part 30

12.7K 1K 30
                                    

El bersama teman temannya tengah duduk di kantin selesai dengan pertandingan yang cukup melelahkan itu mereka segera mengganti pakaian lalu ngacir ke kantin.
Dan tepatnya saat ini mereka tengah menikmati semangkuk bakso dan teh es masing masing.

"Anjir bahagia banget gua liat muka si songong tadi" ujar Ken tertawa

"Bener njir gua tebak tu orang sombong dari awal pasti ngira bakal menang lah akhirnya mental down kan di kalahin sama master bakset haha" tawa bintang.

"Dah karma itu, siapa suruh mau curang akhirnya kena batu sendiri malu ngak tuh" ujar Ardy ikutan.

El dan erlino hanya mendengarkan ghibahan temannya, lagipula memang benar juga ucapan mereka itu adalah karma untuk abian.
Sebenarnya jika saja El tidak fokus bermain mungkin ia akan terkena jebakan dari Abian tadi dan mungkin saja kakinya bisa cedera.
Namun untunglah orang yang berniat jahat pasti akan kembali padanya bukan.

Baik selesai dengan perlombaan itu, hari ini mereka pulang sekitar jam satu, El pun juga belum akan pergi ke bengkel jadi kesempatan itu di pakai mereka untuk bermain alias nongkrong di tempat biasa.
Mereka mengendarai motor masing masing hingga mereka sampai di cafe tempat biasa.

"Tumben jam segini Dateng?" Ujar bang zico sang pemilik cafe, lelaki itu cukup tampan dengan tinggi 180, rahang tegas, alis tebal, bibir s*ksi, bola mata coklat, rambut hitam dan badan juga kekar di tambah ada roti sobeknya.
Anjayyy lancar kali haluku ini😭🤣

"Cuma classmeet bang, lh lu juga jam segini tumben ada biasanya kagak pernah nongol" jawab Ken.

Ya mereka berbicara santai karena bang zico juga tak mau formal formal begitu lagian mereka hanya berjarak tahun saja.

"Yaudah duduk sana santai aja, kalau ada yang mau pesen aja hari ini kalian gratis mau makan apapun" ujar bg Zico.

Tentu saja itu menimbulkan kebinaran pada mata El dkk, minus El sama er ya.

"Bang sumpah Lo yang terbaik hari ini" ucap Ken memberikan dua jempolnya.

"HM iye hari ini kan, pas makan gratis muji lu" dengus bg Zico.

"Hehe harus donk, sekalian gua doain semoga cafenya makin lancar dan jaya"

"Aminn"

"Biar sering dapet gratisan heheh" lanjutnya.

"Serah dah, pusing aja ABG mau ke atas dulu" pamit Zico.

"Seep bg"

Merekapun memilih tempat duduk, sembari bercengkrama dan menikmati makanan yang mereka pesan.

Mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam berada di cafe itu, itupun Ken sama bintang kudu di seret dulu baru mau keluar, kalo kagak bisa bisa hari ini tu cafe bangkrut.

Selepas berpisah dengan teman temannya El langsung menuju kostannya, bukan untuk mengganti pakaian namun untuk istirahat. Hari ini ia akan masuk malam saja soalnya jiwa ke mageran El lagi kambuh jadi dia males buat kerja dulu.
Eh tapi cuma sekali kali banget kok, lagian kalo kerja terus yang ada dianya sakit kan.

Sesampainya didepan kostan El terbelalak kaget waktu liat pintu kostannya kebuka lebar, ia yakin seratus persen itu pintu di kunci waktu pergi sekolah, dan bahkan kuncinya masih di saku El.

El buru buru turun dari motor dan masuk kedalam, pikirannya hanya satu yaitu kostnya kemasukan maling.
Soalnya kostan kosong semua para penghuninya lagi pergi.

Dan sampe didalam El lebih di kaget kan lagi karena ada sesosok orang lagi duduk di atas karpet.

"El kamu sudah pulang" sapa orang itu tersenyum pada El yang masih kaget.

"Anda ngapain disini? Kok bisa masuk" El langsung saja bertanya to the poin pada sosok itu yang tak lain adalah David.
Ya lelaki itu duduk dengan tenang di atas karpet, sembari memegang sebuah tablet di tangannya.

"Ayah ingin melihatmu apa salah?" Tanyanya.

"Ya salahlah masuk kost orang tanpa izin, malah buka pintu lagi kirain maling tadi untung kagak di gebuk" cerosos El.

David terkekeh mendengar kecerewetan anaknya itu, tak pernah rasanya ia mendengar El berbicara yang panjang dan enak didengar.
Bahkan dulu ketika anaknya bicara saja ia akan memotong dan memarahinya ia tidak sadar ternyata anaknya itu mempunyai suara yang indah dan juga lucu.

"Sekarang pergi" usir El begitu saja.

"Nak ayah cuma ma-"

"Gua bilang pergi budeg apa?" El tidak menaikkan suaranya hanya datar saja, takutnya jika ia berteriak para tetangga di sekitar ini akan keluar nantinya.

"Sejak kapan gua anak Lo, gua bukan anak Lo kita ngak punya hubungan darah sama sekali jadi Lo ngak bisa manggil gua anak" ucap El.

"El jangan berbicara seperti itu, ayah tahu salah tap-"

"Bukan karena masa lalu, tapi memang itu kan kenyataannya gua memang bukan bagian dari keluarga kalian makanya Lo selalu kasar sama gua kan, akhirnya setelah bertahun tahun gua tahu alasan kenapa Lo selalu kasar sama gua dulu ternyata jawabannya gua bukan anak Lo jadi wajar aja " El memotong ucapan David mengeluarkan uneknya.

"El tidak nak bukan seperti itu"

"Bukan apa? Jelas jelas istri Lo bilang kalo gua bukan anaknya dia sendiri yang bilang, terus atas dasar apa Lo bilang bukan itu?"

"El yang kamu dengar hanya dari bunda kamu kan, kamu ngak dengerin ayah jangan percaya itu El, itu enggak bener"

"Ngak bener apa lagi sih, dia terang terangan di depan gua sama temen temen gua bilang kalo Abian anak kandungnya dan gua bukan anak dia kurang jelas apa lagi? Kuping gua masih berfungsi dengan baik asal Lo tahu itu" wajah serta mata El memerah menahan emosi dalam dirinya, kembali ia terbayang bagaimana dengan lantangnya Zora mengucapkan Abian adalah anaknya dan dia bukan anaknya, hati anak mana yang tidak terluka ketika mendengar itu dari seseorang yang dulu selalu ia harapkan kasih sayangnya.

Greb

David menarik El kedalam pelukannya, ia tahu beban yang ditanggung anaknya ini sangat berat bukan hanya fisiknya saja yang lelah namun mentalnya juga, dan salah satu penyebabnya juga ia sendiri.

Anak ini pantas mendapatkan kebahagiaan, namun ia selalu memberikan kesakitan saat dia kecil hingga anak itu pergi dan ia tak tahu bagaimana anak itu tumbuh menjadi remaja seperti sekarang.
Bukan hal yang mudah untuk hidup sendiri di kota orang.

El berusaha mendorong David yang memeluk dirinya dengan erat, dia bahkan memukul punggung David namun itu sama sekali tidak dihiraukan oleh David, dirinya malah tambah mengeratkan pelukannya..

"Lepasin gua" ucap El

"Maaf maaf ayah udah buat kamu menderita, seharusnya kamu bahagia seharusnya kamu bisa menikmati masa kecil dan remaja kamu dengan baik tapia yah mengacaukannya ayah kasar sama kamu ayah jahat sama kamu, maaf nak maaf " El sangat tertegun dengan ucapan yang di lontarkan David.
Suara ini tulus dan lembut, dan hak yang lebih mengejutkan adalah pundak El basah, ia tidak perlu bertanya kenapa itu.

David menangis, ya dia menangis ini adalah pertama kalinya El melihat itu.

Dulu ekspresi yang ditunjukkan David hanyalah wajah datar atau tidak marah hanya itu.

Dan sekarang ia tidak tahu harus bagaimana orang ini menangis meminta maaf kepada dirinya.

Halooo guysss Mimin comeback lagi nihh

Semoga kalian suka ya
Jangan lupa votmen juga.

See you next time

Pay pay

Elgara Bramasta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang