42. Belum Cukup

35 12 0
                                    

Setelah kejadian tak terduga di lantai empat labirin tadi, aku dan Selena tanpa banyak berbicara memutuskan untuk menyudahi perburuan hari ini dan kembali ke permukaan—atau tepatnya kembali ke serikat petualang demi menyerahkan Magical Core yang kami dapat meski sedikit.

"Oh, tidak biasanya kau kembali dengan tiga Magical Core, Chandra." Pegawai serikat berkomentar melihat Magical Core yang kuserahkan kemudian memandangku, "Apa terjadi sesuatu?"

".... Tidak juga." Aku segera mengalihkan pandangan tak ingin membicarakan kejadian di dalam labirin barusan lebih jauh.

Pegawai serikat bangkit dan meraih kerahku memaksa diriku menatap matanya, lalu menunjuk ke arah Selena yang tak mau melepas lengan kananku, "Gadis ini jadi begitu lengket denganmu setelah kalian memasuki labirin dalam kurang dari sejam. Mustahil tak ada yang terjadi!"

"Berisik! Aku tak mau menjelaskan!" Aku berseru sambil berusaha melepaskan cengkeraman pegawai serikat pada kerahku, "Bukan masalah berarti seperti Dungeon Break lalu!"

Pegawai serikat tersebut memasang wajah ragu tetapi melihat Selena juga tidak bereaksi, dia melepaskan kerah pakaianku dan kembali duduk pada kursi di balik konter, "Yah, kalau bukan sesuatu yang benar-benar serius kurasa tidak masalah."

"Tapi, aku cukup penasaran terhadap peristiwa yang membuat gadis itu tiba-tiba menempel sedekat itu padamu," kata pegawai tersebut tersenyum penuh arti membuat wajahku terasa panas.

Aku mengabaikan perkataan pegawai serikat dan meminta imbalan yang sesuai, lalu aku menerima beberapa koin senilai 60 Ars sebelum meraih lengan Selena dan pamit pergi.

Sejujurnya, aku tidak begitu menyukai pegawai serikat yang satu ini mengingat dia lelaki—sebagai sesama lelaki, aku tak begitu suka terhadap laki-laki lain selain teman atau sahabat—dan aku tidak merasa ada hubungan seperti itu di antara kami.

Aku menghela nafas berat begitu melangkah keluar dari gedung serikat, "Aku memang tidak pandai berurusan dengan orang seperti dia."

Omong-omong, sebagian besar petualang di dalam tadi mempelototiku begitu intens. Aku penasaran, apakah penyebabnya adalah gadis yang menempel pada lenganku sejak keluar labirin tadi?

"Selena, kita sudah di luar labirin. Bisa kau lepaskan tanganku? Aku merasa banyak sekali mata menatap kita hari ini," ujarku secara perlahan menarik lengan di pelukan Selena namun gadis itu berkata tidak.

"Tidak! Aku tak akan melepas tuan!" Selena berseru cukup keras, "Jika aku melepas tangan tuan sekarang maka tuan bisa menghilang dari sisiku dan meninggalkanku sendirian di sini! Aku tidak mau itu terjadi! Pokoknya tidak!"

Suaramu, hei! Pelankan suaramu! Apa kau tak sadar kita sedang berada di depan pintu serikat?! Lihatlah, sekarang makin banyak orang yang melihat ke arah kita!

"Hei, kau dengar itu? Pria itu nampaknya memainkan perasaan seorang wanita dan berniat meninggalkannya setelah bosan. Apa kau percaya ada laki-laki sekejam itu di dunia ini?"

"Mau percaya atau tidak lelaki tersebut sedang berdiri di sana. Kita tidak punya pilihan selain mempercayai realita menyedihkan ini."

"Kasihan sekali perempuan itu. Dia mengejar pria pujaannya begitu gigih tapi pria itu sama sekali tak menanggapi perasaannya, justru lebih parah lagi dia ingin meninggalkan wanita tersebut sendirian. Lelaki macam itu benar-benar sampah di antara sampah."

...

....

.....

Ya, aku tahu hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Ini pasti itu, 'kan? Kesialanku pasti merencanakan semua kejadian penuh kesalahpahaman ini!

Rais der MisfortunasWhere stories live. Discover now