Okeyy seperti yang mereka rencanakan, El dan teman temannya berkumpul sekitar jam 3 sore untuk latihan di lapangan tak jauh dari kost El.

Kemampuan mereka itu sudah seperti pemain basket lainnya, mereka punya bakat hanya saja tidak disalurkan.

"Eh lawannya siapa aja?" Tanya Ardy.

"Hmm lumayan sih, ada anak ekskul basket di sekolah, anak sebelah IPA 2 sama IPA 3 juga ada anak kelas 10 sama sebelas sih yang gua tahu" jawab bintang.

"Buset banyak bat"

"Ya maklum lah para lelaki kan banyak disekolah njirt, kalo ngak basket mereka ngapain? Nari?"

"Ya ngak biasa aja gitu peserta lombanya banyak" sahut ken.

"Tahu pada dapet hidayah mungkin" jawab bintang.

Sedangkan erlino dan El hanya mendengarkan teman temannya tanpa mau ikut berbicara.

Setelah pulang dari latihan basket El langsung saja menuju bengkel untuk kerja.

"Bang Rio mana bang?" Tanya El pada bg Ateng.

"Tadi dia pergi El, dia juga pesen nanti lu yang tutup bengkel ya"

"Okeyy bang"

El pun mulai bekerja dari jam 6 sampai jam 11 malam setelah itu ia menutup bengkel.

El sampai di kostannya, ketika akan membuka pintu bang Zidan selaku tetangganya itu memanggil dirinya.

"El baru pulang kerja?"tanyanya.

"Iya bang"

"Ini tadi ada titipan dari orang yang kemaren" ucap Zidan memberikan kantong plastik yang berisi entahlah dia juga tidak tahu bukan.

"Ah makasih bang, maaf ya jadi repot"  ujar El sungkan.

"Biasa aja lah, yaudah abg masuk dulu ya mau tidur soalnya" pamit Zidan memasuki kostnya.

El meletakkan bungkusan itu di atas meja, dia tahu it berasal dari Ravin yang setiap malam selalu mengantarkan makanan namun ia tidak pernah bertemu dengannya.
Jika saja ia bertemu dengan Ravin maka ia akan memukul wajah orang itu supaya mengerti agar tidak mengirimkannya makanan lagi.

Karena hari setelah ia bertemu Zora di cafe waktu itu ia melarang Ravin untuk menemuinya lagi, ia mengatakan mereka tak ada hubungan sama sekali jadi berhenti untuk mengganggunya.
Namun sepertinya orang itu tidak mengerti dengan bahasa yang baik.

Baik hati kemarin sudah berakhir dan berlanjut dengan hari sekarang, hari dimana El dan teman temannya akan melaksanakan lomba.

Mereka sudah memakai baju basketnya masing masing, waw sangat sangat tampan.

Pada hari ini lomba yang dijalankan hanyalah lomba basket saja sampai mereka menemukan pemenang nantinya.

Babak pertama yaitu antara anak kelas sepuluh tim A dan sebelas tim A permainan itu dimenangkan oleh kelas sepuluh tima A.

Babak kedua antara kelas sebelas tim B dengan kelas dua belas tim B permainan itu dimenangkan oleh kelas dua belas tim B.

Babak itu terus berlanjut peserta lomba yang awalnya berjumlah 7 tim itu kini tersisa 3 tim saja, yaitu tim kelas sepuluh A, tim kelas dua belas tim A dan B.
Lebih tepatnya tim A dan B itu adalah tim El dan Abian.
Ya El sedikit kaget ingat sedikit saat ia melihat peserta lomba yang ternyata ada nama Abian, entah kenapa rasanya ia ingin memenangkan lomba itu.

Okeyyy babak semi final selesai meninggalkan pemain final tim El dan Abian.

Babak itu dimulai dengan panas, dengan kedua kubu saling menyerang dan menentukan strategi untuk menang.
Tak Alang satu atau dua kali tim Abian melaksanakan kecurangan demi memenangkan perlombaan.
Namun tentu El sudah memikirkan itu semua, ia tidak akan membiarkan anak itu menang lomba dengan taktik liciknya.

1 menit adalah waktu yang tersisa untuk mencetak poin lagi, mereka seri, detik detik inilah yang akan menentukan pemenang.

El mengiring bola dengan lihai dan tentu Abian mengejarnya, bocah itu sangat berusaha untuk menjatuhkan El.
Namun sayang atau beruntung bocah itu terkena karmanya sendiriiii.
Berniat untuk mendorong El yang ada  dirinya yang jatuh dengan kakinya yang  bisa dibilang terkilir mungkin.
Abian terduduk sembari memegang pergelangan kakinya yang terasa sangat sakit.

Prittttttt

Bunyi peluit dari wasit.

"Pemenang adalah tim A dari  duabelas IPA 1"

"Yeayyyyy" sorak Sorai dari anak IPA 1 pun menggema di lapangan itu begitu juga dengan para suporternya.

El berjalan menuju Abian yang sudah di gotong ke tepi lapangan.
Ia mendekati anak itu serta berbisik

"Gua menang loser" ucapnya bersmirk.

Lihatlah wajah El dengan tampang mengejek itu.

"Makanya kalo main itu jujur, kena karma sendiri kan" ejek Ken berlalu membawa El.

Halooo guysss Mimin comeback lagi.

Sampe sekarang Mimin masih mikirin buat alurnya abian ( karma)
Mimin ngak mau gegabah takutnya ngak feel nantinya.

Kalian bisa saran juga buat alurnya.

Pay pay

Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now