Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
maaf typo karena ngebut, aku salah liat tanggal soalnya🥲 •••
Hari ini adalah hari kepulangan Chanyeol selepas dari tugas dinas di Pohang, Gyeongsangbuk-do selama 6 bulan. Tanpa hari libur, tanpa hari izin. 6 bulan saling tak bertatap muka—juga tak menyaksikan tumbuh kembang anak-anak mereka. Mau tak mau, namun ini adalah pilihan sejak awal bagi Baekhyun untuk menjadi suami seorang tentara, bukan?
Rindu? Tentu. Sudah pasti.
Perasaan berdebar tak karuan itu akan selalu menghantui Baekhyun. Mungkin hingga sang suami pensiun dari dunia kemiliteran.
Terakhir kali mereka berkomunikasi melalui sambungan telepon kira-kira 17 hari yang lalu. Singkat dan jelas. Chanyeol memintanya untuk tidak menjemputnya di base. Baekhyun tentu ingin protes, namun memilih bungkam saat mengetahui itu adalah permintaan telak sang suami.
'Tapi Paman berjanji akan langsung pulang ke rumah, kan?' suara sendu itu mati-matian terdengar tegar.
'Iya, sayang'
'Kami sudah menantikan kepulanganmu sejak lama. Ku mohon untuk tidak mengingkarinya!' mulai terdengar isakan tertahan di seberang sana.
'Setibaku di Seoul, aku harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Lalu, akan menghadap Jenderal untuk mengembalikan suatu berkas. Prosesnya sedikit akan lama namun ku pastikan akan segera tiba di rumah sebelum langit menggelap'
'.....'
'Halo? Sayang?'
Isakan kecil itu terdengar pahit—cukup membuat hati Chanyeol ikut mendung, 'B-baiklah'
'Aku harus mengakhiri panggilan ini. Sampai jumpa 17 hari yang akan datang. Aku mencintaimu, bocah kecil' lalu menutupnya tanpa menunggu balasan dari Baekhyun.
Kira-kira seperti itu.
Dan hari ini adalah hari yang telah ia tunggu-tunggu. Duduk diam namun sesekali mengecek ponsel dan jendela. Yang di maksud tak kunjung datang. Khawatir, tapi tak memiliki kuasa untuk berteriak. Apalagi kini langit telah menggelap, dan hanya ia dan Hyunmin yang berada di rumah.
