6] S.S.D : Satya Facts

421 86 10
                                    

Sebelum baca chapter ini, ku saranin baca chapter sebelumnya supaya nyambung di bagian ini. Kali aja Kalian lupa..

•••

Sixth Sense Destiny •YJW•

Genre story : Fiksi, Paranormal, Horror.



✞Happy Reading✞ 

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

✞Happy Reading✞
 

Terbilang masih sangat pagi Juan sudah berada di sekolah. Belum banyak Murid yang sampai. Ia berjalan menyusuri koridor dengan tak pedulikan beberapa tatapan beberapa Siswi yang berpapasan dengannya. Entah tatapan kagum atau sindiran sudah sering didapat.

Sampai di depan kelasnya, Ia melihat seorang Siswa duduk seorang diri. Bahkan hanya ada dirinya di kelas itu. Tapi, Siswa itu menatap ke arah kursi kosong di samping dan seperti berbicara sesuatu. Tapi ingat jika Satya seorang diri di sana.

Benar, Satya terbiasa berangkat lebih pagi mendahului Murid lain. Dirinya belum menyadari jika Juan sedari tadi memandanginya dari depan pintu.

"Satya" Juan memanggil. Siswa itu sadar dan berbalik menyapa. "Juan, Kau berangkat pagi sekali"

Kenapa harus terkejut. Dirinya saja sudah terlebih dahulu di sana. Apa Anak itu berangkat sejak subuh tadi? Seperti itulah isi kepala Juan.

"Kenapa berdiri di sana. Masuklah"

Juan berjalan ke bangkunya dengan sesekali melirik Satya yang juga terus menatapnya dengan senyuman. "Kenapa Kau terus menatapku?" sungut Juan.

"Tidak. Aku hanya senang. Sepertinya Kau satu-satunya orang yang bisa melihat-nya di sini" Satya masih tersenyum. Juan menatapnya tak mengerti. Siapa yang Satya maksut?

'Aku rasa temanmu ini sedang membicarakan Pria yang duduk di bangku sampingnya' sahut Sean.

Juan melirik bangku kosong itu. Memang benar jika terdapat sosok Pria yang juga menatapnya datar. Dan Juan tahu dengan siapa Satya berbicara sebelumnya. Apa mungkin Satya juga bisa melihat sosok itu?

Tak lama beberapa Teman kelasnya mulai memasuki kelas.

"Kapan-kapan jika Kau ingin tahu, Akan Aku ceritakan padamu," setelah mengatakan hal itu, Satya membenarkan posisi duduknya dan beralih menyapa teman sekelas yang baru berangkat. Sedangkan Juan terdiam tak faham.

"Alana."

"Pagi, Satya.." Gadis itu tersenyum dan melambai.

"Baru sampai?"

"Papa berangkat ke kantor pagi sekali. Jadi Aku menaiki bus tadi," Alana beralih menatap Juan yang juga memandanginya dan Satya datar. Bermaksut baik memberi sapaan pagi, Juan malah berpaling dan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja. Sepertinya Ia tak suka.

Sixth Sense Destiny ►YJW◄ [Hiat]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz