"Terima kasih" Devan langsung melangkah keluar, menyusul Kei yang sudah baru saja keluar.
"Kenapa nunggu luar?" Tanya Devan.
kei menggelengkan kepalanya, lalu berjalan cepat menuju motor Devan. Lelaki itu bingung akan sikap Kei, memang mood cewek suka berubah-ubah.
Devan langsung menyalakan motornya, dan Kei sudah duduk manis di belakanag sambal membawa tote bang yang berisi boneka.
***
Mendengar suara motor yang tidak asing, seseorang perempuan yang tengah asik menonton tv, langsung melangkah ke luar rumah dengan wajah yang penuh senyuman. Pia, adik kecil Devan berdiri di depan pintu dengan senyuman manisnya tetapi beberapa saat kemudian senyumannya hilang di gantikan dengan sorot wajah yang bingung dan merasa aneh, Saat Pia melihat dengan jelas siapa yang Devan bawa, ia tersenyum Kembali, Itu orang yang menyalamatkan dirinya saat tersesat di supermarket.
Devan menarik tangan Kei untuk berjalan ke arah rumahnya, Kei yang di gandeng terlihat salting bruntal, siapa yang ga salting coba.
"ABANG!!!" Teriak Pia yang langsung berlali menuju Devan, meminta untuk di peluk. Devan memeluk dan menggendongnya.
'Pia kangen!!!" ujar gadis kecil itu.
"Abang juga, Pia di rumah nenek baik-baik aja,hmm?" tanya Devan. Pertanyaan nya tidak di jawab, Pia justru focus kepada Kei.
"Hai, kita ketemu lagi." sapa Kei tersenyum kearah Pia.
"Kak Kei!!!" Pia memeluk Kei. Tentu saja membuat Kei kaget, namun ia segera membalas pelukannya.
"Sorry ya, Pia emang gitu orang nya." ujar Devan merasa tidak enak. Kei hanya tersenyum dan mengangguk.
Pia melepaskan pelukannya. "Kalian pacar ya? Hayoo?" Tanya Pia.
Devan tersenyum dan mengangguk.
Devan dan Kei saling pandang, lalu Kembali membuang muka. WOI! DEMI LUCINTALUNA, GUA SALTIN AJING! Batin Kei
"Ekhm! Siapa yang pacarana?" tanya wanita paruh bayah yang baru saja muncul di balik pintu,
"ABANG, BUN!" teriak Pia.
Dara, tersenyum melihat dua remaja di depannya, "Ini siapa, Bang?" tanya Dara.
Devan mencium tangan Dara lalu di ikuti oleh Kei. "Temen Deven, Tan" jawab Devan samtai.
WHAT!!!!! TEMAN? DEVAN ANJING! batin Kei murka.
Dara tersenyum meledek. "teman, ya. Ayo masuk sayang," ajak Dara menyuruh kei masuk. Kei mengangguk tersenyum, malaupun hatinya masih jengkel.
****
"Kalian duduk dulu aja disini, tante buatkan minum dulu, ya." ujar Dara.
"Tante ga usah repot-repot." Kei berdiri merasa tidak enak.
Dara tersenyum, "Ngga ngerepotin kok, kamu tunggu aja ya, saying." pinta Dara.
Kei menuruti omongan Dara ia Kembali duduk di sebelah Devan yang sedang asik memainkan ponselnya, sedangkan Pia asik memaini boneka barunya. Kei tersenyum, hangat rasanya. Saat Kei tersenyum sendiri seperti orang gila, tiba-tiba Pia menghampirinya.
"Kak Kei! Boneka nya lucu ya? Tanya Pia.
Kei mengangguk. "Lucu banget, apa lagi orang yang megang boneka nya." ujar Kei gemas.
"Pia selalu lucu, kak kei mau tau ga siapa nama boneka ini?" Ttanya Pia. Kei menggeleng.
"Namanya Emmylou, lucu kan?" Pia memamerkan boneka nya ke Kei, Kei tertawa sambal mengacak-ngacak rambut Pia.
Devan diam-diam tersenyum melihat keduanya, sambil membayangkan bagaimana jika ia sudah berkeluarga dan memiliki istri yang sangat amat cantik dan anak perempuan yang super lucu seperti Kei dan Pia.
Tak lama, Dara datang dengan tangan yang membawa nampan yang berisi air berwarna merah melekat dengan satu mangkuk yang berisi cemilan kering.
"Di minum dulu, ya." Dara duduk di sebelah Devan, yang sedang asik sendiri dengan ponselnya.
"Terima kasih, Tante." Kei langsung meminum nya, dan duduk di depan Dara.
"Cantik sekali, siapa namanya?" Tanya Dara.
"Kamu nanya?" cibir Devan, yang berujung mendapatkan pukulan kecil dari Dara.
Kei yang melihatnya, tertawa kecil. Reaksi Devan yang sangat kesakitan lucu Dimata Kei.
"Nama aku, Chynna miesya Kei. Di panggil Kei Tante," jawab Kei.
"Waah, namanya bagus sekali, cantik. Seperti orang nya, Kenalin juga saya Dara Tante Arzan. " Dara memperkenalkan dirinya.
Devan, matikan ponselnya lalu duduk di samping Kei, dan langsung mengambil minuman di depannya, meminum nya sampai habis tak tersisa.
"Gua mau ke kamar dulu, lo tunggu sini aja." Devan langsung melangkah menuju lantai dua, meninggalkan Kei bersama Dara.
Dara yang melihat kelakuan keponakannya hanya menggelengkan kepalanya, "Dasar, maaf ya Arsan main ninggalin kamu."
Kei tersenyum menggeleng. "Nggak apa-apa, Tante."
"Ohiya, Tante lagi masak nih. Kamu mau bantuin Tante? Atau main sama Pia?" Tawar Dara.
Hadeh pilihan yang sulit. Batin Kei.
"Ikut Tante masaka aja." Kei pilih membantu Dara karena ia ingin caper kepada calon mertuanya nanti, urusan masak mah belakangan!
"Yuk, ikut Tante. Kamu nanti tolong bersihin ikan ya, bisa kan?" tanya Dara.
ANJIRR, SALAH PILIH GUE. GUE GA SUKA PEGANG IKAN!!!!!
***
Tepat pada pukul 19.27 makanan sudah jadi, Dara menyuruh Devan, dan Pai untuk makan tidak lupa dengan Kei. Kei tersenyum puas saat melihat salah satu menu makanan tertata rapi, itu makanan hasil buatan Kei sendiri.
Devan turun dari kamarnya, dan Pia keluar dari arah ruang tamu sambil membawa boneka yang tadi. Devan duduk di sebelah Kei, dan Dara duduk di samping Pia.
"Waah, Makannya banyak banget!" ujar Pia, dengan mata yang berbinar-binar.
"Iya dong, kan ada Ka Kei. Ini semua Bunda di bantuin Kak Kei loh... Say, thank you sama kakak Kei," ujar Dara, membuat Kei salting setengah mati.
Alhamdulillah, lampu kuning.
"Thank you, kak Kei!" ujar Pia, dengan semangat.
"Sama-sama cantik, makan yang banyak ya," jawab Kei, yang di respon okey tanpa suara.
"Ga percaya ini buatan lo," ujar Devan, membuat mood Kei jatuh.
"Dih, emang buatan gue kok! Cobain nih, enak." Kei, mengambil satu ikan berbumbu kuning dan menaruhnya di piring Devan.
Devan mulai memakannya, ia terkejut dengan apa yang ia rasakan. Asin, terlalu asin ikan nya. Namun, ini buatan Kei, orang yang selama ini sudah ada di hati Devan.
"Enak." Satau kata, membuat Kei semangat untuk menjalankan hidupnya.
***
Hallo, maaf ya kalau kurang kerasa fell nya.
Makasih yang udah baca cerita aku...
Tunggu kelanjutannya, ya..
Maaf kalau banyak typo
MAAF JUGA JARANG UPLOAD, SOALNYA KAYA GA ADA YG NUNGGUIN JUGA ಠ ೧ ಠ
See you!!
YOU ARE READING
Devan [On going]
Teen Fiction"Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama." Saling mencintai satu sama lain, tetapi ada dinding tebal yang menghalalkan kisah percintaan mereka. Antara Rosario dan arah Kiblat. "Ada dinding pemisah, tebal dan tinggi, bernama takdir yang...
Devan || 16
Start from the beginning
![Devan [On going]](https://img.wattpad.com/cover/271152306-64-k23250.jpg)