang sama!

Argh! Kau ingin melepas keperjakaan secepatnya namun sikap pengecutmu menghadapi perempuan masih sama saja, Chandra! Jika kau segugup ini hanya karena tidur di satu ruangan yang sama, bagaimana jadinya kau menjalin hubungan intim dengan Selena nantinya?!

Ah, aku mungkin bisa mati saking gugupnya!

"Tuan, apa kau sungguh tidak apa-apa?" Selena bertanya dengan wajah khawatir.

Aku sungguh tak apa-apa, jangan khawatir—tidak, mustahil aku tak apa-apa melihat pemandangan fantastis di hadapanku sekarang!

Aku lupa dia hanya mengenakan bajuku sejak tidur semalam! Ini stimulus yang berlebihan bagi seorang perjaka yang kurang tidur sekaligus!

Sial, ini gawat.... Kepalaku....

"Tuan? Tuan!" Selena berseru keras memanggilku.

Dia nampaknya mengatakan sesuatu tapi telingaku tak bisa menangkap apa yang dia katakan.

Ah, kesadaranku mulai memudar lagi....

***

Hal pertama yang kulihat setelah membuka mata langit-langit lagi, tapi kali ini aku mengenal langit-langit ini. Aku masih berada di kamar penginapan.

Aku hendak bangkit dari kasur namun tertahan oleh sesuatu. Aku melihat ke arah lenganku yang terasa berat dan menemukan sosok Selena tertidur sambil memeluk lenganku.

"Dia menungguku selama aku pingsan?" Aku bergumam memandangi gadis Demiwolf yang tengah tertidur tersebut dan tersenyum, mengusap kepalanya menggunakan satu tanganku.

.... Kalau dipikir lagi bukankah aku terlalu sering mengusap kepala Selena? Semalam juga aku mengelus kepalanya. Sudah berapa kali aku melakukan ini?

Apa aku ketagihan oleh sensasi telinga serigalanya yang mencuat di kepalanya itu?

...

....

.....

Ya, nampaknya aku ketagihan sensasi lembut telinganya.

"Telinga Selena lembut sekali.... Hehehehe...." Aku bergumam pelan sembari menikmati kelembutan telinga Selena.

Hah! Bukan itu! Kenapa aku malah mengusap telinganya sesaat setelah bangun?! Jika ada orang menyaksikan ini aku bisa dituduh mesum!

Rais der MisfortunasWhere stories live. Discover now