21. Semangat Nara

Start from the beginning
                                    

Melihat Kelvin yang sudah menghilang di balik pintu, Nara mengambil jam wekernya untuk mengecek jam. Perasaan ia hanya tidur sebentar kenapa sudah pagi? Dan kenapa tiba-tiba ia ada di kamar padahal kemarin ia di ruang tamu?

Mata Nara melebar, "gila Kelvin! Ini baru jam enam! Padahal 'kan ulangannya mulai jam delapan."

Nara menghempaskan tubuhnya. Menarik selimut sebatas dahi lalu menendang-nendang selimutnya kesal. Sudah Nara bilang bukan. Ia lebih suka sendirian di rumah.

༺♥༻

"Mama!!" Nara menempel benda pipih itu di telinga.

"Jangan teriak-teriak nenek masih tidur, ada apa?" Sontak Elvi menjauhkan ponselnya.

"Oh! Keadaan nenek sekarang gimana ma?"

Diseberang sana Elvi keluar dari ruang inap, "Nenek kamu sudah mendingan, kata dokter besok sudah boleh pulang."

"Titip salam ya, ma. Nara kangen sama nenek,"

"Mungkin nenek nggak mengharapkan itu dari Nara..." Tanpa sadar cairan bening luruh dari pelupuk matanya.

Elvi menahan untuk tidak menangis. Ia tahu bahwa putrinya menangis mengingat akan masa lalunya, "hallo, Nara kamu kenapa?"

Nara mengusap air matanya yang sempat mengalir, "enggak ada apa-apa kok, ma. Lupain aja hehe,"

"Oiyaa, kamu sama Kelvin udah sarapan?" Tanya Elvi mengalihkan topik.

"Lohh kok mama tau? Pasti mama nyuruh Kelvin untuk ke sini 'kan?"

"Mama khawatir kalau kamu sendiri di rumah, Nara. Kemarin mama hubungin kamu tapi kamu nggak angkat telepon. Jadi mama bilang sama tante Dinda buat jagain kamu."

"Tapi enggak Kelvin juga kali, maa."

"Mama tau gak. Dia itu ngeselin banget ma, masa jam segini Nara di bangunin padahal 'kan ulangannya mulai jam delapan."

Elvi terkekeh geli.

"Kok ketawa sih, ma?"

"Habisnya kamu susah di bangunin." Ucap Elvi di sertain tawa yang pelan.

"Enggaklah, ma," Nara berdecak kesal.

"Iya iya. Kamu sarapan apa, nak?"

"Mana Nara tau, sarapannya Kelvin yang buat. Ini aja Nara baru bangun." Balas Nara acuh.

"Ga boleh gitu, Nara. Kamu itu tuan rumah, seharusnya kamu yang buatin sarapan. Belajar dong masak jangan makan aja taunya."

"Iya iya, ma. Nara tutup teleponnya. Bye!" Panggilan itu di akhiri oleh Nara.

༺♥༻

Nara telah selesai memakai seragam. Rambut di kepang satu seperti ekor kuda. Hari ini Nara tidak memakai make up apapun, ia hanya memakai sunscreen dan lip blam saja.

Prinsip yang ia miliki saat ini ngapain juga riasan toh juga gak ada yang suka.

Nara menuruni tangga sembari memasang dasinya yang kelihatan tidak rapi. Karena fokusnya teralih pada dasi kupu-kupu itu. Nara tidak menyadari bahwa tangga paling bawah cukup tinggi tak lupa pula sepatu sneaker yang ia kenakan juga cukup tinggi.

Pada pijakan tangga paling bawah, tanpa di sangka kakinya keseleo sehingga membuat gadis itu kehilangan keseimbangan dan terhuyung ke samping kanan.

Kelvin keluar dari dapur. Melihat hal itu ia bergerak cepat untuk menangkap Nara dengan tangan kanan ia letakkan pada bahu Nara, sedangkan tangan kirinya terletak di pinggang gadis itu.

KELVINARWhere stories live. Discover now