Sixth Sense Destiny ►YJW◄ [Hiat]

14] S.S.D : First Disturbance

Halo apa kabar. Author akan melanjutkan chapter berikutnya. Sebelum itu silahkan baca chapter sebelumnya jika lupa akan alur, sekian selamat membaca..

¤¤¤

Sixth Sense Destiny •YJW•

Genre story : Fiksi, Paranormal, Horror.

◈
◈
◈

✞Happy Reading✞

Typo!

Sesuai perintah sang guru, akhirnya Juan datang. Satya menunggu di luar ruangan. Berniat ingin ikut masuk, Juan melarang.

Entah apa yang guru dan temannya itu bahas di sana. Satya sangat ingin tahu. Terlihat jelas dari depan pintu yang sedikit terbuka, Juan hanya diam tak bergeming di sana.

"Juan, saya sejak tadi bertanya kenapa diam saja. Jika ada sesuatu yang mengganggumu bicaralah." perintah sang guru. Sedangkan lawan bicaranya hanya menatap sekilas setelah itu berpaling.

"Maaf untuk tindakan saya sebelumnya." hanya itu yang Juan katakan.

Sang guru nampak lelah. "Saya dengar dari murid di sini, kamu pernah terlibat dalam menangani hal aneh di sekolah ini. Yang harusnya Satya yang  turun tangan. Apa saya benar?"

"Saya hanya inisiatif menolong."

"Apa kamu sadar situasi apa yang kamu hadapi saat itu?"

Hanya anggukan samar Juan lakukan.

"Juan, saya tahu alasan kamu dipindahkan di sekolah ini. Kejadian di sekolah lamamu mengenai kejadian diluar nalar yang sering kali terjadi, kamu sering terlibat masalah dalam kejadian itu. Sebab itulah orang tuamu hawatir dan memindahkan mu disini." jelas sang guru. Karena memang benar faktanya dan Juan tak dapat menyangkal.

"Nak, saya hanya ingin kepribadian kamu berubah disini. Saya harap kamu dapat menahan sesuatu yang dapat mendorongmu untuk mengulangi hal yang sama di sini. Semua demi kebaikanmu sendiri, Juan."

"Saya mengerti, pak. Maaf dan terima kasih."

"Sudah. Kali ini saya memaklumi. Tapi lain kali saya mohon jangan pernah ikut terlibat lagi. Saya hanya menyampaikan apa yang orangtua kamu percayakan kepada Saya di sini."

Juan hanya mengangguk. Setelah kepala sekolah memaafkan, segera Ia keluar untuk kembali ke kelas.

"Bagaimana? Beliau berkata apa?" tanya Satya.

"Kau sudah dengar sendiri tadi." ketusnya berlalu meninggalkan Satya begitu saja.

ꕥꕥꕥ

"Baiklah, formulir itu harus sampai pada orang tua masing masing, lalu mintalah tanda tangan sebagai persetujuan mengikuti kegiatan ini. Kalian paham?"