Sixth Sense Destiny ►YJW◄ [Hiat]

7] S.S.D : White Teddy Bear

Sixth Sense Destiny •YJW•

Genre story : Fiksi, Paranormal, Horror.

◈
◈
◈

✞Happy Reading✞

Juan memandangi kalung yang masih belum dipakainya. Bahkan Sean bosan sendiri melihat Juan yang duduk diam di ranjang.

'Apa yang sedang Kau pikirkan?'

Juan tak menjawab. Jusrtu Ia terus teringat saat Alana memberikan kalung itu di sekolah.

'Kau teringat gadis itu?' Sean menjeda ucapannya sesaat, lalu menatap Juan lebih dalam. 'Kau tertarik padanya?' sambungnya.

"Jangan asal bicara," ketus Juan.

'Kau beri Dia apa sebagai ucapan terima kasih?'

"Apa perlu? Aku telah mengucapkan terima kasih kepadanya langsung. Itu sudah cukup."

Sean beralih duduk tepat di samping Juan. 'Kau ini bagaimana. Harusnya kau beri sesuatu agar dia senang sebagai ucapan terima kasihmu. Jika bukan karenanya, kau tak akan mendapatkan kalungmu lagi!'

Juan merebahkan tubuhnya di ranjang sembari berfikir. Ucapan Sean benar, jika bukan Alana yang menemukan kalungnya, entah bagimana nasibnya saat ini.

"Lalu apa yang harus ku lakukan," gumamnya.

'Berilah sesuatu yang Ia suka.'

"Aku bukan Satya yang sangat mengenalnya."

'Kau tanyakan saja kepada temanmu itu. Siapa namanya tadi?'

"Satya."

'Kau tanyakan saja padanya, apa yang disukai gadis itu.'

"Satya akan memganggapku aneh jika tiba-tiba Aku tanyakan hal itu."

'Apa salahnya Kau menjelaskan yang sebenarnya. Lagi pula bukankah dia sudah tahu siapa dirimu?'

Benar. Bahkan Juan ingat jika sebelumnya Ia harus memberi jawaban kepada Satya, mengenai permintaan-nya saat di ruang kesehatan siang tadi.

"Aku teringat, siang tadi dia terluka karena membantu seorang siswa yang dirasuki sosok jahat di sekolah. Bahkan sebelumnya dia sudah sering melakukannya seorang diri melawan Mereka. Dia memintaku bekerja sama melindungi siswa\i lain yang kemungkinan dapat mengalami hal serupa suatu hari. Bagaimana meurutmu, haruskah Aku turun tangan juga?"

'Aku rasa tak ada salahnya kalian bekerja sama. Hanya kalian berdua yang mampu melindungi murid sekolah itu.'

"Ingat jika tak ada seorang pun yang tahu kemampuanku, Sean. Aku tak ingin mengalami hal serupa seperti di sekolah lamaku. Aku hanya akan dikucilkan nanti."