Sixth Sense Destiny ►YJW◄ [Hiat]

13] S.S.D : Something to Hide

Apakabar kalian.. Sebelumnya aku minta maaf banget karna lama aku hiatus gegara ujian kemarin, kali ini aku lanjutin chapter berikutnya untuk 'S.S.D'.

Jadi, aku saranin baca chapter sebelumnya kalo kalian lupa alur. Atau dari awal juga gapapa kalo sanggup:v

Dan juga maaf kalo kelamaan gak update. Kedepannya aku usahain pelan-pelan sampai tamat, semoga.

►◇◄

Sixth Sense Destiny •YJW•

Genre story : Fiksi, Paranormal, Horror.

◈
◈
◈

✞Happy Reading✞

Setelah mendapat ijin tuannya mengambil waktu untuk sendiri, kini Sean sudah bersama Juan beberapa menit lalu. Datang dengan wajah pucat lesunya, Juan paham. Sean sebenarnya belum siap mengatakannya. Namun Ia harus tahu meski sulit.

Saling membisu di toilet sekolah terasa canggung bagi keduanya. Sean putuskan memecah keheningan dengan suara sayunya. 'Juan.'

Juan diam. Masih fokus dengan kegiatan membasuh wajahnya.

'Apa harus ku katakan sekarang?'

Masih sama, hal itu membuat Sean sedikit kesal karena diabaikan.

'Juan aku bertanya padamu!'

Akhirnya Ia tatap sosok itu kaku. "Kau bahkan masih berat mengatakannya. Apa setelah aku tahu semua, kau akan tenang dan lega?"

'J-juan..'

"Aku tahu sebenarnya kau berat memberi tahuku. Tapi kau harus, dan apapun itu aku harus tahu, Sean."

"Dan kau hanya butuh waktu." imbuh Juan.

Sean tak menyangka. Pemikirannya tak pernah diduga. Ia fikir Juan akan memaksa atau memarahi untuk tahu alasannya. Tapi ternyata Ia salah. Juan begitu tenang menyikapi. Dan begitu peduli padanya meski kerap kali Ia telah membohonginya.

"Apapun itu, katakan semua padaku. Tidak harus sekarang. Tapi jujurlah padaku, Sean. Untuk sekarang lupakan sejenak permasalahan kita. Aku hanya.. Merasa takut akan hal lain."

"Jadi, aku membutuhkanmu untuk selalu bersamaku. Apa kau bisa, Sean?" pinta Juan penuh harapan.

.
.
.

"Tidak seperti biasanya kau bawa mobil?"

"Karena Juan pun akan pulang bersama kita nanti."

Alana sedikit tersentak. "Sungguh? Kenapa!?"

"Kenapa? Kau, tak suka?"

"T-tidak. Hanya saja, kau yakin dengan sikap angkuhnya itu. Kau yakin jika dia menerima tawaranmu?" bisik Alana.