"Hiks hiks mas katakan ini tidak benar kan, katakan mas" Zora menarik kemeja suaminya berharap suaminya mengatakan ini semua tidak benar, namun suaminya hanya diam.

"Untuk apa aku melakukan kebohongan Zora? Apa kau pikir aku memberikan perhatian kepada El hanya untuk drama semata, tidak Zora aku mengenalinya, aku mengetahuinya aku dapat melihat dari matanya jika dia anakku. tapi kau, kau sebagai seorang itu bahkan tidak bisa mengenali putra kandungmu sendiri, anak yang kau lahir kan sendiri. Dan sekarang apa? Apa kau menyesal? Lihat yang terjadi anak yang dulu kau banggakan itu adalah penyebab dari luka dan kesakitan dari PUTRAKU, DIA MEMBUAT PUTRAKU CELAKA" David benar benar tidak bisa mengendalikan emosinya, dirinya terlalu kalut dengan semua ini dirinya takut jika terjadi sesuatu dengan putranya, ia masih belum menerima maaf dari putranya, ia masih belum membahagiakan putranya, ia belum menjadi ayah yang baik untuk putranya, dan sekarang ia takut, ia taku jika sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi pada putranya.

"Aku bodoh hiks aku bodohhhhhh" Zora membenturkan kepalanya pada kursi di sampingnya.

Revan langsung saja menghentikan sang ibunda.

"Bunda bunda tenang, jangan kayak gini kita tunggu sampe dokter selesai nanganin El semuanya pasti baik baik aja yah" Revan memeluk bundanya.

Tak hanya bundanya saja yang menderita akan penyesalan saat ini, dirinya begitu bahkan beribu ribu kali ia memaki dirinya sendiri, jika di nobatkan orang terbodoh maka ia adalah orang itu, orang yang tak pernah berhasil orang yang hanya memberikan kesakitan untuk adik yang tak pernah berbuat salah.

Dokter keluar dari ruangan UGD.

Sontak David langsung berdiri dan menanyai dokter itu

"Dok bagaimana kondisi anak saya El, dia baik baik saja kan?" Tanya David.

"Silahkan ikut saya" ucap dokter itu mengiring David untuk berbicara dengannya, David langsung saja mengikuti dokter itu ia berharap ini kabar baik, sangat berharap.
Mereka memasuki ruangan dokter itu, David dipersilahkan duduk di depan dokter itu.

"Dok beritahu saya kondisi anak saya" desak David.

"Begini pak sebelumnya saya minta maaf karena harus menyampaikan ini, kondisi anak bapak sedang koma bahkan jika terjadi hal kecil saja itu bisa merenggut nyawa anak bapak, benturan yang sangat keras menyebabkan keretakan pada tukang tengkorak belakangnya, dan yang paling berbahaya adalah anak bapak mengalami kebocoran jantung, ini tidak bisa  di biarkan kerusakan yang terjadi cukup parah jika di biarkan maka pasien akan kehilangan nywanya, kita haru segera menemukan pendonor untuk anak bapak dan itu harus di lakukan hari ini jika tidak saya tidak bisa menjamin anak bapak akan bertahan"
Air mata David meleleh, hal yang benar benar ia benci sekarang harus ia dengar dan terjadi pada putranya, putranya dalam hidup dan mati.

"Saya mohon bantuan bapak untuk donor itu, kita harus cepat sebelum terlambat"

"Saya akan berusaha dok, atau tidak bagaimana dengan jantung saya saja, saya masih sehat dok dokter bisa periksa jantung saya dengan begitu anak saya akan selamat" David tidak bisa memikirkan hak lain lagi, yang ia utamakan adalah keselamatan anaknya lebih dari itu ia tidak peduli.

"Mohon maaf tapi bapak tidak bisa melakukan itu, anda ingat bahwa Anda memiliki kolesterol"
( Mimin ngak tahu nih betul apa kagak ye)

"Lalu bagaimana caranya, saya tidak ingin putra saya menderita lagi, saya ingin dia hidup dok"

" Coba bapak temukan apakah ada pendonor, saya juga akan mencarinya"

David keluar dari ruangan dokter itu dengan layu dan lemas, benar benar tidak ada tenaga ia harus bagaimana saat ini.

"Yah apa kata dokter" ucap Revan tiba.

"El dia"

"El kenapa yah?"

"Dia butuh donor jantung secepatnya, jika tidak dia tidak akan selamat"

Revan juga ikutan lemas mendengar itu, ia tidak tahu bahwa akan sebesar ini.

David berjalan menuju ruangan tempat el, ia melihat lewat kaca bagaimana semua alat alat itu mengepal pada tubuh putranya.

David menghapus air matanya, ia merogoh ponsel yang ada di celananya.
Ia menghubungi orang orang yang ia harap dapat membantunya saat ini.

Mungkin sudah satu jam ia mengirim Atik ponselnya, ia tidak menemukan hasil sama sekali, semua yang ia hubungi juga tidak dapat membantu.

Ia menatap El yang ada di dalam, namun kaget saat tiba tiba tubuh El kejang kejang, ia berteriak memanggil dokter.

"Bapak silahkan tunggu disini, kami akan menangani anak bapak"

Air matanya kembali luruh melihat itu "El ayah mohon nak bertahan, ayah mohon" pinta David

Dokter keluar dari sana , menghampiri David

"Pak kita harus melakukannya sekarang, ini darurat kondisi pasien semakin menurun, jika seperti ini terus dia tidak akan bertahan hingga besok"

David menarik kerah leher dokter itu" APA YANG KAU KATAKAN, KAU SEORANG DOKTER SEHARUSNYA KAU BISA MENYEMBUHKAN ANAKKU"

"Pak saya mohon tenang, ini rumah sakit, bapak bisa menganggu ketenangan pasien lain" ucap dokter itu.

"Bagaimana saya bisa tenang jika anak saya sedang berjuang hidup dan mati disana" lirih david.

"Aku akan mendonorkannya"

Hayy Mimin comeback lagi nihh

Jangan lupa votmen ya

Pay pag

Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now