𝑹𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔𝒉𝒊𝒑 𝒇𝒍𝒐𝒘☼︎

177 42 145
                                    

Senyum bahagia terus menerus terulas di bibir Fajar. Gagah tampan lelaki itu berjalan, bahagia sebab setelah kelulusannya tiga bulan yang lalu, akhirnya pada hari ini kembali ia kenakan seragam putih abu-abu guna mengambil ijazah. Sedangkan dirinya kini melanjutkan pendidikan di salah satu universitas terkenal di kotanya.

Cepat tangkas lelaki itu berjalan, melewati kelas-kelas yang dulu sempat ia tempatkan, atau sekedar memasuki guna bertemu teman.

Sengaja ia datang sendiri tanpa bersama teman, tujuan utamanya adalah melihat adik kelasnya yang manis. Caramel.

Rasanya lama sekali ia tak melihat Caramel dengan setelan seragam. Mengembang senyum gelinya kala kelas tujuannya hampir sampai.

XI IPA 2

Duduk Fajar pada bangku yang disediakan disetiap depan kelas, memangku satu kakinya pada tumpuan kaki sebelah, Fajar lirik jam melalui ponselnya. Tiga belas menit lagi bel berbunyi.

Anda
Hai manis!

Caramel IMCJ
Jangan ganggu, aku lg bljr_-

IMCJ adalah kependekan dari Imut Manis Cantik Jelita. Deskripsi Caramel di mata Fajar.

Baiklah. Tak ambil hati, Fajar simpan kembali ponselnya. Dari tempatnya duduk, ia tatap Caramel yang dapat dilihat dari kaca bening jendela kelas yang ukurannya sangat lebar. Tersenyum, tertawa, banyak sekali polanya berbagi cerita bersama gadis-gadis lainnya. Ketara sekali mereka sedang jam kosong.

Ah! Fajar ada ide.

Berdiri lagi Fajar dari duduknya. Berjalan ia memasuki kelas Caramel, dari depan, nampak gadis itu membelaki papan tulis guna berbagi cerita pada temannya.

"Caramel mana?" Sungguh. Benar-benar minta di geplak.

Seluruh atensi penghuni kelas teralihkan. Mereka pandangi lelaki berseragam putih abu-abu yang berdiri gagah di depan pintu. Sedikit memasuki kelas. Hampir menyatu sepasang alis tebalnya.

Nampak Caramel tak acuh pada sosok di depan sana. Asyik sekali rupanya ia bertukar cerita dengan tangan yang sesekali bergerak-gerak.

Temannya menunjuk pada sosok Fajar, cepat Caramel berbalik tubuh, ia sangka seorang guru datang. Ternyata... astaga! jantungnya hampir lompat.

Cepat-cepat Caramel keluar dari kelas.

"Kakak ngapain pake seragam SMA?" Agak tinggi nadanya bertanya. Menunjukkam betapa tekejutnya ia atas kehadiran Fajar yang tiba-tiba.

"Katanya belajar," cibir Fajar. Mencebik bibir lelaki itu dengan alisnya yang bertaut naik keatas. Ia tilik wajah Caramel yang lebih rendah darinya.

"Aish! Kakak ngapain, loh?" tanya Caramel heran.

Senyum-senyum Fajar melihat tingkah Caramel. Apalagi dengan gadis itu yang beberapa bulan ini melampiaskan kegemasannya melalui cubitan pada lengan Fajar. Sakit, tapi candu.

"Berdiri." Fajar menjawab. "Bernafas," timpalnya lagi.

"Ck! Udah ah." Nah, kan. Merajuk.

Pergi Caramel meninggalkan Fajar. Tentu saja Fajar tahan lengan Caramel, jangan sampai gadis itu benar-benar merajuk sungguhan, gawat, bisa-bisa panggilan telponnya pada malam hari tak diangkat.

Berhenti langkah gadis itu, pun dengan tubuhnya yang berbalik lambat juga terkesan malas meladeni. Gayanya saja, padahal aslinya Caramel senang bukan main. Malu, tapi ia akui bahwa ia sangat rindu.

Gaya-gaya Fajar selipkan jari-jarinya pada anak rambut, ia tarik sedikit kasar bak orang frustasi. "Ya apa lagi? Aku ke sini karena kangen sama kamu, lah."

I'm okay (END)Where stories live. Discover now