part 10

18.3K 1.2K 82
                                    

El terjatuh akibat pukulan yang mengenai dirinya, hingga membuat sudut bibirnya berdarah.
Sedikit sakit, namun ia tertawa remeh.

"Lihat bukan tuan David, bahkan saya belum menginjakkan kaki di dalam rumah anda tapi saya sudah mendapatkan pukulan. Lalu bagaimana jika saya masuk nantinya, tamparan kah? Tendangan kah? Atau pukulan dari balok kayu lagi yang saya dapatkan" ujar Arga sinis sembari mengusap sudut bibirnya itu.

"Diem lu bangsat, Lo enggak berhak bicara kayak gitu sama orang tua gua". Ucap abian.

Ya benar sekali, yang memukul El adalah Abian yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Oh orang tua Lo ya" ucap El dengan nada mengejek.

"Abian sudah, kamu tidak boleh memukul o
kakak kamu seperti itu" ucap David.

" Tapi dia pantes yah, dia dorong ayah, dia dorong bunda juga kata kasar sama ayah. Orang kayak gini memang harus dikasih pelajaran bukannya hormat sama orang tua dia malah kayak gitu, seharusnya dia bersyukur karena di cari dan diterima di keluarga lagi, tapi liat sikapnya yah sama sekali enggak terdidik" sarkas Abian.

"Kalo memang gua enggak terdidik Lo mau apa? Salah? Itu karena gua tumbuh dengan diri sendiri gua tahu cara menghormati orang yang juga tahu cara menghormati gua ngerti Lo"

Keadaan memanas antara El dan Abian.

"El kita bicara baik baik ya, ayah mohon" pinta David.

El menggeleng "ingat tuan David, orang yang dulu anda katakan sampah dan anda buang, yang dulu anda anggap tidak berguna. Saya sudah menerima itu dan sejak anda membuang saya sejak itu juga Anda bukan lagi keluarga saya, bukan lagi ayah saya. Dan sekarang anda ingin memungut sampah itu waw betapa luar biasanya anda"

"Kau cuma dibuang bukan dibunuh El, jangan berlebihan" jengah Revan.

"Cuma Lo bilang? Cuma Lo bilang anjing? Lo punya otak ngak bangsat!!" Teriak El.

"Cuma yang Lo bilang itu, gua di buang di kota orang dengan cara ngak manusiawi. Hidup antah berantah hampir mati karena berusaha buat bertahan hidup itu yang cuma Lo bilang bajingan"

" Orang tua mana yang tega mukul anaknya? Orang tua mana yang lukain anaknya sendiri? Orang tua mana yang tega usir anak kandungnya sendiri? Enggak ada bangsat! Dan cuma orang tua Lo kan keluarga ini"

Mereka semua terdiam karena teriakkan El itu, mata remaja itu memerah tangannya mengepal kuat, jika disentuh sedikit saja maka kepalan itu akan melayang.

El berbalik arah, berjalan menuju pagar rumah itu, jika disini hanya akan membuka luka lamanya.

David mengejar anaknya tapi El selalu mengempaskan tangan orang itu.

"Seharusnya Lo sadar diri anjing, udah di pungut lagi tapi ngak tahu terima kasih" ucap abian

Seketika itu emosi El meledak, cukup ia berusaha sabar dari tadi.
Ia berbalik menatap Abian Dena tatapan menusuk, berjalan ke arah pemuda itu dan

Bugh

"Gua enggak pernah minta pungut"

Bugh

"Gua enggak pernah berharap sama keluarga lo, dan jangan pernah Lo pikir gua akan mau masuk ke keluarga Lo lagi"

Bugh

Tiga pukulan menghantam wajah dan rahang pemuda itu, jika saja El tidak bisa menahan emosi mungkin sudah ia buat wajah itu tak berbentuk.

"Elga bian" teriak Zora ia mendorong El untuk menjauh dari Abian yang sudah terbaring di atas tembok itu.

"Kamu memang tidak pernah berubah Elga, kamu selalu menyakiti Abian yang tidak tahu apa apa, dia hanya menegur mu  dan kau malah memukulnya seperti ini, kau memang tak terdidik"

Hatinya berdenyut pedih mendengar kata kata yang menyakitkan itu.
Apa katanya? Hanya menegur? Bahkan anak TK pun tahu mana yang menegur dan mana yang mengatai.

"Hahaha iya iya, menegur ya baru tahu gua cara menegur yang baik itu"

"Saya memang tak terdidik nyonya Zora yang terhormat, tapi maaf saya masih punya pendidikan. Jika saya kasar mungkin itu adalah keturunan dari sifat keluarga saya oh maaf mantan keluarga saya yang sudah membuang saya"

Selesai mengucapkan itu El benar benar pergi, ia tak peduli lagi dengan yang namanya tata Krama. Untuk apa bertata krama kepada orang yang tak punya tata krama .

Ia menghentikan salah satu taksi yang ada di jalan itu, ia meminta untuk mengantarnya ke taman tempat ia di culik tadi karena motornya masih disana.

Rasanya mata El sangat berat, bahkan ia tak sanggup berkedip sama sekali, jika itu terjadi maka lelehan air mata akan turun ke pipinya. Ia berusaha menahan itu ia tak ingin terlihat lemah, ia tak perlu memikirkan keluarga itu mereka hanyalah orang asing, ya orang asing.

El sampai di taman, setelah membayar taksi itu ia langsung turun dan pergi ke tempat di mana ia meletakkan motornya. Ia bersyukur motornya masih ada disana tidak di ambil orang, jika itu terjadi tamatlah riwayatnya. Ia hanya punya satu kendaraan itu pun pemberian dari bang Rio bosnya tempat bekerja.
Dia memberikan motor itu supaya El tidak susah untuk berangkat sekolah katanya.

El melihat sisi taman yang telah kosong, anak anak tadi pasti sudah pulang, ia menyesal karena sudah membuat anak anak itu menyaksikan adegan kekerasan secara live itu.
Ia harus meminta maaf besok.

Sekarang sudah jam setengah tujuh, El berpikir untuk langsung menuju bengkel saja, lagian ia juga tak membutuhkan barang² lain.
Walaupun Susana hatinya tak baik, namun ia memiliki tanggung jawab pekerjaan jadi ia harus menyelesaikan tanggung jawabnya itu.

"Assalamualaikum" salam El saat tiba di bengkel.

"Waalaikumsalam" jawab Ateng dan atong.

"Shalom El" jawab bang Rio, El hanya nyegir.

"Tumben bang, kagak waalaikumsalam gitu" candanya.

"Enggak ya, makin banyak dosa gua nanti" elak bang Rio.

"Lah lu memang dah punya banyak dosa juga bang" sahut Ateng.

"Tahu tu, pas koid langsung di tendang ke neraka lu" sahut atong juga.

"Eh sorry ye gua ini anak Baek baek jadi pahala gua banyak"

"Lah mana ada, setiap hari kerjanya cuman ngezolimin kita doang ya kan?"

"Betul betul betul" jawab Ateng.

"Dah lu Upin Ipin diem, selesain aja tu motor"

"Iya bosssss paham "

"El masuk gih ganti baju"

"Siap bang" jawab El

"Eh eh tunggu" ucap bang Rio menahan El.

"Hmm kenapa bang?"

"Lu bawa orang?" Tanyanya.

"Bawa orang, maksudnya? Gua sendiri kok" jawab El.

"Itu mobil di seberang jalan rasanya nyampe pas banget lu tiba disini dah"

El memperhatikan mobil itu, namun tak ada yang aneh pikirnya.

"Ah itu mah pikiran Lo doang bang, dah ya gua masuk"

Namun Rio tetap tidak percaya, ia yakin mobil itu mengikuti El sedari tadi.

Hloooooo guysss

Mimin comeback nihhhh

Semoga suka ya, jangan lupa votmen nya

Pay pay


Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now